48

186 47 33
                                        

"Miss, tolong temenin aku makan, ya?" Seru Nahee ke Miss Han yang berjarak cukup jauh dari dia duduk sekarang. "Bibi Seo, aku boleh minta tolong disiapkan satu piring lagi?"

"Boleh, Nyonya. Sebentar," balas Bibi Seo yang langsung pergi buat nyiapin permintaan Nahee.

"Miss, sini," Nahee nepuk kursi di sebelahnya. "Aku bosen banget, sumpah," keluhnya. Di rumah sebesar itu dia cuma sendiri. Ah, banyak pekerja sebenarnya, tapi mereka semua ada di belakang. Jadinya dia cuma berdua sama Miss Han.

"Nyonya—saya bisa makan sendiri nanti."

"Dan sekarang aku makan sendiri gitu? Udah gapapa, sini."

"...i—iya, Nyonya."

Gak lama Bibi Seo balik dengan piring kosong yang langsung ditaruh di hadapan Miss Han. "Saya permisi, Nyonya."

"Makasih banyak, Bibi Seo," balas Nahee sebelum Bibi Seo benar-benar pergi.

Akhirnya mereka berdua mulai makan makanan yang tersaji di depan mereka dengan keadaan hening. Nahee rasanya bener-bener mau nangis karna seumur hidupnya belum pernah dia ngerasa terlalu kesepian kaya gitu.

Dia ngehela napasnya, kenapa dia jadi semenyedihkan itu?

"Tahu gini tadi nurut aja sama Papa," gumam Nahee yang bisa didenger Miss Han. "Jinyoung kemana sih? Kenapa belum pulang juga?"

"Mungkin Tuan masih ada keperluan lain, Nyonya."

"Hmm," Nahee cuma ngegumam gak jelas.

Gak berselang lama, dia bisa denger kalau ada suara mobil masuk ke pekarangan rumah. Nahee dengan semangatnya langsung berdiri, "pasti itu Jinyoung."

"Nyonya, hati-hati," seru Miss Han.

"Jinyoung," panggil Nahee yang ngelihat Jinyoung masuk ke rumah dengan tampang datarnya. Dia langsung ngeraih jas yang Jinyoung tenteng terus ngeraih tangan yang udah kosong itu buat dia genggam. "Kamu capek banget ya?"

Tanpa diduga ternyata Jinyoung nyentakin tangannya dari genggaman Nahee dan ngebuat istrinya itu bener-bener kaget setengah mati. "Biasa aja," sahutnya.

"...kenapa?" Tanya Nahee bingung.

"Kenapa?" Tanya Jinyoung balik. "Please, berhenti Kang Nahee. Lo udah inget semuanya 'kan? Kenapa masih aja kaya gini?"

"...ha?" Nahee kebingungan sendiri. "Masih aja kaya gini gimana?"

Jinyoung ngedengus kesel. "Lo udah inget dan artinya lo udah inget juga kalau kita gak pernah saling cinta, 'kan?"

"...tapi," mata Nahee mulai berair lagi. Tangannya meremas jas Jinyoung yang dia pegang erat-erat. "...tapi 'kan sekarang beda, Jinyoung."

"Apa yang beda?" Tanya Jinyoung dengan suara rendah dan mengintimidasi. "Dari dulu gue gak pernah cinta sama lo, 'kan?"

Air mata Nahee tanpa permisi langsung meleleh gitu aja. "Kamu bohong sama diri kamu sendiri," lirih Nahee. "Kamu bohong."

"Bohong apa?"

"...bohong kalau kamu gak cinta sama aku."

"Terserah! Pokoknya gue gak pernah cinta sama lo," sahut Jinyoung. "Gue lagi urus berkas perceraiannya. Setelah lo tanda tangan, lo bisa pergi dari sini."

Setelahnya Jinyoung langsung beranjak dari sana, ninggalin Nahee yang masih natap dia dalam tangisnya.

Dia masuk ke ruang kerjanya dan nutup pintunya keras-keras. Bahkan Nahee sampai nutup matanya sendiri denger suara pintu yang dibanting itu.

Nahee makin nangis. Dia nangis sampai nutupin wajahnya pakai kedua telapak tangannya. Jas yang awalnya dia pegang udah kegeletak gitu aja di lantai.

"Nyonya," Miss Han mendekat dan langsung ngedekap majikannya itu. Entah keberanian dari mana, yang jelas dia ngelakuin itu karna berpikiran kalau Nahee emang benar-benar perlu sandaran.

"Miss..." lirih Nahee pelan banget. "Sakit..."

"Sabar, Nyonya..." lirih Miss Han yang akhirnya gak sengaja netesin air matanya juga. Terlalu menyedihkan memang.

***

"Hallo? Bapak sudah terima perintah dari Pak Lee?" Jinyoung langsung nelepon pengacaranya setelah setelah dia duduk di kursi kerjanya.

"Iya, Tuan Jinyoung, sudah."

"Apa bisa dipercepat?"

"Dipercepat?" Sahut pengacara itu.

"Kapan paling cepat berkas itu bisa selesai? Saya bisa bayar 3 kali lipat."

"Berhubung dulu Tuan sudah pernah membahas ini dengan saya, saya rasa besok pagi jam 9 sudah bisa saya serahkan."

"Bagus, besok segera serahkan ke saya."

Nyatanya Jinyoung sama sekali gak pernah dengerin apa kata Papinya. Dia cuma nurutin isi kepalanya yang bilang kalau dia akan selalu dan cuma butuh Jinkyung.

Urursannya sama Nahee bakalan selesai besok. Jinyoung udah gak bertanggung jawab lagi atas Nahee karna dia udah sembuh dan udah inget semuanya.

Sekarang giliran dia nepatin janjinya ke Jinkyung. Janjinya yang bakalan cuma milih Jinkyung.

Jinkyung...

Jinkyung...

Urusan lo sama Nahee bakalan selesai besok. Lo bisa bahagia sama Jinkyung setelahnya.

***

Love Hate - Bae JinyoungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang