BAB 39~Lo dimana?

96 10 1
                                        

"Disaat aku mulai percaya, aku berharap kamu tidak menyia nyiakan kepercayaanku ini..."

***

Setelah pemakaman Mazra dua hari yang lalu, Mika memutuskan untuk menyuruh Rahel tinggal di rumahnya.

Dan dua hari itu pula seorang Rahel bertambah dingin. Bahkan ia hanya keluar kamar 2 kali dalam sehari.

Tok..tok

Pintu terketuk menandakan ada orang yang sedang berada diluar. Rahel beranjak dari ranjang menuju pintu tersebut.

Setelah dibuka, nampaklah mamahnya yang sudah membawakan segelas susu dan roti.

"Kamu makan dulu sayang, mamah ga mau Malva sakit"

"Aku ga mau"

Mika menghela nafas panjang, ternyata sifat suaminya ini turun kepada anaknya. Dulu Devan seorang lelaki yang sangat dingin, susah sekali untuk menaklukan hatinya.

"Kamu itu seperti papah "

"Ada apa mah manggil nama papah?!!"teriak Devan dari lantai bawah.

"Adalah pokoknya, dan ini misi rahasia pahh!!"teriak Mika balik.
Rahel menggelengkan kepalanya bingung dengan tingkah mamah dan papahnya.

"Sutt, udah yah kamu jangan ngurung diri di kamar gitu. Mamah yakin Mazra akan sedih ngeliat kamu murung seperti ini. Ayolah nak, jadi kamu yang dulu. Mamah mau kamu kembali ceria Malva.... "

Rahel menatap Mika sendu, hatinya benar benar sesak. Ia masih belum bisa mengikhlaskan Mazra. Matanya mulai memanas, menandakan ada air mata yang siap untuk terjun bebas.

"Mah, Rahel punya satu permintaan mah"

"Apa sayang, mamah akan lakukan asal kamu kembali bahagia"

"Rahel mau pindah ke London"

Mika terdiam, dan tepat Rahel bicara seperti itu Devan ada diambang pintu.

"Untuk apa kamu kesana?"tanya Devan datar.

"Aku ingin melupakan semuanya, aku ingin memulai hidup baru pah"

Devan mendekat kearah Rahel, mengusap kepala Rahel penuh kasih sayang.

"Papah akan lakukan itu, lagi pula disana ada tante Devi. Jadi kamu tinggal disana "

***

"Woyyy anjitr haha curang lu nyet "

"Jijh lagian lu main ps sambil nahan berak"

Rafen memijat pangkal hidungnya pelan,pusing melihat kedua sahabatnya tengah perang.
"Akhhh ini semua gara gara lo Faroooo''pekik Bima kencang.

"Ya tuhan, kenapa harus aku yang selalu disalahkan "ujar Faro dramatis.

Rafen memukul pundak Faro kencang, membuat sang empu mengaduh kesakitan.

"Lo berdua bisa diem ga sih? Gue pusing nih!"bentak Rafen.

"Yaelah Fen kenapa lagi sih lo "gerutu Bima sebal.

"Gue lagi mikirin Rahel. Gue pengen kembali, tapi rasanya udah terlambat. Gue udah terlalu jahat sama dia. Gue emang bodoh!"

Rafen mengacak rambutnya frustasi, yah memang benar. Dirinya sudah sangat keterlaluan. Bahkan dirinya sudah seperti seorang pengecut.

Give UpTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang