Tuan Besar Bae bener-bener marah waktu ngedenger dari asistennya kalau anaknya lagi-lagi bertindak bodoh.
Pergi ke Makau buat ngejar perempuan yang udah anaknya itu pacari selama beberapa tahun dan ninggalin Nahee—yang statusnya udah jadi istri Jinyoung—sendirian di rumah sakit.
"Sekarang dia dimana?"
"Baru saja mendarat 1 jam yang lalu dan saat ini sudah berada di rumah sakit, Tuan," jelas Pak Kim, asisten pribadi Tuan Besar Bae.
Tuan Besar Bae cuma bisa ngedengus kesel. Tangannya mengepal sampai buku-buku jarinya memutih, "bener-bener buat malu keluarga."
"..."
"Panggil dia ke sini kalau memungkinkan dia untuk datang."
"Baik, Tuan."
***
"Aku tinggal dulu bentar, boleh?" Nahee sedari tadi gak ngomong. Dia masih marah sama Jinyoung, tapi tangannya sama sekali gak mau kelepas buat megangin tangan Jinyoung.
Katakanlah kalau semisal Jinyoung bener-bener gak bisa cinta sama dia dan mutusin buat pergi nantinya, seenggaknya dia bisa ngerasain gimana rasanya suaminya itu bertahan di sampingnya walaupun itu cuma sementara dan pura-pura aja.
Nahee natap mata Jinyoung yang udah ngelihatin dia dan nunggu jawaban, "kemana?"
"Angkat telepon dari Pak Kim," kata Jinyoung nunjukin layar hapenya yang masih nunjukin id caller Pak Kim.
"...di sini aja gak bisa?" Lirih Nahee yang sama sekali gak ngelepasin Jinyoung.
Jinyoung ngalah. Milih langsung neken tombol warna hijau di layar hapenya. "Iya, Pak?"
"Tuan Jinyoung, Tuan Besar meminta Tuan datang jika ada waktu luang," kata Pak Kim yang langsung ke hal inti yang mau dia omongin.
Jinyoung natap Nahee yang dari tadi ngelihatin dia sebentar, "bisa, tapi gak tahu kapan. Nahee masih sakit dan gak mau ditinggal."
"Baik, Tuan. Akan saya sampaikan ke Tuan Besar."
"Ya."
"Semoga Nyonya Nahee bisa lekas sembuh, saya tutup."
"Ya, terima kasih."
"Kenapa?" Tanya Nahee waktu Jinyoung udah beres nelepon.
"Disuruh Papi ke rumah bentar," katanya sambil ngusap kepala Nahee. "Kamu gak tidur? Aku gak kemana-mana lagi kok, janji."
Nahee gak ngejawab. Dia malah ngambil tangan Jinyoung yang ada di kepalanya. "Jin, kalau aku hamil anak kamu dan kembar, gimana?"
Jinyoung ngulas senyumnya. "Kok gimana? Ya enggak gimana-gimana. Anak kita, bukan cuma anak aku," katanya mengoreksi. "Emang—" matanya turun ke perut Nahee.
"Enggak, aku cuma tanya," sangkal Nahee cepet. "Aku kepikiran buat punya anak kembar."
"Mau kembar, mau cewek atau cowok juga gak masalah," sahut Jinyoung lagi. "Kenapa coba nanya kaya gitu?"
"Gapapa, pengen nanya aja," siapa tahu kalau misal ada bayi, kamu gak bakalan ninggalin dan gak bersikap jahat lagi kaya gini.
"Tidur, udah malem," Jinyoung ngusap kepala Nahee lagi. "Aku temenin."
***
Pemanasan buat pagi ini, see you again wkwkwk

KAMU SEDANG MEMBACA
Love Hate - Bae Jinyoung
Fanfiction-you make me fall in love, but you hate me too. ©slrmoon - Januari, 2020