Jisoo cuma bisa merhatiin Jinyoung yang sibuk ngurusin Nahee—yang emang perlu buat bersihin badannya setelah 3 minggu terbaring gak sadarkan diri.
Herannya, Jisoo sampai beneran gak bisa ngebedain Jinyoung yang dia lihat sekarang tuh emang beneran Jinyoung yang cinta sama Nahee atau Jinyoung yang cuma pura-pura aja.
Terlalu mendalami peran, pikir Jisoo. Semua orang yang gak tahu gimana sikap Jinyoung ke Nahee selama ini pasti mikir kalau cowok itu beneran pakai perasaan buat ngelakuin semuanya.
"Kenapa?" Tanya Jinyoung yang bingung waktu ngelihat Nahee yang ngelihatin dia terlalu tajam. "Hm? Aku ada salah?"
Nahee ngegeleng pelan, "enggak. Nggak kebiasa aja dan masih belum percaya."
"Nggak kebiasa gimana?"
"Kamu," jawab Nahee. "Kamu, suami aku. Aku belum kebiasa. Aku masih belum bisa ngecerna ini semua."
Jinyoung senyum tipis terus nepatin jari-jarinya di rambut panjang Nahee, berniat buat ngerapiin rambut panjang itu, "jangan dipikirin, ya. Masa kamu gak percaya kalau kita udah nikah? Gak munkin aku bantuin kamu mandi kalau kita belum nikah, Hee."
Nahee nunduk, mainin jari-jarinya, "iya juga sih. Maaf ya?"
Jinyoung langsung ngegengam kedua tangan Nahee, "janji sama aku, jangan pernah mikirin hal-hal aneh lagi mulai sekarang."
"Iya, janji," jawab Nahee yang nempatin tangan kanannya di pipi kiri Jinyoung. "Ini kenapa?"
"Luka," jawab Jinyoung seadanya.
"Kenapa?"
"Nanti aja aku ceritain. Kamu mau ngapain sekarang?"
Nahee cenberut sekilas, "mau ngapain lagi kalau bukan lanjut istirahat?"
Jinyoung langsung kelihatan gemes sendiri, "yaudah. Sini, naikin kakinya."
Cowok itu ngebantuin Nahee naikin kedua kakinya ke brangkar dan ngebantuin buat benerin posisi tiduran Nahee biar nyaman. Setelahnya, gak lupa cowok itu juga ngerapihin selimut yang udah nutupin sebagian badan cewek itu juga.
"Tidur, aku temenin kamu sampai kamu sembuh. Hm?"
"Makasih, Jinyoung."
***
"Jinyoung," panggil Jisoo yang masuk ke ruangan itu lagi setelah dirasa Nahee beneran udah pergi ke alam mimpinya. Sedari tadi Jinyoung sibuk ngegenggam tangan Nahee dan mandangin wajah damai Nahee.
Beneran bersikap kalau dia takut kehilangan Nahee.
"Dipanggil Jihoon," lanjut Jisoo akhirnya. "Gue di sini."
"...ngapain?"
"Mau ngomong katanya," jawab Jisoo seadanya karna dia juga gak tahu. "Jihoon di luar."
"Yaudah, bentar ya, nitip Nahee," katanya sambil beranjak berdiri.
"Jinyoung, jangan terlalu kaya gitu. Nanti kalau Nahee inget, semuanya bakalan runyam lagi," kata Jisoo. "Gue tahu lo gak sebaik itu."
Cowok itu cuma bisa diem dan lebih milih buat langsung keluar ruangan.
Jisoo nggak sepenuhnya salah.
***
"Apa, Bang?"
Jihoon yang ngerasa kalau yang dia tunggu udah dateng langsung natap Jinyoung yang masih berdiri, "duduk aja dulu."
Jinyoung nurut.
"Bang Daniel minta gue ngomong ini ke lo," Jihoon mulai ngebuka obrolan mereka. "Bang Daniel harus ke Jepang pagi ini."
"..."
"3 mingguan kemarin, selama Nahee tidur, setelah lo di nikahin sama Nahee dalam keadaan dia gak sadar, kita semua tahu kalau lo kepaksa, Jin."
"..."
"Bang Daniel minta ke lo, tolong, tolong banget lo usaha biar lo bisa cinta beneran sama Nahee," lirih Jihoon pelan. "Tolong..."
"..."
"Dia sampai cuma ngelupain semua tentang lo dari pikirannya, artinya apa?" Sambung Jihoon. "Lo beneran nyakitin dia sampai sesakit itu, Jin."
"Tapi Bang, ini perasaan, gak bisa dipaksa..." suara Jinyoung kedengeran beneran frustasi.
Jihoon diem. Dia ngehela napasnya pelan. "Lo tahu? Lo tahu seberapa sering dia ngomong dia mau usaha nerima lo, Jin? Hampir setiap ketemu gue, setiap kita ketemu berduaan aja, dia selalu ngomong ke gue kalau dia pengen coba bener-bener nerima lo. Dia pengen banget hidup kaya gue sama Jisoo, kaya Bang Daniel sama Kak Minji, yang semuanya berawal dari dijodohin tapi akhirnya bisa bahagia juga."
"..."
"Selama ini kalau menurut lo dia ngeselin, itu karna dia gak mau kejebak sendirian. Dia juga bersikap sama-sama ngeselin kaya lo karna dia gak mau kelihatan menyedihkan sendirian."
"..."
"Kalau lo gak mau dan gak setuju, Jin, ceraiin Nahee, tolong. Nanti, setelah dia beneran udah sembuh, ceraiin dia."
"...Bang?"
"Nanti kita semua yang bakalan bantu lo cari alasan," sambung Jihoon lagi. "Karna percuma, lo gak cinta sama dia. Lo udah ngebuat dia hampir ngejemput maut tapi lo masih aja kaya gini."
"..."
"Bayangin seberapa kesiksanya dia, Jinyoung. Apa lo masih tega?"
***

KAMU SEDANG MEMBACA
Love Hate - Bae Jinyoung
Fanfiction-you make me fall in love, but you hate me too. ©slrmoon - Januari, 2020