07

308 56 5
                                        

Nahee ngelangkahin kakinya dengan anggun.

Membelah antrian karyawan yang pagi itu seperti biasa nunggu giliran masuk ke lift buat ke ruangan kerja masing-masing.

Karna Nahee adalah anak dari pemilik gedung pencakar langit itu dan kebetulan hari itu dia mulai kerja di sana juga, jadilah dia bisa makai lift khusus buat petinggi di sana.

"Miss, apa hari ini bisa aku lewatin dengan baik?"

Miss Han yang udah ditugasin jadi asisten pribadi nyonya mudanya itu semenjak Nahee masih berumur 15 tahun langsung ngelempar senyum lembut, "pasti bisa, Nona."

"Jantung aku sakit rasanya..." katanya sambil neken dada sebelah kirinya.

"Nanti juga terbiasa," kata Miss Han seraya mempersilahkan nyonya mudanya itu masuk ke lift yang pintunya udah kebuka. "Apa Tuan Jinyoung hari ini akan terbang ke Thailand?"

"Sepertinya iya," kata Nahee singkat.

"Berarti tidak ada agenda untuk sarapan pagi bersama di hari rabu?"

"Iya. Hari kamis aku baru ketemu dia buat fitting baju."

"Baik, Nona.."

***

"Oh my... serius aku harus pegang tender ini, Pa?"

"Ini gampang, Na. Bukannya kemarin kamu ketemu Kim Yonghee?"

"Iya, cuma ngobrol biasa aja," jelas Nahee. "Ini beda, Pa."

"Cukup datang ke sana dan menangin tendernya, Kang Nahee. Papa yakin mereka bakalan pilih kita."

"O—oke," sahut Nahee. "Semoga aku bisa."

"Bisa, Na, pasti," kata Tuan Kang menyemangati. "Gimana Jinyoung?"

Nahee yang lagi ngebolak-balik berkas yang barusan dikasih papanya ke dia jadi berhenti sebentar, "baik. Dia lagi ada kerjaan di Thailand."

"Cuma baik, Kang Nahee?" Selidik Tuan Kang. "Apa Papa perlu cari tahu sendiri kenapa calon menantu Papa itu tiba-tiba pergi di pertengahan acara yang kemarin?"

"No, Papa. Jinyoung emang ada perlu waktu itu," kata Nahee ngebela. "Dia emang lagi banyak kerjaan."

"Oke, Papa percaya sama kamu. 2 bulan lagi kalian bakalan menikah."

Nahee ngulas senyum getirnya tipis, "...ya, aku bakalan nikah sama dia. Laki-laki yang Papa pilihin buat aku, buat kebaikan aku, buat nemenin aku sampai maut datang ngejemput."

Hening sejenak sebelum akhirnya Tuan Kang bersuara lagi, "Jinyoung baik 'kan ke kamu?"

"...he is really kind to me."

"Really?"

"Yes, he is."

"Oke. Kita ketemu di rumah nanti malam, Kang Nahee. Selamat bekerja."

***

"Nona," panggil Miss Han. "Apa saya perlu melaporkan apa yang Tuan Jinyoung lakukan hari ini?"

"Ya, boleh. Ada apa?"

"Apa Nona pernah mendengar nama Choi Jinkyung?"

Nahee nengok ke Miss Han dan langsung ngernyitin dahinya, "siapa? Choi Jinkyung?"

"Ya.. karna hari ini Tuan Jinyoung terbang ke Thailand dengan perempuan tersebut."

"Apa perempuan itu yang selama ini Jinyoung temuin, Miss?"

"Saya kurang yakin, Nona. Akan saya cari tahu lebih lanjut.."

Nahee cuma nganggukin kepalanya dua kali terus nunjukin sebuah berkas yang dari tadi dia pelajarin setelah dikasih sama Papanya, "rabu aku ada ketemu perwakilan tender yang ini, Miss?"

"Iya, Nona. Dengan Tuan Kim Yonghee," jawab Miss Han.

"Good, gue beneran ketemu dia lagi..." gumam Nahee ke dirinya sendiri sambil ngembangin senyum lebarnya.

"Iya, Nona?"

"Enggak, Miss," Nahee langsung ngelak. "Apa waktu makan siang aku hari itu ada agenda?"

"Tidak, Nona, kosong.."

"Oke, makasih banyak, Miss," sahut Nahee udah ngebayangin ngajak Yonghee makan siang bareng. Rasanya emang dia pengen banyak ngobrol lagi sama cowok itu. "Nanti ada Jisoo ke sini waktu jam makan siang, tolong dijemput ya, Miss. Aku mau makan siang di sini aja."

"Nona akan makan siang dengan apa?"

"Japanes bento, sounds so yummy..."

"Baik, Nona.."

"Makasih banyak, Miss..."

***

Love Hate - Bae JinyoungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang