Dua orang tengah menatap kaget Vio dan Laura yang berada dalam posisi yang cukup intens. "Apa yang kalian lakukan?" Tanya lemah laki-laki lembut itu.
Cepat-cepat vio langsung mendorong Laura dari dekatnya. "D-dickey, ini ngga kayak yang lo pikirin. G-gue cuman ngajari dia main ini doang, ngga lebih." Tutur Vio gugup entah mengapa.
"Terus kenapa lo kayak orang yang baru aja kepergok selingkuh?!" Ketus Felo curiga.
"Ngga anjir. Lo inget dia kan? Dia temen gue dari SD sampe SMP, mana mungkin gue suka sama dia. Gue anggep dia sebagai adek doang, suwer." Jujur Vio dengan wajah meminta agar temannya percaya dengannya.
"Tapi posisi kalian..." Ucap Dickey masih ragu.
"Kalo mau ngajarin bilyard kan memang harus gitu, Key. Ya kan Felo?" Ujar Vio meminta pembelaan pada Felo, namun yang ia dapatkan hanyalah tatapan curiga yang mengintimidasi.
"Gue mohon, percaya sama gue. Gue cuman sayang sama Lexi. Ga pernah sedetikpun gue kepikiran buat selingkuh dari Lexi. Lexi juga udah tau kalau gue jalan sama Laura." Jelas Vio jujur.
"What?! Lexi tau?!" Teriak kaget keduanya bersamaan.
"Hey yo, wassup!" Seru Sean yang baru saja memasuki ruangan basecamp nya.
Tak ada yang menjawab dirinya. Yang Sean dapati hanyalah dua teman laki-lakinya yang sedang menatap Vio dengan tatapan curiga. Namun, setelah melihat Laura sepertinya ia mulai mengerti apa yang sedang terjadi.
"Kalian kenapa?" Tanya Sean ingin memastikan apakah apa yang dia pikirkan benar.
"Gue lihat Vio lagi mesra-mesraan sama cewek ini." Ketus Felo sambil menunjuk Laura tak sopan.
'sudah kuduga.' batin Sean.
Sean tersenyum pada mereka. " Kalian napa sih, dengerin dulu penjelasan Vio dulu dong!"
"Kok kamu malah belain dia sih, Sean?! Vio ini sudah tunangan, walaupun menikahnya masih tahun depan! tapi dia malah mesra-mesraan sama cewek lain! Di basecamp kita lagi!" Ketus Dickey menatap Sean dengan tatapan kesal.
Mendengar itu Sean hanya bisa tertawa. Sean duduk di sofa sambil meletakkan barang belanjaan yang sedari tadi ia tenteng ditangannya.
Sean menyandarkan tubuhnya pada sofa. Ia menatap Felo yang terlihat sedang marah itu. "Felo, coba lo lihat diri lo sendiri deh! Lo kan selalu mesra-mesraan sama cewek, tapi yang ada di hati lo tetep satu, Vero."
Kini ia beralih menatap Dickey. "Lo juga Key. Lo selalu bersikap baik dan lembut sama cewek, tapi sikap yang lo keluarin bukan karena lo cinta sama cewek-cewek itu, tapi karena emang lo baik aja." Ujar Sean menjelaskan.
Seketika Dickey dan Felo terdiam. Mereka tak bisa menjawab apapun, karena apa yang dibilang Sean memang benar adanya.
Felo masih tak terima."Emang bener sih, tapi kan-"
"'Tapi kan' apa sih Fel?" Potong Sean cepat.
"Kalian tuh ya, kenapa sih ga bisa kayak Sean?! Bisanya cuman nuduh doang!" Ketus Vio kesal.
Dalam hati, Laura sangat jengkel dengan Sean. Benar-benar jengkel. Wajahnya memang biasa saja namun tangannya sudah mengepal erat.
"Lo udah tunangan, Vio!!" Sentak Felo marah.
"Tolong pikirin perasaan Lexi setidaknya." Ucap Dickey lalu ia langsung pergi meninggalkan ruangan itu.
"Key!" Panggil Vio.
Vio sudah mau mengejar Dickey, tapi dia sudah terlebih dahulu ditarik oleh Laura. Karena itu, Vio tak jadi mengejar Dickey.
Felo mengernyit kesal melihat Vio yang menuruti Laura. "Bahkan cewek itu lebih lo pentingin dari pada kepergian Dickey." Ketus Felo ikut keluar dari hadapan tiga orang itu.

KAMU SEDANG MEMBACA
[Senior]
Teen Fiction(18+) Season 1 : [Senior] Season 2 : [Retrograde] Dia adalah patah hati terbesarku Dan.. Kau adalah satu-satunya yang dapat aku harapkan untuk memulihkan hatiku yang sudah patah