"Aku mencarimu kemana-mana, tapi kau tak kunjung menemukanmu." Bisik Vio.
"Tolong lepaskan!" Ucap Lexi.
Lexi terus memaksa Vio untuk melepaskannya namun Vio semakin gusar memainkan telinganya lingga akhirnya...
Lick!
Vio sengaja menjilat telinga Lexi hingga membuat tubuh Lexi terkejut hebat.
"E-emmh~" Desah Lexi tak sengaja keluar.
"Aku merindukan suaramu itu." Bisik Vio menggoda Lexi.
"A-apa maksudmu?" Tanya Lexi.
Vio hanya diam, ia melemparkan senyuman mengerikannya itu. Lexi ketakutan, takut dengan senyuman Vio, ia bahkan sudah hampir menangis sekarang.
"Sudah! Lepaskan!" Pinta Lexi.
"Diam, dan nikmati." Bisik Vio dengan suara bass yang mungkin selama ini hanya ia gunakan untuk Lexi.
"A-akh!" Teriak Lexi kaget, saat Vio menggigit daun telinganya.
Vio menatap Lexi, orang yang dia sangat cintai. Entah apa ekspresi yang ingin ia gunakan, yang pasti sekarang ekspresi yang keluar adalah bergairah.
Chu~
Tanpa aba-aba, Vio langsung meraup bibir Lexi, melepas kerinduannya yang sudah sangat lama ia pendam.
Ia melumat dan sesekali menggigit kecil bibir Lexi, memberikan kesan sexy pada ciuman yang ia berikan. Jantungnya berdebar sangat cepat, dan itu membuatnya semakin bergairah.
Lexi memukul-mukul dada bidang Vio sangat keras, namun Vio dengan mudahnya menahan kerasnya pukulan Lexi.
Lexi terus berpikir bagaimana cara agar bisa lepas dari Vio. Lexi akhirnya memutuskan untuk terus menggelengkan kepalanya agar setidaknya Vio akan kesulitan menciumnya jika ia terus bergerak.
Tapi apa yang Vio lakukan?
Ya, Vio melepaskan ciumannya, tapi selanjutnya ia melemparkan seringaiannya. Vio meraih tangan Lexi dan ia satukan di belakang tubuh Lexi dengan satu tangannya.
"Kamu membuatku sangat marah, Lexi." Ucap Vio dengan tatapan singa kelaparan yang sangat ingin memangsa makanannya
Chup!
Vio kembali memakan jarak di antara mereka dan dengan begitu ganasnya ia kembali mencicip bibir ranum Lexi yang terasa begitu manis.
Namun semua kenikmatan itu berkurang karena Lexi yang selalu menolaknya dengan cara terus menggerakkan kepalanya untuk menghindari bibir Vio terus menerus melumatnya dengan kasar.
Merasa kesal dengan Lexi yang terus menggerakkan kepalanya, Vio akhirnya menggunakan tangan kanannya untuk menahan menahan dagu Lexi.
Vio kembali mencium Lexi. Ia mencium sekaligus menjilat bibir Lexi agar Lexi mau membuka mulutnya, namun Lexi tetap tak ingin membukanya.
Vio melepaskan ciumannya, namun ia tak menjauhkan tubuhnya dari Lexi sama sekali.
"Buka mulutmu, Lexi." Bisik Vio dengan suara yang sangat rendah, dan tatapan memerintah tentunya.
Lexi menggeleng dengan air mata yang sudah membasahi pipinya yang memerah karena terbuai (?) Dengan ciuman yang Vio berikan.
Jujur saja, entah mengapa hati Lexi merasa sangat nyaman dengan kelakuan Vio. Tapi berbeda dengan otaknya yang terus berkata bahwa Vio adalah orang asing yang mesum.
"Buka!" Gertak Vio.
"Tolong lepaskan saya." Pinta Lexi lemas.
"Saya tidak mengenal anda." Tutur Lexi menggunakan nada formal.
KAMU SEDANG MEMBACA
[Senior]
Teen Fiction(18+) Season 1 : [Senior] Season 2 : [Retrograde] Dia adalah patah hati terbesarku Dan.. Kau adalah satu-satunya yang dapat aku harapkan untuk memulihkan hatiku yang sudah patah