5.~ups!~

6.9K 116 4
                                    

Sebelumnya, Jangan lupa untuk menyimpan cerita ini dalam perpustakaanmu yaaaa😘😘😘

.
.
.
.
.
.

"siapa di sana?" Tanya Sean sedikit berteriak.

"A-a-aku..." Jawab Lexi ketakutan.

"Kemarilah." Ajak Dickey sangat lembut.

"A-aaa... B-baiklah." -Lexi

Lexi mulai berjalan mendekati empat kakak kelasnya tersebut dengan langkah takut. Ia sama sekali tak berani menatap empat laki-laki itu.

"Hei manis! Kenapa kamu bisa disini?" Tanya Felo sambil memilin rambut Lexi genit.

Dengan cepat Vio menepis tangan nakal Felo itu, dan mendekatkan Lexi padanya.

"Jangan sentuh, dia takut sama lo." Ujar Vio.

"Hah?! Gak kebalik mas?" Ejek Felo.

Menyadari wajah Lexi yang sudah berubah menjadi pucat, Sean pun menarik Lexi untuk menjauhi Vio.

" Bener tuh, sejak lo bawa dia ke ruangan lo, dia jadi kayak takut-takut gitu waktu ke sekolah." Timpal Sean.

"Enak aja! Ngga ya! Ya kan, xi?" Tanya Vio meminta pembelaan.

"E-em..." Lirih Lexi masih berpikir.

"Kamu takut sama aku?" Tanya Vio pelan.

Lexi mengakui bahwa dirinya saat ini sedikit mempunyai rasa takut pada Vio. Tapi bagaimanapun Vio ini adalah anak kepercayaan mamanya, jadi ia akan berusaha untuk percaya pada Vio.

Dengan sedikit takut Lexi menatap Vio lalu memberikan senyuman kecil padanya sambil menggeleng.

"Engga." Jawab Lexi.

"B-beneran?" Tanya Vio sedikit tak percaya.

Lexi hanya mengangguk sambil melemparkan senyuman lagi untuk Vio. Mendengar pernyataan itu,  Vio pun menghela nafas lega.

"Emm... Kak Elvio bisa ikut aku bentar?" Tanya Lexi pelan, lalu diangguki oleh Vio.

Lexi mengajak Vio untuk keluar dari ruangan tersebut.

"Kak, mama mau kakak jadi guru privat aku." Kata Lexi to the point.

"Tapi, katanya kamu ga mau bicara lagi sama aku." Jawab Vio.

"Beberapa hari yang lalu aku marah aja... dan juga takut, makanya aku bilang gitu." Jelas Lexi.

"M-maaf udah bikin kamu takut." Ujar Vio dengan mimik penuh dengan penyesalan.

"Gapapa kok kak." Jawab Lexi.

"Tapi tolong jangan lakuin itu lagi. Aku takut banget waktu itu. Kak Elvio juga bilang udah tau masa lalu Lexi, kan? Jadi tolong jangan lakuin lagi." Mohon Lexi.

"Iya, maaf." Sesal Vio.

"Iya kak. By the way kak..." Ucap Lexi menggantung.

Lexi mengambil batang rokok yang berada di antara jari telunjuk dan tengah Vio, lalu membuang rokok tersebut kebawah dan menginjaknya.

"Tuhan kasih kita tubuh ini untuk kita jaga. Tubuh kita terlalu berharga untuk kita rusak." Ujar Lexi dan langsung berlalu pergi.

Melihat itu Vio langsung tersenyum bahagia. Pasalnya sejak awal ia sudah tau keberadaan Lexi, ia hanya ingin melihat bagaimana reaksi Lexi jika melihatnya merokok.

Vio bukanlah seorang perokok begitu pula dengan teman-temannya. Ruangan mereka mempunyai CCTV yang tersambung di HP Vio. Melihat keberadaan Lexi, dengan paksa Vio meminta teman-temannya untuk membeli sekotak rokok. Mereka hanya menyalakan rokoknya tanpa menghisapnya.

[Senior]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang