BAB 42~Seharusnya...

93 8 0
                                    

"Aku akan membuang rasa cinta ini, secepat aku kehilangan mu...."

***

Melangkahkan kakinya sepanjang lorong rumah sakit. Langkahnya kembali dipercepat karena mendapat sebuah panggilan.

Ya, dia Rahel.

Tadi salah satu suster memberitahu kalau ada pasien gawat darurat yang harus segera melahirkan.

Dia berlari berharap tidak telat. Khawatir.

Drtt..drtt..

Suara hp itu membuat langkah Rahel terhenti, dam pandangannya beralih pada kantung jas putihnya.

"Halo"

"Raheell cepatlah kemari"

"Ada apa Roman?"

"Pasien mu sedang gawat darurat, aku mohon cepatlah "

Tut

Rahel memasukan ponselnya kesaku dan berlari sekencang mungkin. Ini sangat mengkhawatirkan.

***

Rahel PO'V

Akhirnya aku sampai didepan ruang ICU.

Hah ada apa ini? Kenapa diruang icu? Kenapa tidak di ruang persalinan?

Aku pun lantas membuka pintu ruangan itu, yang pertama aku lihat adalah...

Gelap.

Ya, ruangan ini sangat gelap membuat aku semakin khawatir.
Ada apa ini?

"Sus"panggilku.

Namun tak ada yang menjawab panggilanku. Sampai akhirnya pintu tertutup kencang membuatku takut.

"Ada apa ini?"

Duarr

Suara balon dibeletuskan bersamaan dengan lampu yang menyala dan orang orang yang sepertinya keluar dari tempat persembunyian.

"Happy birthday Rahell"

"Aaaaa pibesday Rahell kuu"

Aku terkejut, sangat. Ternyata, oh ini hari ulang tahunku. Bahkan aku sampai lupa karena terlalu fokus dengan karir ku.

Mereka semua tersenyum, mereka semua menyambutku dan menerima ku apa adanya.

Aku berhambur ke pelukan mereka. Para dokter muda seumuranku. Terima kasih...

"Akhirnya rencana kita berhasilll haha "

Mereka tertawa riang, sama halnya dengan aku. Tapi kenapa aku tak bisa ikut bahagia? Hey, perlu ku jujur? Ini hanyalah tawa palsu ku.

"Sayang"

Aku menoleh, ternyata Roman pacarku. Dia berjalan menghampiri ku dengan sebuah kotak kecil berwarna merah.


"Ini apa Roman?"

Aku sempat terbingung melihat kotak kecil berwarna merah yang ada ditangan kanan Rafen.

Tiba tiba Roman berlutut didepanku dengan senyum yang sangat manis. Aku terpesona.

"Kamu mau ap-"

Roman membuka kotak kecil itu, menampilkan sebuah cincin yang sangat indah bagiku. Dia meraih jari manis kanan ku, lalu memasukan cincin itu dengan lembut.

"Rahel, pasti ini sangat lucu untuk kau ketahui. Aku akan menceritakannya secara singkat. Rahel, saat bertemu denganmu aku sangat bahagia. Aku kira itu hanyalah perasaanku saja. Ternayata itu adalah sebuah hal yang mampu menbuatku takut, aku takut kehilanganmu. Rahel,aku cinta padamu. Aku tau kita udah pacaran, tapi aku ingin semuanya lebih. Apa kau mau jadi istri ku?"

WHAT?!!!  SERIUSOLY?!!!

Yaya cukup mengejutkan. Tapi ini bukan prank kan? Ayolah, Rahel panik sendiri sekarang.

Aku meremas jari jemariku gugup, ini membuatku takut. Ada rasa senang, ada juga rasa takut. Bolehkah Rahel bilang sesuatu?

Dia masih menunggu seseorang....

Iya tau kok kalau aku bodoh, tapi apa salahnya kalau berjuang? Demi mempertahankan cinta, itu tidak haram kan? Ya, katakan saja.

Aku mendekatkan wajahku ke wajah Rafen, ku dekatkan kembali bibirku pada telinganya.
"Aku ga ingin kecewa Roman, jadi biarkan aku memikirkan hal ini terlebih dahulu. Agar aku tak menyesal mengambil keputusan"

Setelah itu aku tersenyum menatap Roman penuh arti.

"I'm waiting for you"

***

Author PO'V

Pasti bakal bingung kemana Rafen? Tenang kok, dia ga bakal menghilang. Sebentar lagi bocahnya muncul kok.

Perusahaan di negara lain milik keluarga Rafen sedang bermasalah, menyebabkan pria itu harus meluncur ke negara tetangga.

Ya, London.

Seperti sekarang, dia sedang berada disuatu ruangan. Tentu dengan tumpukan kertas yang menemani hari harinya.

Kalau ingin tau, wajahnya semakin tampan loh. Sangat malah. Membuat para bule tertarik dan timbul rasa memiliki.

Oh ya, disini author pakai bahasa Indonesia aja ya. Kalau pakai bahasa Inggris takut ribet. Jadi kita ambil jalan simple aja ok? Tapi aslinya mereka pakai bahasa Inggris.

"Huh, akhirnya selesai juga"

Ia bernafas lega karena tugas mengerikan itu sudah kelar. Saatnya pulang.

Rafen melangkahkan kakinya keluar ruangan, dengan santai sambil sesekali bersiul pelan.

Saat sudah diparkiran, ia segera masuk kedalam mobil. Lalu melajukannya dengan kecepatan sedang.

Saat ditengah jalan,tepatnya di jalan sepi, matanya tak sengaja melihat seorang wanita yang tengah berlutut kesakitan.

Dengan panik Rafen menghentikan mobilnya lalu keluar menghampiri wanita itu.

"Kenapa?"tanya Rafen panik.

Wanita itu masih muda, sangat malah. Tapi itu perutnya kenapa besar ya?

"Argghh tolong aku mau lahiran"

WHAT THE FUCK?!

Rafen tercengang mendengar perunturan itu, dia jadi panik sendiri.

"Suami nya mana dek?"

Aduh kok Rafen manggilnya adek sih? Au ah habisnya mau manggil apalagiii??

"Tolong aku ka, ketubanku sudah pecah"

Rafen mengangguk lalu menggotong wanita itu menuju mobilnya.

***

Thanks you...

Give UpTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang