[4. Akhirnya Bertemu]

745 26 0
                                    

"Oke, gue bakal jelasin ke kalian." Ujar Erin.

.
.
.
.
.
.

Flashback on

23 Maret 2013

Erin menyeret tangan Lexi menuju gudang di sekolah. Lexi berusaha melepaskan cengkeraman tangan Erin namun gagal.

"Erin lepas!" Pinta Lexi setelah ia dan Erin berada di gudang sekolahnya.

"Lexi, ada yang mau aku omongin." Katanya.

"Apa?" Tanya Lexi takut-takut.

"Aku mohon, jangan ambil Vio dari aku." Mohon Erin dengan derasnya air mata yang keluar.

"Erin, maaf. Tapi tolong lo juga ngertiin aku. Aku juga cinta sama Vio, Rin." Ungkap Lexi jujur.

"Dengan adanya penyakit di tubuh lo?" Tanya Erin lebih seperti menyindir.

"Apa maksudmu?" Tanya Lexi bingung.

"Aku tau kamu punya tumor otak, dan kamu akan segera mendapatkan penanganan di luar negeri, kan?" Tebak Erin, tebakan yang sangat tepat.

"Gimana kamu bisa tau?" Tanya Lexi curiga.

"Aku punya banyak bawahan yang bisa aku suruh buat cari tau tentang semua yang ingin aku ketahui, Lexi." Ucap Erin.

"Aku bisa jaga Vio. Aku sehat, dan aku ga akan ngerepotin Vio. Aku juga mempunyai kemungkinan hidup lebih panjang dari pada kamu." Tutur Erin membuat tancapan menohok.

"Jaga mulut mu Erin!" Gertak Lexi.

"Aku berkata jujur, Lexi. Jika kamu mencintai Vio, kamu akan memberikan Vio padaku."

"Jangan buat Vio repot dengan mengurusi sakit mu." Tegas Erin.

Lexi menghela nafasnya, membiarkan otaknya berpikir sejenak. Semua kata-kata Erin ia 'iya' kan dalam hatinya.

"Aku akan pergi ke Kanada minggu depan. Apa yang kamu bilang bener, Rin."

Lexi kembali menghela nafasnya pasrah lalu menatap Erin dengan senyum yang ia paksakan.

"Bener apa yang kamu bilang, 3mang seharusnya aku pergi dari kehidupan Vio. Jaga Vio baik-baik ya." Ucap Lexi memohon.

Erin tersenyum pada Lexi, tersenyum seakan ia berkata bahwa ia menang.

Flashback off

.....

"Udah, kalian tau kan sekarang? Bukan gue yang maksa Lexi, sorry.. Vebi buat pergi dari Indonesia." Ujar Erin membela diri.

"Tetep aja! Kemarin-kemarin lo bentak-bentak Lexi buat balik ke Kanada." Balas Lorin kesal.

"Gue ga mau dia ketemu Vio!" Sentak Erin.

"Lo udah tau kalau di lupa ingatan! Kalaupun mereka ketemu Lexi ga akan inget siapa itu Vio!" Gertak Mire.

"Tapi Vio masih inget siapa itu Lexi!" Balas Erin sangat marah.

"Vio udah jadi suami kamu, jadi ga mungkin dia selingkuh." Ujar Vero berusaha menenangkan kemarahan Erin.

Erin menunduk dan berdecak kesal mendengarkan kata-kata yang keluar dari mulut Vero.

"Suami? Bahkan sedikit pun dia ga mau sentuh gue! Pernikahan kimi belum sah! Itu kenapa gue selalu ketakutan kalau Lex- Vebi balik ke Indonesia!" Jujur Erin dengan air mata yang mulai terjun dari matanya.

Kejujuran Erin membuat ketiga 'temannya' melotot tak percaya. Sejujurnya, dalam hati kecil mereka, mereka merasa senang namun juga kasihan dengan Erin.

[Senior]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang