BAB 34~Aku Rindu..

72 9 0
                                        

"Aku akan nyaman, apabila kamu selalu ada disampingku... "

***

Rahel melangkah kan kakinya masuk ke dalam apartemen.

Tak tahu, yang pasti saat ini ia dilanda gelisah. Padahal tidak ada masalah apa apa.

Ceklek

Rahel membuka pintu ruangannya pelan lalu mulai melangkah masuk.

Deg!

Dirinya terkejut, bahkan lebih dari kata terkejut. Didalam apartemennya terdapat tiha orang yang mampu membuatnya tak berkutik.

"Mah..."

"Pah..."

"Ka..."

Lirih Rahel saat melihat tiga orang itu yakni mamah, papah, dan kaka nya.

Rahel sangat rindu, sangat! Rasa rindu itu tak bisa ia ungkapkan dalam sebuah kata kata.

"Rahel kangen...."suara itu sangat memilukan.

Reno, papah Rahel maju mendekati Rahel.

Tanpa aba aba ia langsung menampar pipi Rahel kencang.

Plakk

Rahel terdiam mendapat perlakuan seperti ini. Haha, tuhan apa ini yang engkau berikan pada Rahel?!!!

Riska, mamah Rahel maju lalu menjambak rambut gadis berwajah cantik itu.

"Aww... "

Sakit? Tentu, bahkan ini lebih dari segalanya! Kini bukanlah fisik yang luka, namun batin.

Apa selama bertahun tahun mereka tidak merindukan Rahel? Apa selama ini mereka tidak memikirkan gadis dingin dengan sejuta kesedihan didalam hidupnya itu?

Haha apa boleh untuk kali ini Rahel menangis?

"Kamu anak murahan!!! Pergi kamu dari sini!!"bentak Reno.

"Kamu hanya sampah Rahel, kamu pantas hidup diluar sana!!! Kamu sudah tidak suci lagi!!"

Hatinya sakit, rasanya sangat memilukan. Mungkin menangis adalah cara terbaik untuk saat ini, tapi apakah menangis akan mengubah segalanya?

"Apa salah aku?...."lirih Rahel.

Reno mendekat, mencekik Rahel kuat.

"Karena ulah kamu,saya dipenjara selama bertahun tahun! Dan karena kamu juga saya kehilangan harta!! Kamu pembawa sial Rahel!! Benar kata Rachen kamu hanyalah hama dikeluarga saya!!!"

"Kenapa kalian begitu membenciku? Apa salah aku sampai kalian begitu menginginkan aku buat pergi! Kenapa....."bela Rahel.

"Karena kamu saya harus mendekam dipenjara! Saya benci kamu! Kamu tidak pantas berada disini! Pergi kamu,PERGI!! "

Reno terus mendorong Rahel sampai gadis itu terjatuh.

"Ka, apa lo ga ada rasa iba liat gue? Apa lo lupa saat dulu gue dijahilin teman teman lo selalu bela gue sampai harus lo yang kena buly? Ka... gue kangen lo yang dulu.. lo yang selalu menyayangi gue tanpa batas, lo yang selalu ada buat gue... tapi kenapa lo sekarang beda? Lo sekarang seperti iblis ka, lo jahat...."

Rachen diam mencerna ucapan adiknya, yah Rachen memanglah mempunyai rasa iba. Bahkan ia tak tega melihat adiknya diperlakukan tak pantas seperti itu. Tapi tekad nya untuk menyingkirkan gadis itu semakin menggebu.

"Benar kata orang tua gue, lo pembawa sial"

Rahel bangkit dari duduknya, menatap Rachen nanar.

"Tatap gue ka,tatap!!! Lo kenapa? Lo kenapa seakan gue adalah orang asing? Gue salah apa ka? GUE SALAH APA?!! GUE RINDU DENGAN LO YANG DULU, GUE RINDU DENGAN KASIH SAYANG YANG SELALU LO BERI SAMA GUE...KENAPA SEKARANG LO HILANGKAN RASA ITU?!"teriak Rahel masih terus menarik kerah baju Rachen .

Ia marah, ia kecewa. Semuanya berubah, tuhan telah mengambil semuanya.

"Pergi lo dari sini, PERGI!! "bentak Rachen sambil melempari tas Rahel yang sudah diyakini kalau didalamnya itu baju Rahel.

"Rahel... "panggil Riska, mamahnya.

"Saya akan beritahu kamu..."

"Kalau kamu bukanlah putri kandung saya.."

Duarrr

Bagai disambar petir disiang hari, hatinya seperti ditusuk ribuan samurai. Sesak, dan penuh luka.

"A-apa maksudnya?"

"Saat kamu bayi, saya menemukan kamu dipinggir sungai. Saat itu saya malas untuk menolongmu, tapi karena saya punya satu hal. Saya berfikir kalau setelah kamu besar nanti, kamu akan bayar semua biaya untuk merawatmu. Tapi nyata nya, kamu malah membuat kami menderita! Kamu pembawa sial"

Perih? Tentu, ternyata keluarga itu menolongnya mengharapkan imbalan? Haha sungguh sangat disayangkan! Dasar manusia brengsek!!

"Dan saya ingin kamu pergi dari sini!!!!"

***

Disinilah gadis itu berdiri lemah, hujan seakan tau kalau saat ini dirinya tengah tersiksa.

Hujan mewakilkan segalanya, hujan menemaninya disaat ia bersedih.

Berjalan sendiri ditengah derasnya hujan, yah dirinya telah diusir dari sana. Mereka sangat kejam, apa salahnya selama ini?!

"Tuhan... kenapa engkau ambil semuanya? Kenapa? Aku benci ini semua!! Aku benciii!! "teriak Rahel ditengah jalan yang sepi.

Yah mungkin ini saatnya ia mengeluarkan segala keluh kesahnya.

"Selama ini aku merindukan mereka, selama ini aku menunggu mereka, tapi kenapa ga ada rasa rindu yang terbesit dalam diri mereka? Hiks, tuhan ambil nyawa ku. Ambill!! Sudah tak guna aku hidup"

"Aku tak punya orang tua, aku ga punya harapan hidup! Biarkan aku mati hiks... biarkann!! "

Rahel terjatuh diatas jalan sana dengan air mata yang terus mengalir.

Hatinya sakit, luka yang sudah ada dalam dirinya bertambah banyak. Tuhan jahat, tuhan tidak adil!

Semua yang ia punya diambil, lalu bagaimana ia harus mencari keluarganya? Dimana?

"Tuhan, temani aku.. temani aku untuk melawan pedihnya kehidupan ini....beri aku kesempatan... "lirihnya yang begitu memilukan.

***

Assalamualaikum..

Aku update dua chapter sekaligus dong hehe, bilang apa ?

Dibab ini aku sengaja jadikan sad, dan dari sinilah konflik dimulai hehe siap siap okey.

Aku sih yang nulis sempat netesin air mata:'(

Rahel tegar, aku mau kaya diaaa..

Author cuma mau kalian vote dan coment! Biar aku semakin semangat buat nulis.

Terima kasih...

By: Dhini

Give UpTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang