37

202 45 16
                                        

"Jinyoung butuh apa lagi ya kira-kira?" Gumam Nahee yang sekarang lagi mandangin koper yang udah dia isi sama barang-barang punya Jinyoung. Kalau punya dia jangan ditanya, udah selesai dari tadi. "Uhm, nanti deh kalau udah dateng ditanyain lagi," lanjutnya masih bermonolog sendiri.

"Nyonya!" Seru Miss Han dari luar pintu kamar.

"Iya, sebentar," sahut Nahee yang langsung melangkah ke arah pintu. "Kenapa?"

"Nyonya, Pak Lee barusan memberi kabar, Tuan Jinyoung ada keperluan mendadak di Makau."

"Makau?" Lirih Nahee. "Kerjaan ya?"

"Iya, Nyonya," jawab Miss Han. "Jadi terpaksa liburan Nyonya dan Tuan harus dibatalkan dulu untuk sekarang."

"Yaudah, mau gimana lagi?" Sahut Nahee. "Apa kata aku, Jinyoung emang gak bisa bolos kerja."

"Iya, Nyonya."

"Ini perlu disiapin barang-barangnya—"

"Maaf, Nyonya. Tapi Tuan sekarang sudah berada di dalam pesawat."

"...oh, yaudah," sahut Nahee nganggukin kepalanya terus narik hapenya yang kebetulan lagi dia sakuin di kantong belakang celananya.

Gak ada ngabarin...

Urusannya penting banget ya, sampai gak bisa ngabarin sendiri?

"Saya permisi dulu, Nyonya," Miss Han pamit buat pergi dari hadapan Nahee dan setelahnya Nahee cuma bisa ngehela napasnya. Matanya natap 2 koper yang dia isi barang dari beberapa jam yang lalu.

"Sumpah, tapi bosen banget," lirihnya setelah nutup pintu kamar dan jalan ke arah ranjang.

Dia diem ngelamun sampai tiba-tiba di kepalanya kebayang sebuah ingatan dimana dia ada di dalam kamarnya yang ada di rumah keluarganya. Di bayangan itu Nahee kelihatan kalau dia ngeluh bosen.

Sekilas juga kebayang ingatan dimana dia adu argumen sama Jinyoung sebelum akhirnya ada truk yang Jinyoung hindarin.

"A—aw, sakit banget," keluh Nahee megangin kepalanya. Dia cepet-cepet ngeraih hapenya lagi dan neken kontak emergency yang emang dia set nomor Miss Han. "Miss...tolongin aku..." keluh Nahee waktu Miss Han udah ngeangkat panggilannya.

Dan beberapa saat kemudian, Mis Han datang sama beberapa pelayan. "Nyonya?!"

"Kepala aku sakit banget!!!" Nahee teriak kesakitan. Dia ngeringkukin badannya di ranjang dengan tangan yang berada di kepala. Bener-bener rasanya kaya dihantam beribu-ribu kali pakai benda keras.

"Nyonya, sebentar," Miss Han ngerogoh sakunya dan langsung nyari kontak dokter yang nanganin majikannya itu. Sedangkan Nahee masih kesakitan bahkan kakinya sekarang sampai nendang-nendang udara.

"Sumpah sakit banget!!!!"

"Nyonya, sabar ya?" Miss Han bersuara lagi, berharap majikannya itu bisa kuat sampai dokter datang.

"Sumpah, aku nggak kuat rasanya," lirih Nahee lagi. Sampai akhirnya dia gak sadarkan diri begitu aja.

***

"Kok bisa sih?!" Sembur Jinyoung ke Pak Lee dan beberapa pengawal yang sekarang ini sudah duduk di kursi pesawat pribadi Jinyoung yang terbang menuju Makau. "Saya 'kan bilang, awasi. Jangan sampai Jinkyung kenapa-napa. Sekarang apa?!"

"Maaf, Tuan," lirih Pak Lee nundukin kepalanya.

"Butuh berapa jam lagi kita sampai?"

"2 jam lagi."

Jinyoung ngedecak males. Dia langsung nyandarin punggungnya ke sandaran kursi, nutup matanya dan mijet pangkal hidungnya.

Tiba-tiba tadi dia dapet laporan kalau Jinkyung tiba-tiba pingsan di daerah dekat area dia tinggal di Makau dan sekarang ada di rumah sakit. Tanpa pikir panjang dia langsung terbang ke negara itu 1 jam setelah dia dapet laporan itu.

Kepalanya bener-bener pusing, cuma ada Jinkyung dan Jinkyung. Dia harus cepet-cepet ketemu sama cewek itu.

"Tuan, Nyonya Nahee—"

"Jangan bahas Nahee dulu," gumam Jinyoung kedengeran gak mau dibantah sama sekali. Dia sekarang emang lagi nahan emosinya biar gak meledak-ledak lagi.

"..."

"Saya bener-bener gak mau dengerin masalah Nahee dulu selama saya di sana."

Setelahnya Pak Lee langsung nutup mulutnya rapat-rapat. Gak berani bersuara sama sekali lagi karna mood Jinyoung beneran kelihatan jelek banget sekarang.

***

"Pak Lee maaf, tapi Nyonya sekarang ada di rumah sakit," Miss Han langsung meminta maaf dan informasi kalau Nahee masuk rumah sakit lagi. Tadi Pak Lee ngehubungin Miss Han duluan karna ada banyak banget pesan masuk begitu pesawat punya Jinyoung mendarat di Makau.

"Kok bisa?"

"Tadi setelah saya memberi informasi jika Tuan Jinyoung pergi ke Makau, beberapa saat kemudian Nyonya mengeluh sakit kepala sampai akhirnya pingsan."

Pak Lee ngehela napasnya. "Nanti saya coba sampaikan, Miss. Tadi Tuan sudah memberi perintah jika tidak mau mendengar informasi tentang Nyonya selama di sini."

Miss Han juga ikut ngehela napasnya. Dia merasa kasihan sama nasib majikannya itu. Setiap hari hanya diberi perhatian dan kasih sayang semu. Kalau sudah keadaan kaya gini, suami majikannua itu pasti berubah ke sosok aslinya lagi. "Tolong, ya, Pak?"

"Iya, Miss. Saya usahakan. Saya tutup dulu."

"Baik, Pak, terima kasih."

"Pak Lee masih lama?!" Tiba-tiba Jinyoung bersuara dan kedengeran kesel banget ke salah satu pengawal yang ikut serta. Tadi Pak Lee memang izin untuk angkat telepon sebentar dan Jinyoung bisa duluan. Tapi ternyata majikannya itu masih tetap nunggu dia.

"Maaf, Tuan. Barusan dari Miss Han—"

Jinyoung ngedecak, "saya udah bilang gak mau dengar tantang Nahee selama saya di sini. Selama saya sama Jinkyung, saya gak mau dengar."

"Tapi, Nyonya—"

"Terserahlah," sela Jinyoung lagi terus jalan duluan diikuti para pengawal. Ninggalin asistennya itu di belakang.

Pak Lee sekarang benar-benar bingung. Gimana dia bisa kasih tahu kalau Nahee sekarang ada di rumah sakit lagi?

***

Love Hate - Bae JinyoungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang