1

18.2K 777 41
                                    

Habis ikut event kemaren, jadi ketagihan nulis WangXian. Gak tahu ini bagus apa gak.

Happy reading.


 
Yiling 1999.

Hitam dan remang, hanya itu pemandangan yang tampak. Jalanan aspal yang basah dan licin terguyur air hujan dengan beberapa bongkah kerikil berjatuhan dari lereng tebing di kiri jalan dan jurang dalam di sisi satunya. Guyuran air hujan tidak berhenti sejak sore hari menjadikan suasana jalan pegunungan mencekam. Sesekali kilat menyambar disusul gelegar suara dari langit yang memekakan telinga. Mengagetkan siapapun yang mendengar. Tidak terlihat entitas apapun yang bernyawa tampak disana. Pun satu bangunan tak ada yang terlihat.

Dari arah belokan tajam, seberkas sinar lampu menyorot redup jalanan. Suara deru mesin teredam derasnya suara hujan. Mobil dengan warna putih begitu kontras dengan lingkungan sekitar yang berwarna gelap dan remang. Benda bergerak itu melaju dengan kecepatan sedang, tampak berhati - hati dengan aspal licin yang dipijaknya, yang jika lengah sedikit saja, akan mampu melempar benda itu menabrak dinding tebing atau menghempaskannya ke dasar jurang.

Berbeda dengan keadaan diluar yang diamuk hujan. Suasana di dalam mobil terasa lebih hangat. Dengan mesin penghangat yang menyala dan suara musik lembut mengiringi. Seorang pria berusia awal tiga puluhan duduk di depan kemudi, tangannya lihai mengendalikan kendaraannya. Matanya tajam mengawasi jalanan. Pandangannya sedikit kabur oleh air hujan yang membasahi kaca depan mobil. Meski sweeper terus bergerak dan tampaknya hujan juga tidak sederas tadi, namun tetes - tetesnya masih mengganggu penglihatan.

"Apa yang akan kita lakukan disana?''

Suara lembut nan hangat terdengar. Di kursi samping kemudi, seorang wanita dengan jaket bulu tebalnya menatap sang pria dengan lembut. Wajahnya cantik, dengan rambut hitamnya yang diikat asal, tidak mengurangi kecantikannya, justru dengan helaian yang di kiri kanan wajahnya membuatnya terlihat semakin menawan.

"Membangun kehidupan baru kita. Memang apalagi?'' Jawab si pria. Suaranya berat namun tidak bisa disembunyikan ada kelembutan di dalamnya.

"Jauh dari orang - orang yang kita kenal dan mengenal kita. Hanya ada kau, aku dan anak kita'' si pria melirik ke kaca spion di depannya, memandangi kursi belakang.

Sesosok bayi tertidur dengan nyaman. Berbalut baju tebal dan selimut juga topi rajut, membuat sosok kecil itu tenggelam dalam kehangatan. Tidak terganggu dengan kilat yang terkadang menyambar juga suara gemuruh yang mengikuti setelahnya. Tidak terganggu dengan hujan dan dingin yang disebarkannya. Yang terlihat hanya wajah damai nan polos dari bayi berumur lima bulan.

Si wanita memutar tubuhnya, menengok ke belakang, seketika senyuman tidak bisa di tahan melengkung di bibirnya. Tangannya terulur untuk sekedar membenarkan selimut yang akan terus membuat bayinya hangat sepanjang perjalanan ini.

"Aku harap setelah ini segalanya akan jadi lebih baik'' gumam si wanita lirih.

"Pasti. Segalanya pasti akan lebih baik. Dia tidak akan mengganggu kita lagi''.

Si wanita tersenyum lagi saat mendapati satu tangannya di genggam erat oleh pria di sampingnya. Wajahnya tidak bisa untuk tidak memperlihatkan kebahagiaan. Kehangatan yang mengalir dari tangan pria itu menenangkan perasaannya yang entah kenapa sedikit kacau semenjak mereka memulai perjalanan beberapa jam yang lalu. Hanya saja dia terus menyembunyikannya dan mensugesti diri bahwa itu hanya kekhawatirannya saja. Rasa takutnya karena cuaca sepertinya tidak terlalu mendukung perjalanan mereka.

Masih sambil menggenggam tangan wanita di sampingnya, si pria melirik, tersenyum menenangkan, sebelum kembali fokus ke depan.

Jalanan pegunungan yang sedikit tidak rata dan berkelok dengan tikungan dan tanjakan juga turunan yang lumayan membuat pusing jika terus diperhatikan memaksa siapapun yang berkendara untuk terus fokus dan berhati - hati apalagi berkendara di tengah cuaca seperti ini. Hujan mulai reda, tapi itu bukan pertanda bagus, karena justru kabut datang dan mulai menyebar. Kumpulan uap putih melayang di kiri kanan jalan, bahkan di depan, menghalangi pemandangan. Lampu mobil yang menyorot tidak terlalu membantu karena hanya mampu menerangi dalam jarak kurang dari sepuluh meter.

A Soul that Wanders in Time Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang