29

403 56 3
                                        

Selama Bae Jinyoung kenal sama Kang Nahee, belum pernah dia berpikiran kalau cewek itu gak pantes buat dicintai.

Siapa yang gak akan jatuh cinta sama cewek itu, pikirnya.

Nahee dengan semua yang dia punya—paras, sifat, apapun yang melekat sama cewek itu—bener-bener ngebuat cowok manapun bakalan jatuh cinta sama cewek itu.

Jinyoung berani jamin, kecuali dirinya sendiri.

Entahlah, kenapa dia gak bisa jatuh cinta sama cewek itu.

Sekeras apapun dia nyoba, dia kira, dia tetep gak akan pernah jatuh cinta sama cewek itu.

Berulang kali dia ngerutukin dirinya sendiri dan berusaha buat nerima cewek itu, tapi dia gak pernah berhasil.

Mungkin karna dia nyoba ngelakuin itu emang cuma berpikiran kalau dia itu jahat—karna gak berusaha nerima Nahee—atau emang dia udah ada Jinkyung yang selalu ngebuat dia ngerasa cukup dalam apapun, makanya dia gak pernah berhasil.

Mungkin kemungkinan yang kedua yang paling masuk akal.

Jinkyung lebih dari cukup? Tanyanya ke dirinya sendiri.

Tapi Nahee sama sekali gak pernah ngebuat lo dalam keadaan dengan masalah besar, Jinyoung, batinnya yang lain bersuara.

Nahee juga gak pernah minta buat dijodohin, Jinyoung. Sadar.

***

Pikiran Jinyoung melayang lagi ke beberapa hari yang lalu.

Hari itu adalah hari dimana dia dipanggil Papinya, setelah kecelakaan yang ngebuat Nahee lupa ingatan itu.

"Nahee lupa ingatan," kata Tuan Bae. "Dia lupa sama sebagian ingatan dia, anehnya dia ngelupain semua yang berkaitan sama kamu aja."

"..."

"Apa ini, Jinyoung? Kamu berantem sama dia sebelum kecelakaan itu?"

"..."

"Jujur sama Papi atau bakalan Papi cari tahu sendiri dan kamu bakalan Papi hajar tanpa ampun?"

Ancaman Papinya ngebuat cowok itu ngeringis kecil.

Terakhir kali dia dihajar Papinya waktu dia masih kuliah dan itu gara-gara dia ketahuan punya pacar—sebelum dia ketemu Jinkyung.

"Papi," lirihnya kecil pada akhirnya. "Aku sama Nahee gak kaya yang kelihatan selama ini...aku sama dia sama-sama gak saling cinta."

Dilihatnya takut-takut Papinya yang sekarang lagi mandangin dia gak percaya.

"Alasan macem apa itu?! Kamu tahu sendiri semua yang lahir di keluarga ini harus ngelakuin apa, Jinyoung!"

"..."

"Kamu gak merasa bersalah udah buat dia kaya gitu?! Kamu masih mau ngehindar?!"

Jinyoung ngegeleng pasrah, "...ya, aku ngerasa bersalah."

"..."

"...gak mungkin aku gak ngerasa bersalah," lanjutnya.

"..."

"Jinyoung bingung, gak tahu harus ngapain sekarang..."

"Cukup perlakuin Nahee kaya istri yang bener-bener kamu cintai kalau kamu masih nganggep Papi sebagai ayah kamu."

"Tapi nanti Nahee—"

"Tebus kesalahan kamu," sela Tuan Bae. "Cepat atau lambat kamu juga bisa jatuh cinta sama Nahee, Jinyoung."

"..."

"Apa kurangnya Nahee sampi kamu gak bisa cinta sama dia? Kamu buta?"

***

"Hai," pikiran Jinyoung buyar begitu Nahee muncul di hadapannya dengan cara nyembulin kepalanya dari balik pintu ruang kerjanya. "Aku udah selesai. Kamu gak mandi juga?"

Jinyoung langsung kikuk tapi gak urung juga nunjukin senyumannya, "sini masuk."

"Kamu ngapain?" Tanya Nahee sambil jalan ngedeket.

"Ngelanjutin ini," jawab Jinyoung sambil ngeletakin pena yang sedari tadi dia pegang.

Nahee yang dapet jawaban kaya gitu langsung melotot sekilas, "kamu bawa kerjaan ke rumah?"

"...kenapa emang?"

Nahee ngegeleng kecil, "ya gapapa sih, cuma ada baiknya kerjaan jangan dibawa pulang."

"Nanggung, Hee," sahutnya sambil narik tangan Nahee mendekat karna cewek itu udah berdiri di sebelahnya. "Janji, besok-besok enggak lagi."

Kali ini Nahee ngangguk, "yaudah, ayo makan dulu."

"Tuan Jinyoung, Nona Jinkyung—" suara Pak Lee kegantung karna dia ngelihat Nahee berdiri di samping Jinyoung. Waktu dia masuk, dia gak sadar ada Nahee di ruangan itu.

Mungkin dia masih belum membiasakan diri sama penghuni baru di rumah majikannya itu. "Maaf."

"Kenapa gak dilanjutin?" Tanya Nahee bingung sambil natap Pak Lee dan Jinyoung bergantian.

"Ayo kita makan," kata Jinyoung ngalihin obrolannya. "Udah waktunya kamu minum obat lagi."

"Ah iya," sahut Nahee. "Udah jam segini."

Jinyoung narik tangan Nahee yang dia genggam sampai nempel ke bibirnya. "Ayo," katanya terus diiringi senyuman jailnya karna ngelihat wajah Nahee yang memerah.

***

Love Hate - Bae JinyoungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang