6.~ga usah mandi~

5.6K 107 2
                                    

Dengan ayunan sempurna Lexi memainkan permainan olahraga kesukaannya. Ia dengan lihainya memantulkan kembali bola ke meja lawan dengan pukulan smash dahsyat miliknya.

"Gilaaaaa! Dia cewek sendiri, tapi dia pemain paling bagus!" Bisik kagum salah satu siswa yang melihat permainan Lexi.

"Iya njir." Sahut lainnya.

Selama ekskul, Lexi mendapatkan beberapa pujian dan tatapan kagum dari peserta ekskul lain.

Usai ekskul selesai, Lexi segera menghubungi papanya agar segera menjemputnya. Sudah sekitar empat kali ia menghubungi papanya, namun tidak ada jawaban.

"Kenapa, Lex?" Tanya Jofan pada Lexi. Btw, Jofan adalah satu-satunya orang yang memanggilnya 'Lex'.

"Ini, aku telpon papa tapi ga dijawab jawab." Ujar Lexi dengan raut gelisah.

"Gini aja, kamu bareng aku dulu aja hari ini, kan kita searah." Sahut Juan tiba-tiba.

"Gapapa kak?" Tanya Lexi tak enak.

"Gapapa, santuy aja kalik." Balas Juan.

"Oke deh!" Jawab Lexi menyetujui.

Lexi, Juan, Fano dan juga Jofan segera bergegas menuju parkiran  motor sekolah mereka.

Disisi lain, Vio hanya menatap kepergian Lexi yang berjalan bersama Juan dan kedua teman Juan dengan mengepalkan tangannya erat.

"Tenang, bro. Lo pasti bisa kalahin dia." Ujar Sean menepuk bahu Vio menenangkan.

Mendengar itu, Vio hanya mengangguk pasrah.

.
.
.
.
.
.

"Lexi, dengar-dengar waktu MPLS kamu sempet di culik sama ketos ke ruangannya ya?" Tanya Juan.

"Tau dari mana kak?" Tanya Lexi sedikit kaget.

"Sempet heboh sih itu. Sampe kesebar di guru-guru juga loh." Jelas Juan.

"Hah?! Beneran?!" Tanya Lexi kaget.

"Iya. Mulai sekarang hati-hati ya, banyak yang ngincer kamu soalnya." Peringat Juan.

"Siapa?" Tanya Lexi lagi.

"Cewek-cewek yang suka sama Vio lah, siapa lagi?" Jawab Juan dengan tawa kecil.

"Iya iyaa.." balas Lexi mengerti.

"Btw, kalau ada ekskul kamu bareng aku atau Jofan aja pulangnya." Ujar Juan.

"Kak Jofan satu arah emangnya?" Tanya Lexi.

"Iya." Jawab Juan.

"Oke deh." -Lexi.

Jujur saja, saat ini Lexi merasa tidak sendiri lagi. Ia sudah merasa ada orang yang sekarang ini adalah temannya. Orang tersebut adalah Juan, Jofan dan juga Fano.

Mereka adalah orang yang sangat baik. Bahkan sering kali mereka mengajak Lexi untuk bermain tenis meja  bersama-sama di rumah Fano, karena kebetulan Fano mempunyai meja tenis meja.

Sering kali Fano, Juan dan juga Jofan memberikan lelucon-lelucon kecil pada Lexi. Bahkan tanpa rasa malu tiga laki-laki ini sering kali menunjukan tingkah konyol mereka didepan Lexi hingga membuat Lexi tak kuat menahan tawanya.

Semua momen mereka terukir sangat indah. Lexi sangat bahagia dengan adanya tiga orang ini. Ia sangat bersyukur pada Tuhan karena sudah mengirimkan tiga orang ini dalam hidupnya.

"Lexi, besok aku sama dua tuyul itu mau main tenis meja di rumah Fano, kamu mau ikut?" Tanya Juan yang sedang menyetir.

"Ga tau, nanti aku kabarin aja deh di chat." Jawab Lexi masih ragu.

[Senior]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang