49

200 48 50
                                    

Nahee natap layar hapenya yang nampilin kontak Jisoo. Rasanya dia pengen nelepon sahabatnya itu, cuma sekarang udah hampir tengah malem.

Dia takut kalau Jihoon denger dan bakalan berakhir nimbulin masalah lain. Dia udah gak mau ngebuat masalah Jinyoung makin bertambah lagi.

Tapi tanpa dia duga, Jisoo malah nelepon dia duluan. Kemudian tanpa ragu dia langsung neken tombol warna hijau di layar. Urusan Jihoon bisa dipikirin nanti.

"Nahee?" Seru Jisoo riang. "Lo udah pulang, 'kan? Gimana? Udah mendingan?"

"...udah," jawab Nahee pelan. Dia nundukin kepalanya dan mainin jari-jarinya yang kosong.

"Heh? Lo kenapa?" Jisoo bisa langsung ngerti kalau Nahee gak baik-baik aja. "Jangan buat gue pengen nyamperin lo deh, Jihoon gak ada di rumah, Na."

"Kerja?"

"Iya, di luar kota," sahut Jisoo.

Setelahnya hening. Nahee belum ngomong apapun lagi, dia cuma ngelihatin jari-jari tangannya dan sesekali air matanya jatuh menetes.

"...Soo," lirih Nahee. "...gue mau diceraiin sama Jinyoung."

"HAH? Bohong lo?"

"...emang gue lagi kedengeran kalau lagi bohong, ya?"

Jisoo diem. Nahee emang kedengeran lagi nangis. Jadi dia gak ngebantah lagi.

"...hidup gue begini banget, ya?" Sambung Nahee. "Gue bingung harus ngapain setelah ini."

"Pulang, Na," lirih Jisoo.

Nahee ketawa pelan, "emang mau kemana lagi kalau gak pulang? Maksud gue bukan itu..."

"...terus?"

"Gue gak tahu harus ngapain setelah ini karna rasanya hidup gue bener-bener udah hancur sekarang. Jinyoung ngambil semuanya. Raga gue, hati gue dan setelahnya dia kaya gini."

"Nahee," panggil Jisoo. "Ini bukan akhir. Kalau Tuhan sekarang gak ngasih lo kebahagiaan, berarti bahagia lo bukan sama dia."

"...tapi dia udah ngambil semuanya."

"Tuhan pasti ngasih ganti yang lebih, Na."

"..."

"Mungkin gue gak tahu rasanya, jadi gue gak tahu harus ngapain dan ngomong apa ke lo. Sorry, gue cuma bisa ngomong ini."

"Dia bohong sama gue, Soo..."

"Bohong?" Ulang Jisoo buat meyakinkan telinganya sendiri.

"Dia bilang dia gak cinta sama gue, tapi—hah, ngapain gue masih gak terima dia bilang gak cinta sama gue?" Nahee ngeangkat kepalanya, nyeka air matanya sendiri.

"..."

"...gue gak boleh egois, ya 'kan, Soo? Gue gak bisa nahan dia buat gak pergi? Kalau gue nahan, kasihan dia yang gak cinta sama gue..."

"..."

"Jinyoung cuma mau perempuan itu. Gue jadi inget namanya Jinkyung, 'kan?" lanjutnya yang berakhir dengan pertanyaan lagi.

"...iya," jawab Jisoo jujur. "Na—"

"Gue belum pernah ngelihat dia secara jelas, btw," kata Nahee lagi terus ketawa. "Gue jadi penasaran gimana rupanya. Pasti cantik banget dan dia beruntung banget. Dia bisa dapetin orang yang berhasil bikin gue jatuh cinta dalam waktu singkat dengan segala perbuatan manisnya."

"..."

"I mean, perempuan mana yang gak bakalan ngerasa beruntung kalau dicintai sama Jinyoung? Dia penyayang banget kalau bener-bener udah sayang..."

"Na, stop it. Berhenti bikin diri lo sakit," sela Jisoo. "Lo gak pantes ngebanding-bandingin diri lo kaya gini."

"Gue gak ngebandingin. Gue cuma ngomongin fakta," sahut Nahee. "Jinkyung pasti juga cewek yang kuat banget karna Jinyoung ngatain gue manja dan nyusahin. Bener, 'kan?"

"Nahee, berhenti, gue mohon. Lo jangan aneh-aneh ya!" Ancam Jisoo kedengeran serius banget. "Lo lagi ngapain sekarang? Mau pergi sekarang? Perlu gue jemput?"

"Nangis?" Balas Nahee sambil tersenyum konyol. "Gue pergi setelah tanda tangan surat cerai gue sama dia. Gue udah gak mau ketemu lagi sama dia setelah ini..."

"..."

"Gue mau pergi dan bener-bener ngelupain dia," lanjutnya. "Ngelanjutin takdir yang sebenarnya mengharuskan gue buat ngelupain dia. Iya, 'kan?"

"..."

"Karna buat apa gue sakit dan cuma ngelupain Jinyoung kalau takdir gue yang seharusnya adalah ngelupain semua tentang dia?"

"..."

"Tuhan kayanya udah ngasih jawaban dari awal, Soo, tapi gue aja yang masih denial."

"..."

"Gue kira dia bakalan bertahan di posisinya, tetep pura-pura cinta sama gue sampai dia sendiri lupa kalau dia cuma pura-pura. Tapi gue siapa sih? Gue bukan Jinkyung dan gak mungkin dia bertahan di samping gue."

"..."

"Dia sendiri yang bilang, kalau kita gak mungkin bertahan sampai maut sama orang yang gak pernah kita cintai."

***

Love Hate - Bae JinyoungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang