"Sakit itu, adalah dimana kita sudah berjuang demi mempertahankan suatu hubungan. Namun, ternyata takdir membuat perjuangan kita terhenti dengan hati yang penuh goresan luka...."
***
Selama perjalan, Rafen benar benar tidak tenang. Wanita itu terus mengaduh kesakitan.
"Suami mu mana? Kenapa tidak bertanggung jawab?"
"Ak-aku diperkosa ka hiks. Menyebabkan aku hamil"
Rafen terdiam mematung, cukup terkejut dengan pengakuan itu. Ternyata masih ada orang kejam di dunia ini.
"Siapa nama-"
"Namaku Zalfa "
"Aku orang Indonesia ka, kebetulan aku disini karena quliah "
Rafen mengangguk saja.
"Lalu nama kaka siapa?"
"Rafen "
"Owh, salam kenal yah Raf-akhhhh sakittt "
Zalfa mencengkram kuat lengan Rafen yang terhalang kemeja itu.
Ia menangis."Sakit?" Ya sakitlah Rafenn!! Ini orang mau lahiran oy, bukan sekedar buang air besar.
"ARGGGHH RASANYA MAU KELUARRRR "
"Haduhh sabar, bentar lagi sampai"
Sesampainya di rumah sakit terdekat Rafen langsung mengangkat tubuh Zalfa masuk kedalam rumah sakit.
"Sus, tolong dia mau lahiran "
"Istrinya mau lahiran? Taruh saja diatas bankar sana"
Rafen meletakan Zalfa di atas bankar lalu mengusap lembut kening gadis itu.
"Temani aku Rafen... "
"Maaf, aku harus tunggu diluar. Aku bukan mukhrim mu"
Zalfa pun dimasukan di ruang bersalin untuk segera mengeluarkan anak itu.
***
Setelah satu jam lebih menunggu diluar, Rafen dipersilakan masuk karena bayi telah keluar melihat dunia.
Ia menghampiri Zalfa yang tengah berbaring lemah diatas bankar.
"Bagaimana, senang?"
"Aku sangat senang telah mengeluarkan bayi itu, meski tanpa seorang lelaki yang seharusnya bertanggung jawab"
"Jadilah gadis yang kuat. Aku akan berusaha menjagamu lengkap dengan bayi itu"
"Hah?! Kamu ingin menjaga bayi ini?"
"Iya, denganmu juga"
Sedangkan ditempat lain, Rahel baru saja selesai melakukan tugasnya sebagai dokter. Yaitu membantu persalinan gadis.
"Huh, kok tadi gaada suaminya ya? Biasanya kan pasien ku kalau sedang melahirkan pasti ditemani suaminya"
Rahel berjalan dengan semangat menuju pasiennya yang masih berada di ruang bersalin. Dengan tangan terisi oleh bayi yang sangat imut.
Saat memasuki ruang bersalin, dirinya tak sengaja mendengar percakapan perempuan dengan lelaki.
"Ah, itu pasti suaminya. Pasti mereka sangat bahagia melihat anak ini. Sangat imut"
Ia mulai melangkahkan kakinya mendekati bankar, lalu membuka gorden yang menjadi penutup.
"Permisi, selamat yah anak anda perempuan. Sangat cantik seperti anda"
Perempuan itu tersenyum lantas memeluk lelaki yang ada dihadapannya. Lelaki itu membelakangi Rahel, makanya Rahel tidak tau wajannya.
"Aku senang bangettt Rafennn, aku senang banget"
Rafen? Ga mungkin, nama Rafen banyak. Ga hanya dia.
"Bayinya cantik juga pasti karena wajah tampan suami nya yah "
Rahel menaruh bayi itu diatas bankar. Samping sang ibu nya.
Dan tepat, lelaki itu memutar kepalanya ke belakang.
Jeduarrr
Ia menatap tak percaya dengan apa yang ia lihat. Haha kenapa lucu sekali? Tuhan memang sangat unik memberi hambanya kejutan.
Didepannya sudah tertampang wajah lelaki yang ia rindukan selama ini, lelaki yang masih ia tunggu sampai saat ini. Tapi?
Sudahlah, dia sudah milik orang lain Rahel.
"Dia suami aku dok, namanya Rafen"
Dengan sisa tenaga ia membalikan badannya berlari secepat mungkin. Katakan ini mimpi, katakan!!!!
***
Hatinya harus kembali merasakan sakit hati.
Jiwa dan raganya kembali melemah.
Wajah itu...
Suara itu....
Wangi itu...
Akankah Rahel sanggup untuk kehilangan dia selama lamanya? Apa Rahel harus jadi seorang pelakor dulu demi mendapatkan seorang Rafen. Jangan lakukan hal gila itu Rahel! Plies!
Air yang tertahan di dalam mata itu akhirnya keluar juga. Andai ia bisa membaca masa yang akan datang. Mungkin ia tidak akan menjadi dokter kandungan demi bisa menghindar dari kejadian pedih itu.
Dimana orang yang ia cintai, yang ia rindukan, yang ia tunggu sudah menjadi milik orang lain. Bahkan sudah mensahkan bahwa perempuan itu miliknya.
"Akhhh, tuhan kenapa kejadian ini harus terjadi? Kenapa tuhaannn?? "
Tuhan itu adil, dimana ada masalah maka disitu akan ada jalan keluarnya.
"Lalu apa arti dari semua ini? Hiks, apa?? Apa arti dari kata menunggu? "
"Gue udah berjuang, gue udah nunggu lo. Tapi kenapa lo pergi ninggalin gue Fen!! Gue bencii looo!! "
Berteriak sekencang mungkin adalah cara wanita mengungkapkan kekecewaan.
Menangis adalah cara wanita mengungkapkan kesedihan mendalam.
Wanita itu kuat, karena dia adalah berlian yang harus dijaga.
Dan wanita patut untuk dijaga....***
Cieee mendekati ending lohhh.
Tenang, ini maunya happy ending atau sad ending??Kalau aku sih lebih suka sad ending, dimana kita harus menangis nangis manjahh hahaha..
Butuh dukungan nih yoo.
Sekian dan sampai jumpa di bab selanjutnyaaa
KAMU SEDANG MEMBACA
Give Up
Любовные романыGimana rasanya kalo punya pacar yang sering ngulang kesalahannya itu? Padahal dia bilang "aku ga akan mengulanginya lagi" Haha bahkan kata itu sudah basi guys. Dan pasti ada kalimat *kesempatan kedua. Hadehh udah dikasih kesempatan, eh ngulang kesal...