[15. kecurigaan]

1.6K 30 2
                                    

"This is my first time too." Kata Felo. Sontak Vero langsung membelalakkan matanya tak percaya. Seorang playboy sepertu Feli tidak pernah berciuman? Itu hal yang sangat aneh!

"Santai aja, rasain gimana gerakanku, dan kamu tinggal ikuti." Ujar Felo lembut.

Belum sempat mengatakan apapun, Felo lagi-lagi menyatukan bibirnya dengan Vero. Entah mengapa Vero merasa tak memiliki kekuatan untuk menolak. Ia justru mengikuti apa yang tadi Felo katakan, mengikuti gerakan yang Felo buat.

Nafas mereka terasa begitu hangat saling menyapu wajah lawan bermain mereka. Jantung mereka berdebar tiga kali lipat dari biasanya.

Felo meraih tengkuk Vero dan semakin memperdalam cumbuannya. Jujur, selama ini ia tak pernah berpikir bahwa berciuman akan membuatnya se-bergairah ini.

Perlahan Felo melepaskan pagutan mereka. Mereka saling tatap, namun tak ada yang bicara. Felo tersenyum menatap Vero, namun Vero tak membalas senyuman itu, ia terlalu malu.

"Manis." Kata Felo dengan kekehannya.

"Oke, sekarang ada hal yang perlu kita bicarain." Ujar Felo mulai menatap Vero dengan serius. Vero diam, menunggu Feli melanjutkan apa yang ingin ia bicarakan.

"Kamu seorang dokter, kan?" Tanya Felo.
"Iya." Jawab Vero sambil mengangguk.

Sejenak suasana hening. Felo hanya menatap Vero dengan tatapan yang entahlah apa arti dari tatapan itu. Sedangkan Vero, ia menunggu apa kelanjutan dari percakapan ini.

"Jadilah dokter pribadi buat Lexi selama setengah tahun ini. Aku akan bayar biaya setiap bulannya, tapi jangan sampai Lexi tau tentang ini." Ucapan Felo ini berhasil membuat Vero mengerutkan dahinya bingung.

"Tapi aku dokter umum. Aku ngga mendalami tentang amnesia." Ujar Vero.

"Aku tau, maka dari itu aku minta kamu untuk jadi dokter pribadinya." Kata Felo.
"Suatu saat, kalau terjadi sesuatu sama Lexi, kamu harus yang menjadi dokternya. Aku percaya sama kemampuanmu. Aku udah cek semua tentang pekerjaanmu di rumah sakit, dan kamu adalah dokter yang bisa disebut sebagai dokter paling disegani." Ujar Felo lagi.

Lagi-lagi Vero mengerutkan dahinya. Bukan karena pujian Feli, tetapi karena kata-kata yang Felo ucapkan sebelumnya. Kata 'terjadi sesuatu dengan Lexi' yang membuat dia bingung. Felo mengucapkan itu seolah ia mengerti apa yang akan terjadi.

"Maksud kak Felo apa?" Tanya Vero menyelidik.

"Suatu saat kamu akan tau apa yang aku maksud, Vero. Yang aku butuhkan saat ini adalah persetujuan mu." Ujar Felo.

Felo berjalan membungkuk mendekati tasnya. Ia menggeledah tasnya dan mengeluarkan selembar kertas, kertas kontrak lebih jelasnya.

"Ini untuk kebaikan Lexi. Tandatangan lah." Ucap Felo sambil memberikan bolpoin pada Vero. Pada akhirnya Vero menandatangani surat kontrak itu, karena ia tau bahwa ini memang untuk kebaikan Lexi.

"Yeeee, makasi!"

Chup!

Kini Felo mengecup senang dahi Vero. Felo terlihat sangat-sangat senang sekarang. Itu membuat Vero ikut mengukir sebuah senyuman, hanya senyuman kecil, namun bisa menunjukkan begitu senangnya ia melihat laki-laki yang baru saja melamarnya itu tersenyum bahagia.

Ting!

...........

Seminggu setelahnya~

"Gimana rencana pernikahan lo sama Lexi?" Tanya Sean saat mereka kebetulan ada waktu untuk berkumpul di balik kesibukan mereka masing-masing.

"Ya gitu deh." Jawab Vio seadanya.

[Senior]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang