Ck sifatnya kaya gw banget. Dingin dan cuek. Batin Rafen.
"Kalo gw dingin kenapa"
Rafen menggaruk tengkuk nya yang tak gatal.
"Lo bisa baca pikiran?"
"Y"
Keduanya terhanyut dalam pikiran masing masing. Sampai ada salah satu diantara mereka membuka suara.
"Hel "
Rahel menoleh, menatap Rafen datar.
"Kemana keluarga lo? Gue ga pernah liat"
Rahel menatap tajam, lalu tersenyum devil.
"Gw ga punya keluarga. Bahkan gw ga tau kenapa bisa hidup didunia ini"ujar Rahel tenang.
"Kenapa lo begitu tertutup? Sorry kalo gw terlalu ingin tau"
Rafen terlonjak kaget saat tiba tiba Rahel menyenderkan kepalanya dibahu Rafen.
"Gw cuma butuh seseorang yang bisa buat gw hidup. Dan merasakan kembali apa itu kenyamanan"
ˋωˊˋωˊˋωˊˋωˊˋωˊ
"Woy Hel lo serius mau pindah dari sini? Lu mau tinggal dimana emang njir "panik Vano pasalnya Rahel akan pergi dari rumahnya.
"Ck, bawel lo"sinis Rahel."Tq atas tumpangannya. Gw duluan"
Vano menatap punggung Rahel yang kian menjauh.
"Gw akan selalu ada untuk lo Hel...."gumam Vano.
Tujuan Rahel saat ini hanya satu, yaitu kerumah papahnya.
Tak masalah, mau diusir atau pun apa. Yang penting ia ingin mengambil barang barang yang ada di rumahnya.
Tok tok
"Ya tunggu"
Ceklek
Rahel menampilkan wajah datar nan dingin, saat seorang Rachen berdiri dihadapannya.
"Mau apa lo kesini?"bentak Rachen.
Rahel hanya diam, dengan memasukan kedua tangganyya kedalam saku celana.
"Bukan urusan lo"sinis Rahel lalu berjalan memasuki rumah mewah itu.
"HAHA, GW TAU LU TINGGAL SAMA OM OM KAN?"
plakk
"Jaga ucapan lo bitch "bentak Rahel.
Rachen meneguk saliva nya kuat, Rahel kalau sedang marah sangat mengerikan.
#^_^#^_^#^_^#^_^
Brukk
Suasana lapangan kian ricuh.
Kedua lelaki itu berkelahi, diantaranya babak belur.
Rahel hanya diam, menatap itu semua sudah biasa bagi Rahel. Namun kali ini ia tidak ingin melerai.
"Woyy si most wanted berantem yak??"
"iyaa njir Rafen sama Farel"
"Ga ada yang berani misahin gila"
"Iyalah mana ada yang berani ngelawan seorang Rafen "
Sama samar Rahel mendengar nama Rafen? Berkelahi?
"RAHEELL"teriak Vano.
Rahel menoleh kearah samping, mendapati Vano sedang terengah engah.
"Huha huaha hihiw "
"Lay "
"Yee sialan,noh si Rafen berantem. Gilakk gw g berani misahin "
"oh"
Setelah mengatakan hal itu pun Rahel langsung berjalan kearah lapangan.
Dan benar saja, disana ada dua pria yang sedang adu jotos.
Rahel sedang tidak mood. Soo, ia lebih memilih diam sambil menonton pertengkaran itu.
>o<>o<>o<>o<>o<
"Apa mau lo?"
"Gw minta sama lo. Deketin Rahel, lalu berpura pura cinta padanya. Lo harus bisa pacarin dia, buat dia sakit hati"ujar Farel.
"Kenapa memang?"tanya Rafen.
Yeah, kini mereka berdua berada digudang yang kumuh. Entah dari mana mereka bisa akrab.
Yang pasti, itu semua ada tujuan tertentu.
"Gw benci dengan Rahel. Karena ortu dia ibu dan papah gw meninggal. Mereka telah membunuh kedua ortu gw! Dari situlah gw ingin membalas dendam"sarkas Farel menyeringai.
"Apa urusannya dengan Rahel? Itu semua salah ortu nya bego, bahkan Rahel tidak tahu menahu soal itu "bela Rafen yang tak terima Rahel dihina.
Farel tersenyum devil kearah Rafen.
Rafen mengepalkan kedua telapak tangannya. Rahang mengeras, tatapan tajam sudah ia lemparkan.
"Lo harus lakukan itu, kalo tidak maka ortu lu akan mati ditangan gw"
Brukk
Farel berdiri, lalu mengusap bibirnya yang mengeluarkan cairan merah.
"JANGAN PERNAH BAWA KELUARGA GW BANGSAT!"bentak Rafen.
Farel meneguk saliva nya kuat kuat. Rafen bukanlah orang sembarangan.
"Apa lo tega dengan sahabat lo ini Fen?"lirih Farel.
Rafen menghembuskan nafas kasar. Apa yang harus ia lakukan?
"Oke gw akan lakukan itu"
♥♥♥♥♥♥♥
Assalamualaikum....
Sumpah kali ini sedikit panjang hehe...
Farel jahat banget guys rasanya mau gaplok haha.
Jgn lupa like and voment.....
Terima kasih.....

KAMU SEDANG MEMBACA
Give Up
RomansaGimana rasanya kalo punya pacar yang sering ngulang kesalahannya itu? Padahal dia bilang "aku ga akan mengulanginya lagi" Haha bahkan kata itu sudah basi guys. Dan pasti ada kalimat *kesempatan kedua. Hadehh udah dikasih kesempatan, eh ngulang kesal...