"Sampai disini, kita berakhir.. "
***
Rahel mengusap wajahnya kasar, hari ini sangat menyesakan baginya!
Kenapa Rafen seakan sengaja untuk memamerkan pacar barunya? Apa dia tidak bisa menghargai perasaan seseorang? Dasar lelaki banci!
"Rahel "
Gadis itu menoleh, saat merasa namanya terpanggil.
Disana ada Andra yang tengah berlari kearahnya.
"Apa?"
"Hmm bisa ga lo temenin gue belajar di perpus?"
Rahel menimang nimang sebentar, lalu menjawab.
"Perlu banget?"
"Engga sih, tapi gue ma-"
"Iya"
Andra diam, belum selesai mengucapkannya Rahel sudah memotong ucapannya dengan cepat.
"Lo mau temenin gue?"tanya Andra hati hati.
"Ya"
Andra tersenyum senang, bahkan deretan giginya terlihat.
Haha senang banget gua ya tuhan. Batin Andra bersorak.
"Lo mau jadi patung diem disitu?"cibir Rahel.
Andra tersenyum lalu meraih tangan Rahel.
Gadis itu sempat terkejut, tapi ia lebih memilih diam dari pada menyakiti hati Andra lagi.
***
"Weh lo yakin udah ngelupain Rahel?"tanya Bima.
"Iya Fen, lo yakin bisa lupain tuh cewek secepat itu?"sambung Faro.
Rafen diam tak bergeming meski ucapan sahabatnya itu sangat menusuk.
"Gue udah ngelupain dia"
Bima dan Faro sama sama diam, tak tau harus respon apa. Tapi mereka yakin kalau Rafen ga mungkin melupakan Rahel secepat itu.
Lagi pula mereka tau kalau Rafen sangat mencintai Rahel.
"Kalau kalian kira gue masih sangat cinta sama Rahel, gua ingetin. Gue sama sekali ga cinta sama Rahel"
Setelah mengatakan itu Rafen beranjak menuju lapangan.
***
"Lewat lapangan mau ga Hel?"tanya Andra pelan.
"Ya"
Pria itu tersenyum mendapat respon Rahel, meski ya hanya sebuah kata pendek.
Mereka berjalan melewati pinggir lapangan, dan bertepatan dengan itu bola basket yang dilempar Rafen mengenai kepala Rahel.
Brukk
"Rahell!"
Gadis itu tersungkur ke tanah, membuat beberapa orang memekik histeris.
"Akhh... "
Andra mengelus punggung Rahel pelan memberi ketenangan.
Sedangkan disisi lain, seorang pria berdecih melihat adegan itu. Ia muak dengan wanita yang sedang pura pura sakit itu.
"Lo pura pura"ujar Rafen dingin.
Andra menengok ke arah Rafen berdiri, lalu tersenyum miring.
"Pura pura? Lo bilang pura pura?! Lo ga liat lututnya ngeluarin darah, hah?!!"bentak Andra kencang.
Rafen menaikan sebelah alisnya, menatap Rahel sebentar dilanjut juga menatap Andra.
"Dia emang berdarah, tapi rasa sakitnya ga sampai sebegitunya. Gue tau dia cuma pura pura "
Andra berdiri lalu meninju wajah Rafen kasar.
Bughh
"Kyaaa Rafen jatuhh "
"Oh maygodds Rafenn "
Andra terus menerus meninju wajah Rafen sehingga cowok itu tumbang beberapa kali.
Rahel yang tengah menahan sakit disibukan kembali dengan adegan memukul itu.
Kenapa cowok didunia ini kalau ada kesalahan selalu pakai kekerasan?!
"Stop.. "lirih Rahel meski ia tau kalau suaranya ini tak sebanding dengan suara lainnya.
Akhhh kenapa sakit banget. Batin Rahel.
Gadis itu berusaha berdiri meski kakinya benar benar sakit.
Ia berjalan kearah lelaki yang sedang adu jotos itu, beniat untuk memberhentikan nya.
"Stop... "
Suasana sangat bising, membuat Rahel geram sendiri.
"STOOOPP!!! "teriak Rahel kencang membuat dua orang itu berhenti.
Rahel berjalan tertatih ,mendorong tubuh Rafen kencang.
"Gue ga suka dengan gaya lo seolah lo yang paling benar! Kaki gw emang sakit, dan gw ga berharap untuk lo mengangkat tubuh gw. Karena gua punya Andra yang bisa bantu gw!"
Rafen terdiam, menatap gadis berambut panjang itu dalam. Kenapa hatinya tak terima saat Rahel bicara seperti itu?
"Rahel.... "lirih Rafen.
"Dan satu hal lagi, lo udah pacaran kan sama Bianca? Gue harap kalian bisa terus bersama tanpa adanya pengganggu. Jangan temuin gue lagi...."lirihnya pada kalimat terakhir.
♥♥♥♥
Assalamualaikum....
Hai kalian semua wkwk.
Gimana menurut kalian dengan part ini? Gimana gimana? Komentar dhongg plizzz.Butuh loh pendapat dari kalian, kalau perlu nyampah aja dikolom komentar aghu rela kok.
Yang belum follow hayu atuh follow aghu dulu...
Vote dan coment jangan ketinggalan..
Karena itu cara kalian menghargai karya seseorang..
Terima kasih...
KAMU SEDANG MEMBACA
Give Up
RomanceGimana rasanya kalo punya pacar yang sering ngulang kesalahannya itu? Padahal dia bilang "aku ga akan mengulanginya lagi" Haha bahkan kata itu sudah basi guys. Dan pasti ada kalimat *kesempatan kedua. Hadehh udah dikasih kesempatan, eh ngulang kesal...