"Yakin beneran gak mau aku temenin?"
Awal pekan, Nahee ada jadwal terapi ke rumah sakit. Dia harus sembuh juga 'kan?
Jinyoung berniat buat nemenin, tapi Nahee udah nolak dari kemarin. Dia bilang dia bisa pergi sama Miss Han dan Jinyoung bisa kerja aja kaya biasanya.
"Iya gapapa, kamu 'kan kerja?"
Jinyoung nggedikin bahunya, "kerja abis makan siang juga gapapa."
"Enggak. Aku bisa sama Miss Han. Kamu kerja, Jinyoung," balas Nahee agak gemes sendiri sama Jinyoung karna kelihatan gampangin kerjaan gitu.
"Sini dulu," Jinyoung narik Nahee mendekat waktu Nahee mau beranjak ke meja riasnya lagi.
"Nanti kamu telat, udah jam berapa ini, Jinyoung?"
Jinyoung yang duduk di atas tempat tidur langsung meluk pinggang Nahee dan nempatin sisi kepalanya di perut istirnya itu. "Panggil nama aku lagi, Hee," pintanya sambil ngulas senyum tipis.
"Jinyoung?" Kata Nahee nurut. "Bae Jinyoung?"
Sekali lagi hati Jinyoung berdesir. Dia kira desiran yang dia rasain tempo hari bakalan hilang dengan sendirinya, tapi bukannya hilang malah makin menjadi dan dia malah suka.
Banget.
Tangan Nahee keangkat dan dia tempatin di bagian belakang kepala Jinyoung, "kerja. Udah 3 hari kamu males-malesan terus."
"Iya," kata Jinyoung negakin kepalanya lagi. "Nanti kalau udah selesai kabarin aku, ya?"
"Hmm," sahut Nahee ngegumam. Matanya sekali lagi nyari-nyari sesuatu dari mata Jinyoung.
Ada sebuah perasaan yang terpancar dari sana walaupun gak besar.
Rasanya dia belum kebiasa sama Jinyoung yang manja begitu. Terlebih sebelum-sebelumnya dia selalu ngelihat mata Jinyoung yang selalu kosong tiap kali ngelihat dia.
Tiga hari dipuja Jinyoung tanpa henti belum mampu ngehilangin bayangan Jinyoung yang sikapnya selalu manis tapi pandangannya selalu kosong. Rasanya Nahee masih gak yakin, takut itu semua cuma ilusinya sendiri karna emang dia gak inget apapun tentang suaminya itu.
***
"Tuan," panggil Pak Lee begitu Nahee pergi ke rumah sakit. Nahee emang pergi duluan sama Miss Han dan beberapa pengawal yang lain. Jinyoung masih di rumah karna harus ngambil beberapa berkas yang dia bawa pulang minggu lalu.
"Kenapa?" Sahut Jinyoung masih belum ngubah fokusnya dari meja yang ada di hadapannya.
"Nona Jinkyung, tidak bisa saya jangkau."
Tangan Jinyoung yang awalnya sibuk sama beberapa map langsung berhenti dan matanya langsung natap asistennya itu, "Tidak bisa dijangkau gimana?"
"Tidak bisa saya lacak. Orang suruhan saya tidak bisa menemukan jejaknya. Hapenya juga tidak bisa dihubungi—"
"Cari," kata Jinyoung tegas. "Cari sampai ketemu. Saya gak mau tahu."
"Baik, Tuan," sahut Pak Lee dan setelahnya gak bersuara lagi.
Jinyoung juga diem. Matanya menerawang jauh. Entah apa yang dia pikirin. "Nahee," lirihnya. "Pak Lee, saya juga mau Nahee benar-benar diawasi. Bebasin tapi jangan sampai tidak diawasi."
"..."
"Setiap hari saya mau laporan apapun yang Nahee lakuin selama saya tidak di rumah, siapa saja yang dia temui dan dia pergi kemana saja. Apapun itu."
"Baik, Tuan."
"Terlebih kalau Nahee ketemu sama Kim Yonghee, segera bilang ke saya, Pak."
"..."
"Kalau bisa Nahee jangan sampai ketemu dia."
***

KAMU SEDANG MEMBACA
Love Hate - Bae Jinyoung
Fanfiction-you make me fall in love, but you hate me too. ©slrmoon - Januari, 2020