21. ~black letter~

3.7K 62 19
                                    

Jangan lupa Vote yaaaa💞💞💞💞

.
.
.
.
.
.

"Kalau gitu kita nakal bersama." Bisik Vio dengan sebuah senyuman di wajahnya, begitu pula dengan Lexi.

Setelah mengatakan itu, Vio langsung kembali menyerbu bibir ranum Lexi dengan agresif. Ruangan yang semula sepi, sekarang dipenuhi dengan suara-suara decakan dari persatuan bibir mereka.

Vio melepaskan tautannya, lalu menatap Lexi dengan seringainya.

"Buka mulutmu." Bisiknya dengan suara rendahnya.

Lexi mengangguk laku perlahan membuka mulutnya, membiarkan Vio memainkan lidahnya didalam sana. Entah dari mana Vio belajar, namun setiap kecap, dan sentuhan yang Vio berikan, sungguh bisa membuat Lexi terbuai hebat.

Dapat Lexi rasakan, saliva mengalir perlahan mengenai pipi merahnya. Lexi mengernyitkan dahinya merasa tak nyaman. Mengerti itu, Vio melepaskan ciumannya lalu menatap bibir Lexi yang basah karenanya dengan senyum bangga.

Saat Lexi hendak menghapus cairan di pipinya itu, tangan Vio terlebih dahulu menepis pergerakannya. Vio mendekatkan bibirnya pada pipi Lexi, lalu mengeluarkan lidahnya dan menjilat semua cairan itu tanpa rasa jijik.

Vio menegakkan kembali badannya dengan posisi Lexi yang masih berada di bawahnya. Ia membuka bajunya sendiri tanpa rasa malu sedikitpun. Vio membuang bajunya ke sembarang arah, lalu kembali melihat ke arah Lexi. Dan betapa gemasnya Vio, ketika mendapati Lexi yabg menutupi wajahnya dengan kedua telapak tangannya dengan rona merah yang terlihat jelas di pipinya.

"Kenapa?" Tanya Vio sambil berusaha melepaskan tangan Lexi yang menutupi wajah cantiknya.

Lexi tak menjawab, ia terlalu malu untuk itu, entah kenapa. Ini pertama kali baginya untuk melihat laki-laki yang telanjang dada tepat didepan matanya. Ia sangat malu!

"Lepas dong.. masa kamu mau tutup mata terus selama aku ngelakuin ini?" Tanya Vio dengan nada manjanya.

"Ihhh, malu." -Lexi

"Ngapain malu? Ini baru dada, belum yang-" Goda Vio.

"Udah ah!" -Lexi

"Ya udah, buka kalau gitu." -Vio

Perlahan Lexi membuka telapak tangannya yang menutupi wajahnya, namun tidak dengan matanya. Ia masih sangat malu untuk melihat badan Vio.

Vio mendekatkan badannya pada Lexi, membuat tubuh Lexi seketika itu juga membeku kaget. Lalu Vio berbisik dengan suara seraknya.

"Buka matamu." -Vio

Lexi menggeleng cepat.

Chup!

Tiba-tiba Vio langsung melumat bibir Lexi rakus, tanpa menghiraukan pukulan yang diberikan Lexi karena Lexi terlalu kaget. Refleks mata Lexi terbuka lebar.

Vio melumat bibir atas dan bawah Lexi secara bergantian. Manis,itu lah yang ia ucapkan di dalam benaknya.

"K-kak.. emhh.." Ucap Lexi dengan suara laknat yang tiba-tiba ikut keluar.

Bukannya melepaskan ciuman itu, Vio malah semakin memperdalam ciuman yang ia buat. Ia menghisap bibir bawah Lexi, lalu menggigit dan menariknya secara perlahan, sambil menatap reaksi Lexi. Bangga rasanya melihat wajah Lexi yang seakan merasakan nikmat yang begitu dalam.

"Gimana? Manis?" Tanya Vio dengan wajah nakalnya.

"A-apanya?" -Lexi

"Ini." Ucap Vio sambil kembali mencium Lexi dan tak lupa menyalurkan cairan salivanya pada Lexi.

[Senior]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang