BAB 19~Fisika

87 9 1
                                    

Andra terus mengikuti langkah Rahel, karena tangannya masih digenggam oleh gadis itu.

Akhirnya mereka berhenti disebuah taman.

Taman yang selalu dikunjungi oleh Rahel.

Gadis itu pun melepaskan genggamannya pada tangan Rafen, lalu berjalan kearah bangku taman.

"Kenapa lo ngaku gw jadi pacar lo?"tanya Andra bingung.

"Kenapa ga suka?"

"Suka sih, suka banget malah"ujar Rafen dengan semangat membara.

"Receh"

Andra tersenyum simpul, membuat lesung pipit nya seketika muncul.

"L-lo ma-sih suka sama gw Dra?"tanya Rahel gugup.

Andra menatap Rahel dalam, lalu tersenyum.

Gadis ini masih saja seperti dulu.
Cantik, dan manis.

"Iya,gua akan selalu nunggu. Sampai kapanpun "

Rahel menunduk, tak bisa menatap Andra lagi.

Dirinya terlalu jahat. Sangat jahat!

Andra sudah menyukai nya sejak dulu. You know lah, Rahel gadis nya seperti apa.

"Lo jangan nunggu gue Dra, karena gw ga bakal cinta sama lo"

Setelah mengatakan itu, Rahel langsung beranjak dari sana menuju kelasnya.

"Yah, memang mungkin Hel, tapi aku akan selalu menunggu kamu sampai kapanpun "

"Aku tidak ingin membuatmu benci padaku. Maka dari itu caraku adalah menunggu"

╯﹏╰╯﹏╰╯﹏╰╯﹏╰

Rafen melempar tasnya asal kesembarang arah.

Hatinya bercampuk aduk antara kesal, marah.

Ia pun memasuki kamar mandinya untuk sekedar membersihkan diri yang mulai lengket.

Setelah sepuluh menit ia lewati untuk menjalani ritual mandinya Rafen pun langsung membanting tubuhnya dikasur.

Rasanya hari ini sangat capek.
Adegan tadi masih tergiang giang dipikiran Rafen.

Apa benar Rahel pacaran dengan Andra?

Apa Rahel mau dengan Andra?

Kenapa ga dirinya saja?

Akhh rasanya Rafen pusing, ada apa sebenernya dengan gadis itu?

Kenapa dia malah semakin menjauh darinya?

"Lo kenapa sih Fen? "

"Ga mungkin lo suka sama dia!"

"Dia tuh mantan pacar bohongan lu bego"

Tok tok

"KAA BUKAIN PINTUNYA "

Rafen menghela nafas panjang. Ada saja yang ganggu kalau dirinya mau tidur.

Dengan langkah gontai Rafen membuka kan pintu untuk sang adik.

"Apa?"

"Nih, gw bawa martabak bangka kesukaan lo"ujar Lisa.

"Gw lagi ga mood makan"dingin Rafen.

"Yaudah terima aja elah"

Rafen mengangguk lalu menerima martabak itu dari tangan adiknya.

Pria itu bergidik ngeri melihat adiknya yang senyam senyum ga jelas. Percis kek orang gila sumpah.

Sungguh Rafen sangat hafal cengiran itu.

"Iya, nanti gw nyalahin hospot nya"

"Makasih kaka ku sayang byeeee"

"Dasar ade kaga modal, beli paketan aja kaga bisa "gumam Rafen pelan.

O_oO_oO_oO_oO_o

"Woy Fen, plies dong kasih tau jawaban soal fisika ke kita. Bisa mati sama bu Karia"rengek Faro.
"Astagfirullah tega banget kamu Rafen, kamu ga kasian sama kita. Nanti kita disiksa sama bu Karia"ujar Bima penuh dramatis.
Rafen masih sibuk dengan ponselnya. Bodoamat dengan kedua sahabat nya yang dari orok itu.

Faro menoleh kearah Bima, memberi kode untuk nya.

"Eh Rahel "

Mendengar nama Rahel, membuat Rafen seketika menoleh kearah pintu.

Dan itu kesempatan emas untuk Faro mengambil buku Rafen yang ada didalam tas.

"Mana?"bingung Rafen.

Bima mengerutkan keningnya bingung. Menjadi orang paling polos didunia.

"Mana apaaann"

"Rahel "

"Owh lu nyariin Rahel, ya ada di kelasnya lah. Begok banget lo jadi orang, ga punya otak"

Rafen melongo mendengar perunturan Bima.

Sok iye banget nih anak.

Bima menoleh kebelakang, disana ada Faro yang mengacungkan jempolnya. Tanda tugas udah selesai.

"Gw pertama tama cuma mau bilang makasih sama lo Fen, gw ga nyangka lo baik banget. Gw ga akan membiarkan lo tersakiti. Maka dari itu gw permisi dulu, mau jadi anak rajin dalam waktu semenit. Bye "

Bima pun langsung berlari menghampiri Faro yang sudah memegang buku Rafen.

"Gc buka"paksa Bima.

"Sabar eek "

Kedua makhluk itu mengerutkan keningnya melihat isi dari buku sang pemilik.

"Ini buku coretan bego"dengkur Bima.

"Lah iya yak, gua ngapain ngambil buku ini coba? Masa iya kita nyalin coretan si kambing"

Bima memukul kepala Faro menggunakan buku.

"Lo salah ngambil buku mongek! Akhhh ribet lo ah"

"Gw tau lo berniat curi buku fisika gw kan?"

Kedua makhluk itu menoleh kebelakang, lalu mencengir menampakan gigi nya yang kuning. Gigi Bima jorok banget, ada cabe diselipan gigi.

"Hehe kok tau"cengir Bima.

"Gw tau sifat lo dari dulu! Gw tau klo lo berdua punya rencana apa!"

Rafen sedikit kasian dengan dua makhluk ini. Akhirnya ia pasrah lalu memberikan buku fisika nya pada mereka.

"ALLAHU AKBAR. MAKASIHH RAFENN WUU"

"GW GA TAU HARUS BILANG APA INTINYA GW GAKAN PERNAH BIKIN LO DISAKITIN KEK DIA"ngawur Bima.

♥♥♥♥♥♥♥♥

Assalamualaikum...

Cie yang lagi bahagia hihiw.
Ulangannya selesai dongs, semoga nilai kalian bagus.

Jgn lupa vote and coment

Terima kasih.....

Give UpTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang