Pertama-tama, jangan lupa vote yaaa💞..
Dan jangan lupa kasukkan cerita ini dalam perpustakaanmuuuu💞💞😍😍
.
.
.
.
.
.Vio masih ragu dengan alasan kekanak-kanakannya.
"Katakan saja Vio." Ucap Lora lembut.
"Sebenernya Vio marah sama Lexi waktu itu tan." Kata Vio.
"Marah kenapa?" Tanya Lora.
"Karena waktu itu Vio masih kecil, Vio jadi ngerasa kenapa Lexi mau aja di..." Kata Vio menggantung.
"Gapapa Vio, bilang aja." Kata Lora.
"Vio marah karena Lexi ga bisa menolak apa yang dilakukan guru privat nya. Vio juga ngerasa gagal jaga Lexi. Itu kenapa Vio memilih pergi, karena Vio tau, kalau Vio ga cukup kuat buat melindungi Lexi." Jelas Vio jujur.
"Vio..." Ucap Lora tak berani melanjutkan kata-katanya.
Vio menunduk lalu tersenyum masam.
"Iya tan, Vio suka sama Lexi. I really love her and I want her to be mine. It's hurt to realize that she's my first, but I'm not her first." Jujur Vio masih dengan wajah yang menunduk.
Lora menepuk punggung Vio, setelah menyadari betapa Vio kecewa tentang peristiwa delapan tahun silam.
"Maafkan tante karena tante ga bisa jaga Lexi, Vio." Ujar Lora mulai menitikkan air mata.
"Nggak tante, Vio yang harusnya minta maaf." Tolak Vio.
"Kesalahan terbesar ada pada om dan tante, Vio. Sebagai orang tua, kami merasa sangat buruk untuk menjaga Lexi. Tapi yang berlalu biarlah berlalu." Ujar Bryan -papa Lexi- yang baru saja bergabung.
"Iya om." Jawab Vio.
"Tadi om ga sengaja denger, jadi ternyata kamu suka sama Lexi ya?" Tanya Bryan dengan senyum usilnya.
"Emm, iya om." Jawab Vio malu-malu.
"Oh gitu, kalau gitu kenapa ga kamu lamar aja si Lexi?" Goda Bryan.
"Bener itu Vio, dari pada di ambil sama orang lain loh. Cepet telfon mama papa kamu, atau tante aja yang telfon?" Ujar Lora sambil bersiap mengambil smartphone nya
"Hahaha, tante bisa aja. Kami masih SMA tan." Ujar Vio.
"Lebih cepat lebih baik. Dari pada di ambil sama orang lain loh." Ucap Lora menakut-nakuti.
"Kalau jodoh mah ngga akan kemana tan." Jawab Vio.
"Ya udah, iya." -Lora
"Lexi dimana ma?" Tanya Bryan.
"Dia tadi keluar pa." Jawab Lora.
"Ini udah jam 8. Dia berangkat dari jam berapa?" Tanya Bryan lagi.
"Jam 6 pa." Jawab Lora mulai khawatir.
"Coba telpon dia ma." Perintah Bryan mulai geram.
Pukul 21.30
Sudah berkali-kali Bryan dan Lora menelepon Lexi, namun tak kunjung dijawab. Ruang tamu sudah dilingkupi dengan kekhawatiran yang tajam.
Kaki dan tangan Lora sudah tak bisa berhenti bergerak gelisah. Begitu pula dengan jantung Vio dan Bryan yang sudah berdetak sangat kencang karena khawatir.
"Om sama tante disini aja dulu, biar Vio yang cari Lexi. Permisi om, tante." Pamit Vio.
"Hati-hati Vio." Ujar Lora.

KAMU SEDANG MEMBACA
[Senior]
Teen Fiction(18+) Season 1 : [Senior] Season 2 : [Retrograde] Dia adalah patah hati terbesarku Dan.. Kau adalah satu-satunya yang dapat aku harapkan untuk memulihkan hatiku yang sudah patah