18. ~bitter love~

2.4K 46 0
                                    

Jangan lupa vote yaaa💞💞

.
.
.
.
.
.
.

Akhir-akhir ini Lexi terlihat murung dan malas untuk berbicara dengan siapapun. Kadang sakit rasanya hanya dengan melihat wajah Erin di depannya, apalagi bila Erin sedang makan berdua di kantin dengan Vio.

Les privatnya pun terkadang hanya berisi dengan keheningan dan rasa canggung. Vio tak berani melontarkan kata-kata, begitu pula dengan Lexi yang masih merasa dikecewakan oleh Vio.

Saat ini Lexi sedang bersama keempat temannya berjalan sambil bergandengan menuju kantin. Namun tiba-tiba m, tanpa sengaja mereka berpapasan dengan Vio dan tiga teman lainnya.

Erin langsung melepaskan gandengannya pada Lorin dan Vero dan berlari begitu saja mendekati Vio dan langsung melingkarkan tangannya oada lengan Vio. Keempat siswi di belakangnya hanya menatap perilaku Erin dengan helaan nafas pasrah.

"Lo gapapa?" Tanya Mire iba.

Lexi tersenyum sambil mengangguk dengan semangat.

"Ayo makan!" Seru Lexi sambil berjalan semangat menuju salah satu tempat duduk.

"Guy's Vio boleh join?" Tanya Erin yang tiba-tiba ada di samping meja tempat mereka duduk.

"Boleh." Jawab Mire tanpa melirik.

Posisi mereka saat ini yaitu Vio yang berada diantara Lorin dan Erin, dan didepannya adalah Lexi yang diapit oleh Vero dan Mire.

Vio terlihat lebih diam dari sebelumnya. Bahkan bisa dilihat, bahwa ia sangat terpaksa untuk duduk di tempat itu. Lexi yang menyadari itu langsung saja ia memecahkan kediaman Vio dengan pertanyaannya.

"Kak Vio tumben ga sama temen-temen kakak lainnya?" Tanya Lexi.

Namun bukannya Vio yang menjawab, Erin malah langsung menyahut.
"Mulai sekarang Vio harus terus makan sama aku!" Ujar Erin membuat keempat temannya merasa aneh.

"Kenapa gitu?" Tanya Lorin dengan wajah merasa risih.

"Karena Vio pacar aku. Dan kalian jangan coba-coba suka sama dia ya." Candanya.

"P-pacar?" Kaget Lorin.

Erin mencondongkan badannya lalu mulai mengecilkan suaranya, alias berbisik pada teman-temannya.

"Ini rahasia kita berlima. Sebenernya aku sama Vio akan segera tunangan." Ujar Erin dengan wajah sumringahnya.

"APA?!!!" Kaget Lorin, Mire dan Vero bersamaan.

Sontak tiga siswi itu langsung memandang ke arah Lexi meminta penjelasan mengapa ia tidak terkejut. Namun Lexi hanya dia memakan bakso terakhir yang ada dihadapannya. Tanpa basa-basi, Lexi langsung berdiri dan menatap teman-temannya sejenak, lalu berkata.

"Aku ke UKS dulu ya, tiba-tiba aku pusing." Bohong Lexi.

"Aku antar." Ucap Vio langsung berdiri.

"Ga usah, aku bisa sendiri kok." Jawab Lesi dengan senyuman.

"Iya, Lexi bisa sendiri kok. Kamu disini aja sama aku." Ujar Erin sambil mendudukkan Vio kembali. Betapa jahatnya ia, ketika salah satu temannya terlihat pucat, ia malah memikirkan kisah cintanya dengan Vio dari pada temannya.

"Gue ikut lo aja." Ucap Lorin dengan nada penuh penekanan. Jujur, ia sangat kesal dengan tindakan Erin kali ini.

Saat Lorin hendak berdiri, tangan Vii mencekal tangannya. Lalu Vio berbisik sangat pelan.
"Jaga dia." Bisiknya.

Lorin menatap Vio sedikit bingung, namun kemudian ia langsung tersenyum pada Vio. Lorin mulai mengerti bahwa sebenarnya hati Vio hanya untuk Lexi. Namun ia hanya bingung, mengapa Vio malah melamar Erin bukannya Lexi? Apakah ini karena suatu perjodohan?

[Senior]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang