[18. Laura]

954 31 34
                                    

Mohon maaf, mungkin episode ini akan sedikit menjengkelkan.

BAGI KALIAN YANG SUKA MARAH", SAYA SARANKAN UNTUK MENYIAPKAN BENDA APAPUN UNTUK MENJADI SASARAN PUKULAN KALIAN.

SEKIAN

Dan

SELAMAT MEMBACA

___________________________________
_________

"Ma aku ambil balik kunci rumahku ya." Ujar Vio yang baru saja masuk dalam ruangan mamanya itu.

"Oh iya, mama lupa. Bentar mama ambilin dulu." Ujar mamanya sambil berjalan kearah salah satu laci dari meja besarnya itu. Setelah bertemu, ia berjalan kearah Vio dan memberikan kunci itu padanya.

"Ini. Maaf ya, mama sita ini kan demi kebaikan hubungan kamu sama Erin. Mama ga mau kamu terus kabur ke rumah ini, cuman karena ga mau satu apartment sama dia." Jelas mamanya.

Vio mendengus menatap mamanya wajar. "Gapapa ma. Ya udah Vio pergi dulu." Katanya lalu berjalan menuju pintu.

Saat Vio baru saja melangkah, tiba-tiba mamanya memanggilnya. Dia menengok dengan wajah bertanya-tanya.

"Mama mau tanya boleh?" Ujar Lerin.

"Apa ma?" Tanya Vio sepenuhnya menghadap mamanya kini.

"Kamu sama Erin belum...." Lerin tak melanjutkan kalimatnya, ia malah memainkan jari telunjuk yang saling dihantamkan.

"Belum apa?" Tanya Vio bingung.

"Ya kamu tau lah maksud mama."

"Ga tau mamaaa." Jawab Vio jujur.

"Kamu sama Erin belum pernah berhubungan kan?" Tanya Lerin menatap anaknya itu dengan penuh harapan.

"Ngga, kami ga pernah." Jawab Vio.
"Dah ya, Vio pergi." Pamit Vio.

Vio berjalan kembali ke mamanya, lalu mencium kedua pipi mamanya dan berjalan keluar meninggalkan ruangan mamanya itu.

Saat Vio baru saja keluar dari ruangan itu, ia ternyata mendapati seorang gadis dewasa yang lebih muda darinya. Gadis yang sangat ia kenal, Laura namanya.

"Hei, ngapain kamu ke sini?" Tanya Vio.

"Mau ketemu kak Vio!" Jawab Laura sambil memeluk Vio erat sekali.

"Kamu masih kayak dulu ya, manja." Ujar Vio tertawa kecil dan membalas pelukan Laura itu.

"Hehehehehe... Kak kita jalan yuk!" Ajak Laura sambil merangkul lengan Vio dan menyeretnya keluar dari rumah.

Hati-hati Vio melepaskan rangkulan Laura. "Laura, hari ini aku mau jalan sama Lexi, jadi ga bisa jalan sama kamu dulu." Katanya sebaik mungkin agar Laura tak merasa tersinggung.

Laura mendengus kesal. "Aku ikut dong, kak!" Mohonnya.

"Tapi hari ini kebetulan aku bisa dapet waktu buat jalan sama Lexi. Maaf ya, lain kali aja, ya?" Ujar Vio.

"Ayo lah kak~" Mohon Laura dengan wajah memohon.

"Ya udah, yuk masuk mobil. Aku mau jemput Lexi dulu." Ujar Vio.

"Oke!"

Mereka masuk kedalam mobil. Sejujurnya Vio sangat bingung bagaimana harus bilang pada Laura untuk duduk di belakang nantinya.

[Senior]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang