"Oke, Tante yang suapin Hana, mau?" Tanya Nahee ngelihat keponakannya rewel banget sekarang. Minji emang lagi di sana, ngejagain dia. Gak tega ngelihat adik suaminya itu sendirian cuma sama asisten pribadi aja di rumah sakit.
"Nggak, Tante sakit," balas Hana makin ngegeleng-gelengin kepalanya.
"Mau apa sih, Hana? Nanti Mama beliin kalau udah makan," sahut Minji ngusap kepala Hana. Berharap keras kepala anaknya itu sedikit mereda.
"Sekarang," serunya. "Mau sekarang, Mama, hueeee," dan berakhir nangis.
Di saat yang bersamaan pintu ruangan itu kebuka. Nampakin Jinyoung dengan keadaan acak-acakan banget.
Rambut berantakan, kemeja kusut dan raut wajah yang gak bisa Nahee baca sama sekali.
Udah kehitung 8 jam semenjak Jinyoung bilang mau pulang dan—ya, akhirnya Nahee bisa ngelihat suaminya itu.
"Ayo, Mama beliin, jangan nangis," kata Minji yang langsung ngegendong Hana ke gendongannya. Sekalian berniat ngasih ruang ke Nahee dan Jinyoung. "Kakak tinggal dulu gapapa? Miss Han diajakin gapapa?"
"Iya," jawab Nahee yang langsung ngebuat Minji ngulas senyum tipis tapi cukup getir di mata Nahee. Dia jadi ngerasa dikasihani banget.
"Makasih, Kak," kata Jinyoung waktu Minji sampai di ambang pintu.
Minji gak jawab apapun, dia cuma ngasih senyuman tipis penuh arti ke Jinyoung dan langsung melenggang pergi. Tentu diikuti Miss Han di belakangnya.
"Kenapa?" Tanya Jinyoung waktu di ruangan itu tinggal mereka berdua. Dia langsung jalan mendekat dan langsung duduk di samping Nahee. Duduk di brangkar yang ditempatin Nahee.
"Apanya?" Nahee malah nanya balik. Terlalu banyak hal yang bisa ditanyakan dengan kalimat kenapa sekarang ini.
Matanya lagi-lagi mencari sesuatu dari mata Jinyoung. Entah, apa yang dia cari.
"Kamu. Kenapa? Hm?"
"...aku gapapa," jawab Nahee. "Cuma tiba-tiba kepala aku sakit sampai pingsan."
Jinyoung diem. Ngambil kedua tangan Nahee yang udah bebas dari selang infus semenjak beberapa jam dia sadar. "Maaf," lirihnya. Cukup kedengaran seperti menyesali sesuatu. "Maafin aku."
"...emang kamu...kenapa gak bisa dihubungin?" Lirih Nahee. "...aku—," rasanya Nahee mau nyeritain gimana upaya keluarganya buat ngehubungin suaminya itu, tapi rasanya dia gak sanggup.
Tadi dia juga sempet ngedengerin Minji yang cerita gimana Jinyoung yang minta izin buat nikahin dia yang waktu itu masih koma, tapi rasanya semua itu terlalu palsu karna Nahee udah inget beberapa hal yang sempet dia lupain.
Kalau semisal apa yang ada di otak gue ini bener, sekarang ini Jinyoung lagi pura-pura...
Dia cuma mau nebus rasa bersalahnya...
Dia gak pernah cinta sama lo, Nahee...
Sampai kapanpun gak akan pernah...
"Iya, salah aku. Maaf," sahut Jinyoung. "Aku bener-bener minta maaf."
"...kamu—nggak ngasih alibi apapun?"
Ngedenger pertanyaan itu, mata Jinyoung sedikit bergetar. Dia tahu kalau Nahee sebenernya lagi marah, dia tahu gimana cara istrinya itu marah. "...aku kerja, sayang."
"Kerja?" Tanya Nahee lirih. Niatnya cuma sekedar memperjelas apa yang Jinyoung omongin.
"Kamu pikir aku ngapain? Hm?"
Nahee mendadak bungkam. Dia ngehela napasnya terus ngebuang pandangannya ke samping, ke arah jendela. Terlalu sakit buat dia ngebayangin kalau Jinyoung pergi ke Makau dan gak bisa dihubungin buat nemuin perempuan lain yang namanya disebut Jinyoung dalam mimpinya tapi gak berhasil dia inget itu.
"Yaudah," kata Jinyoung lagi. "Kalau kamu mau marah gapapa. Emang aku yang salah," lanjutnya sambil natap sisi wajah Nahee dari samping.
Sempurna. Terlalu sempurna dan akan selamanya begitu...
Tapi kenapa gue gak pernah bisa jatuh cinta sama perempuan dengan semua kesempurnaan ini?
Nyatanya, Jinyoung masih menyangkal sama apa yang dia rasain. Dia menyangkal semua yang dia rasain karna Nahee.
Dia menyangkal apa yang dia dapet dari Nahee bukan karna dia dengan tidak sengaja mencintai istrinya itu.
Entah apa alasan yang bakalan dia pakai kalau semisal suatu saat Nahee menuntut jawaban kenapa hubungan mereka bisa sejauh dan seintim itu padahal dia mengakui kalau dia gak pernah cinta sama Nahee.
Dan satu hal lagi yang Jinyoung sangkal, detak jantungnya.
Dia menyangkal detak jantungnya yang entah sejak kapan berdetak aneh buat Nahee tapi enggak lagi buat Jinkyung.
***

KAMU SEDANG MEMBACA
Love Hate - Bae Jinyoung
Fanfiction-you make me fall in love, but you hate me too. ©slrmoon - Januari, 2020