47

172 47 31
                                    

Nahee ngelangkah masuk ke dalam rumah ditemani Miss Han di belakangnya. Tadi Jinyoung sama sekali gak balik ke rumah sakit dan sampai sekarang dia bahkan gak dapet kabar Jinyoung ada dimana.

"Selamat datang, Nyonya," sambut Bibi Seo. "Akhirnya Nyonya bisa pulang dari rumah sakit."

"Terima kasih," balas Nahee dengan senyum hangat. "Maaf kalau waktu itu membuat semuanya panik."

"Bukan masalah, Nyonya," balas Bibi Seo. "Kebetulan sudah sore dan akan menjelang malam, Nyonya ingin makan malam dengan apa?"

"Apapun boleh, asal bisa dimakan," sahut Nahee. "Terima kasih."

"Baik, Nyonya. Saya pamit ke belakang kalau begitu. Selamat istirahat," balas Bibi Seo sedikit nundukin kepalanya sebelum pergi.

"Jinyoung kemana ya?" Tanya Nahee ke dirinya sendiri. "Miss, aku boleh nggak sih telepon Jinyoung?"

Nahee rasanya kaya abg baru pacaran. Nggak dapet kabar galau, pengen ngehubungin duluan tapi gengsi. Makanya dia minta saran ke Miss Han.

"Memang siapa yang melarang, Nyonya?" Miss Han nanya balik. "Tuan 'kan suami Nyonya."

"...iya tapi aku takut dia gak mau diganggu," balasnya terus malah cemberut sambil ngelihatin layar hapenya. Bisa ya kamu gak ada ngabarin aku, Jin?

"Telepon saja, Nyonya. Sekarang juga sudah bukan jam kantor kalau semisal Nyonya berpikir takut mengganggu."

Nahee akhirnya beneran nelepon Jinyoung. Tapi gak ada tanda-tanda sambungan itu bakalan kejawab. Jujur, pikirannya mulai aneh-aneh lagi.

Gak berhenti sampai di situ, Nahee langsung nelepon Pak Lee. Dan sesuai dugaan, Pak Lee akan selalu siap nerima sambungan telepon dari dia. "Iya, Nyonya?"

"Pak, Bapak sama Jinyoung? Dia dimana?"

Pak Lee langsung ngelirik ke arah Jinkyung yang sekarang ini berdiri di sampingnya. Sekarang ini mereka berdua lagi nunggu bagasi mereka setelah turun dari pesawat.

Tadi Jinyoung juga ngabarin kalau bakalan ngejemput Jinkyung di bandara, jadi ada kemungkinan majikannya itu sekarang udah ada di bandara juga. "Nyonya, maaf. Tapi saya tidak sedang bersama Tuan."

"Oh?" Balas Nahee. "Yasudah, terima kasih ya, Pak. Maaf mengganggu. Saya tutup teleponnya."

Begitu sambungan keputus, Pak Lee cuma bisa natap layar hapenya. Apa lagi yang dilakuin sama majikannya kali ini?

***

"I miss you," lirih Jinyoung yang langsung ngedekap Jinkyung begitu cewek itu sampai di hadapannya. Tapi pelukan itu cuma berlangsung beberapa saat karna Jinkyung langsung ngedorong pelan Jinyoung buat ngasih ruang di antara mereka lagi.

"Muka kamu kenapa?" Jinkyung kelihatan panik dan khawatir. Tangannya sedikit nyentuh bagian wajah Jinyoung yang sekiranya nggak ada luka.

"Its oke, cuma luka kecil."

"Luka kecil gimana?!" Balas Jinkyung. "Udah diobatin?"

Jinyoung ketawa kecil terus ngeraih tangan Jinkyung yang ada di wajahnya, dia kecup sekilas telapak tangannya sebelum akhirnya dia ngomong, "udah kok. Jangan panik kaya gitu kenapa sih?"

Jinkyung ngedecak, "gimana gak panik sih?"

Lagi-lagi Jinyoung cuma ketawa, "ayo pulang aku temenin."

"Hah?" Sahut Jinkyung. "Temenin gimana? Anterin maksudnya?"

Jinyoung ngegeleng, "Nahee udah inget, aku gak mau pulang."

Pak Lee yang sedari tadi diem langsung natap Jinyoung bingung. Rupanya majikannya itu udah milih pilihannya.

"Gak mau pulang gimana? Nanti dia nyariin kamu," Jinkyung agak emosi sama Jinyoung. "Aku bisa pulang sendiri."

"Ck, kenapa sih? Kenapa kamu marah kaya gitu coba?"

Jinkyung natap Jinyoung sengit, "selesaiin dulu masalah kamu sama dia. Aku gak mau diseret ke masalah kalian ya, Jinyoung."

Jinyoung ngegendikin bahunya. "Siapa yang nyeret kamu? Udah ah, ayo," katanya terus ngebukain pintu mobil buat Jinkyung.

"Tuan," panggil Jinyoung setelah Jinkyung udah masuk. "Nyonya mencari Tuan."

"..." Jinyoung diem, badannya langsung kaku. Dia gak tahu harus bereaksi kaya gimana.

"Tuan?"

"Kalau dia nyari saya lagi, bilang aja saya pulang malam."

"Tapi—"

"Dia udah di rumah 'kan? Udah gak di rumah sakit lagi 'kan? Yaudah."

Pak Lee cuma bisa mandang Jinyoung bingung.

"Ah, satu lagi. Tolong segera minta pengacara untuk urus berkas-berkas perceraian saya. Butuh waktu berapa lama? 1 minggu cukup?"

"...iya, Tuan?"

"Bapak gak dengar?" Tanya Jinyoung. "Tolong segera minta pengacara untuk urus berkas-berkas perceraian saya sama Nahee. Segera. 1 minggu ya?"

"...baik, Tuan."

"Bapak boleh pulang dan istirahat. Biar Jinkyung sama saya."

"Iya, Tuan. Terima kasih."

Setelahnya Jinyoung langsung pergi ninggalin Pak Lee yang masih kebingungan sendiri.

***

Love Hate - Bae JinyoungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang