[24. Last]

1.6K 46 30
                                    

Acara pernikahan Vio dan Lexi sudah sangat dekat, sekita satu jam lagi acara keramat itu akan dimulai. Jantung Lexi berdegup kencang karena rasa takut, cemas dan senang yang bercampur aduk dalam hatinya.

"Ga nyangka kalian bakal sampai kejenjang ini, sumpah." Ucap Lorin pada Lexi yang kini menatapi wajahnya di cermin.

"Gue juga." Balas Lexi.

"Kalai dipikir-pikir, perjuangan kalian lumayan panjang juga ya. Mulai dari Erin yang kayak gitu, terus lo yang lupa ingatan, sampe perbuatan Laura yang hampir benar-benar hancurin hubungan kalian." Ucap Mire dengan tatapan menerawang, mengingat masa lalu Lexi yang begitu panjang dan berbelit.

"Itulah cinta sejati. Sesusah dan seribet apapun, mereka tetap tak terpisakan." Ujar Vero.

"Benar." Setuju Lorin.

Lorin, Mire dan Vero berjalan mendekati Lexi. Mereka mengecek mulai dari rambut hingga alas kaki yang Lexi pakai. Rambut Lexi digulung, berantakan namun sangat cantik. Polesan wajah sederhana, gaun putih dengan taburan glitter menghiasi tubuhnya dan sepatu berhak setinggi 7 sentimeter begitu indah terpasang di kaki Lexi.

"Kalian udah latihan kan kemarin?" Pertanyaan konyol itu terlepas dari mulut Lorin.

"Tentu saja! Kalo kami ngga latihan, ancur karena ga tau apa-apa. Hahahaha" Balas Lexi sambil tertawa lepas.

"G-gue tanya biar lo lebih santai aja." Lorin beralasan karena merasa malu.

"Ya, ya, yaaa." Ejek Lexi.

Cklek!

Suara pintu terbuka seketika membuat merek menghentikan perbincangan ringan mereka. Mereka menengok kearah sumber suara dan mendapati Laura yang tengah berdiri dengan gaun berwarna biru.

"Kenapa lagi sih ni anak ke sini?" Gerutu Lorin malas.

Tanpa memperdulikan gerutuan Lorin yang cukup mengesalkan, Laura langsung mengucapkan apa yang memang akan ia ucapkan pada Lexi.

"Lexi, lo ga mau ketemu kak Vio? Dia udah nunggu di bawah"

Sontak Lorin, Mire dan Vero langsung menatap Lexi dan Laura secara bergantian dengan raut bingung.

"Apaan nih?!" Seru Lorin meminta penjelasan.

"Dia yang bantu pernikahan aku sama Vio. Kalian jangan berburuk sangka terus dong sama dia." Ucap Lexi.

"What?!! Hah! Bullshit itu mah! Lo masih inget tentang Erin kan?? Dia awalnya juga baik-baik gitu, ehhh ternya..." -Lorin

"Udah deh, ga semua kayak Erin kok." Bela Lexi.

"Ayo. Lama ah!" Kesal Laura yang sudah sumpek dengan prasangka buruk yang terus ia dapatkan dari teman-teman Lexi.

"Tuh kan! Ini bahkan lebih parah daripada Erin mah!" Lorin malah semakin gencar mengejek Laura.

"Eh lo diem ya! Gue baik-baik nolong, malah kek gini. Gila lo!" Sentak Laura sambil menunjuk wajah Lorin terang-terangan.

"O-oke.. dia baik kok." Lirih Lorin takut-takut.

Laura langsung berjalan keluar dan menutup pintu dengan sangat keras. Sontak itu membuat keempat perempuan ini terkejut luar biasa.

"Gara-gara lo, Rin!" Tuduh Mire sambil menatap Lorin kesal.

"Biarin aja napa, lagi pula dia udah jahatin Lexi kapan itu." Ucap Lorin menolak merasa bersalah.

"Jangan gitu, dia yang udah bantu dekorasi ruangan pernikahan aku loh, Rin."

"Iya, iya gue salah! Nanti gue minta maaf deh!" Putus Lorin lalu ikut keluar dari ruang rias yang berada di gedung yang sama dengan acara pernikahan Lexi.

[Senior]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang