36

199 43 16
                                        

"Sore, Tuan," Sapa Pak Lee yang ngelihat Jinyoung keluar ruangan waktu jam kerja sudah habis sore itu. "Apa Tuan sudah mau pulang?"

"Iya, ayo," kata Jinyoung yang langsung disanggupi Pak Lee dengan langkah kaki yang ngikutin langkah kaki Jinyoung juga.

"Ada laporan apa?" Tanya Jinyoung waktu mereka berdua udah masuk ke dalam lift.

"Hari ini Nyonya bertemu dengan Tuan Kim Yonghee—"

"Kok bisa?!" Serga Jinyoung cepat.

"Saya juga tidak tahu, Tuan. Nyonya pergi ke restoran yang sama dengan restoran yang didatangi Tuan Yonghee—" Pak Lee menggantung omongannya karna ngelihat wajah Tuannya yang menegas. "Dan untuk Nona Jinkyung, untungnya sudah bisa saya temukan."

"Hapenya nyala?" Tanya Jinyoung yang langsung ngeluarin hape dari saku celana bahannya.

"Tidak, Tuan," jawab Pak Lee. "Masih saya coba cari tahu kontak yang bisa dihubungi—"

"Kenapa sih, Choi Jinkyung?" Geram Jinyoung dengan suara rendah. Rasanya dia mau meledak karna amarahnya tapi dia tahan lagi. "Secepatnya. Saya mau secepatnya, Pak."

"Baik, Tuan."

"Nahee sudah di rumah?"

"Sudah, Tuan."

"Dokter bilang apa?"

"Dokter belum bisa mengambil kesimpulan karna Nyonya baru pertama kali diterapi."

"..."

"Yang jelas terapi hari ini lancar."

Setelah dapet jawaban itu, Jinyoung langsung diem. Mencoba nyari hal-hal yang perlu dia awasi lagi. Sampai akhirnya tepat sebelum pintu lift kebuka, dia bersuara lagi. "Pak Lee," panggil Jinyoung.

"Iya, Tuan?"

"Saya nggak mau kehilangan mereka berdua. Selagi saya bisa egois, saya akan pertahankan keduanya."

"Tapi—"

"Saya gak tahu apa yang nanti akan hilang dan saya lewatkan, saya sudah tahu pasti akan ada sesuatu yang hilang. Untuk saat ini saya masih mencoba memilih dengan hati-hati."

"Tuan," panggil Pak Lee. "Tuan harus bisa memilih salah satu di antara mereka. Tidak bisa Tuan menggenggam keduanya."

"..."

"Maaf sebelumnya, tapi kalau saya boleh saran, sebaiknya Tuan memilih yang sudah ada di depan mata karna memang sudah seharusnya begitu."

***

"Nahee?" suara Jinyoung langsung menggema di rumah besar itu buat manggil nama istrinya itu. Aneh, rumah itu kelihatan sepi banget sore itu.

Setelah nyari ke ruang tengah dan dapur, Jinyoung malah ngedenger suara dari arah halaman belakang. Waktu dia samperin, ternyata Nahee lagi di sana sama sebagian besar pelayan yang kerja di rumah itu.

"Sore, Tuan," semua pelayan yang ada di sana mendadak langsung ngebungkukin badan secara serempak waktu ngelihat Jinyoung di ambang pintu.

"Ngapain?" Jinyoung nyamperin Nahee yang duduk gak jauh dari salah satu kursi di deket pintu ditemani Miss Han. Dia ngedaratin satu kecupan di pipi Nahee sebelum akhirnya Nahee ngembangin senyuman lebar.

Jinyoung bisa ngelihat kalau taman belakang rumahnya itu mendadak jadi ramai karna kayanya Nahee ngebuat pesta dadakan.

"Aku bosen. Jadi aku ngajakin yang lain barbecue," jawab Nahee yang diakhiri dengan senyuman lebar. "Eh, lanjutin aja," seru Nahee ke semua pelayan yang lagi ngelihat ke arah mereka berdua.

"Butuh sesuatu biar gak bosen?" Tanya Jinyoung sebelum ngajak Nahee duduk lagi. Sekarang mereka duduk bersebelahan dan Miss Han udah pergi buat gabung sama yang lain.

Nahee ngegedikin bahunya, "cuma butuh temen."

Jinyoung ngebawa tangan Nahee yang dia genggam ke bibirnya. Dia kecup sekilas sebelum akhirnya dia lepasin dan berganti ngelus kepala Nahee. "Mau liburan?"

"Kamu nggak kerja?"

Jinyoung kelihatan sedikit kesel gitu. "Sayang," panggilnya. "Hei. Aku gak kerja juga nanti ada yang ngehandle. Kenapa sih? Kaya gak suka banget aku bolos kerja?"

"Bolos masa didukung sih?" Keluh Nahee. "Gak baik."

Pikiran Jinyoung mendadak melayang. Coba kalau itu Jinkyung, dengan senang hati cewek itu akan mengiyakan semua omongannya. Gak pernah sekalipun dia ngelarang walaupun Jinyoung ngelakuin hal gila sekalipun.

"Gapapa deh, Hee. Bolosnya 'kan juga buat kamu. Ya?"

"Mau kemana sih?" Tanya Nahee sambil nyentuh kelopak mata Jinyoung pakai jari telunjuknya. Setelahnya dia ketawa kecil karna ngerasa gemes aja sama suaminya itu. Dia juga gak sadar sampai ngegigit kecil bibirnya.

Ngelihat Nahee kaya gitu di depan matanya, Jinyoung langsung majuin kepalanya buat ngecup bibir Nahee sekilas. "Jarinya nakal banget," keluhnya karna jujur dia ngerasa hatinya berdesir lagi diperlakuin kaya gitu sama Nahee.

"Apa sih?" Nahee mukul lengan Jinyoung. "Lagi rame juga."

"Siapa suruh? Kamu yang duluan."

Nahee ngedecak dan itu malah makin ngebuat dia kelihatan lucu di mata Jinyoung. "Ayo. Mau kemana?" Lanjutnya.

"Kok nanya balik?" Protes Nahee cepet.

"Nurutin kamu aja maunya kemana. Aku mana ada waktu buat mikirin liburan kemarin-kemarin?"

Lucu lo. Bahkan lo ngajak Jinkyung ke Thailand.

"Oh ya?" Tanya Nahee. Kali ini dia kelihatan mikir gitu mau pergi kemana. "Mau yang jauh apa yang deket-deket aja?"

"Terserah. Yang ngeluh bosen 'kan kamu, sayang."

"Pengen ke pantai. Deket sini aja, biar kamu bolos kerjanya nggak kelamaan."

"Aku kira kamu maunya ke Eropa," sahut Jinyoung. "Besok abis aku balik kerja berangkat, ya? Kalau besok skip kerja gak bisa."

Nahee senyum lebar banget. "Oke."

***

Love Hate - Bae JinyoungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang