Bagian 2

1.8K 178 5
                                    

Nayeon terus mengikuti mobil Dahyun. Hingga mobil itu memasuki sebuah gedung yang membuat Nayeon menatapnya tidak percaya

"Perpustakaan sentral?",-gumam Nayeon

Tiinnn!!

"Astaga!" Nayeon terkejut karena mendengar klakson yang sangat keras dari mobil dibelakang nya.

Rupanya mobil Nayeon menghalangi pintu masuk karena dia sempat tidak percaya Dahyun datang ketempat ini.

Dahyun keluar dari mobil disusul Eunbi. Lalu mereka masuk beriringan dengan Eunbi yang menggelayut manja di lengan Dahyun.

"Dubu-yaa"

"Wae?"

"Aku mau mencari majalah di sana. Apa kau tidak apa masuk terlebih dahulu? Nanti aku menyusulmu"

Dahyun hanya mengangguk lalu melangkah masuk kedalam sebuah ruangan

Hamparan rak buku yang terjejer rapi memenuhi mata Dahyun. Dia tersenyum lalu mengambil beberapa buku untuk di bacanya.

Mata Dahyun tidak sengaja melihat buku yang pernah dibacanya dulu bersama seseorang, ketika melewati rak buku anak-anak

Salju diatas pohon Natal

Dahyun mendekat lalu meraih buku itu, tersenyum getir mengingat kejadian yang membuat nya menjadi benci dengan orang itu

Dahyun meletakkan nya lagi lalu dia berbalik untuk berjalan ke kursi yang ada disudut ruangan, tapi

Brakkk!!

Seseorang menabrak Dahyun membuat dia kehilangan keseimbangan dan terjatuh dengan posisi bokong menjeplak ke lantai dan buku yang dibawanya berserakan

"Mi-mianhae Nona. Sini biar ku bantu"

Dahyun mendongak menatap seorang namja tampan(?) yang sedikit membungkuk dan mengulurkan tangannya

"Kau? Kenapa aku selalu bertemu denganmu disini? Apa kau sengaja mengikutiku?"

"Apa yang Nona katakan? Ini perpustakaan. Siapapun boleh masuk kesini"

Jaehyun menatap malas kearah gadis didepannya ini. Tangannya bergerak membantu membereskan buku yang dilantai

"Tidak perlu, biar aku saja"
Ucap Dahyun menepis tangannya

"Tidak mau dibantu ya sudah"
Jaehyun lalu bangkit dan pergi meninggalkan Dahyun

"Orang itu benar-benar membuat kesal. Tidak di sekolah ataupun dimana, dia selalu membuatku naik darah. Menyebalkan",-gerutu Dahyun

"Hei Dubu, kenapa kau duduk dilantai? Masih banyak kursi kosong. Astaga"

Dahyun menoleh ke arah Eunbi yang sudah membawa majalah banyak ditangannya. Mencebik kesal lalu membereskan buku-buku nya dan bangkit menuju kursi.

Eunbi hanya mengekor dibelakang Dahyun. Mereka saling diam tenggelam dalam bacaan nya masing-masing.

Inilah kebiasaan Dahyun jika sedang banyak pikiran. Dahyun akan mencari sebanyak-banyaknya buku untuk menghilangkan rasa bosan atau saat dia habis bertengkar dengan Papanya.

"Kau kenapa membawa buku anak-anak juga hm?",-tanya Eunbi sambil memegang buku itu

"Eh?",-bingung Dahyun. Perasaan tadi dia sudah meletakkan nya lagi. Apa ikut terbawa saat Dahyun jatuh tadi?

"Ada apa?",-tanya Eunbi saat melihat wajah Dahyun berubah sendu menatap buku yang dipegangnya

Flashback

"Hyunie, aku membawa buku baru. Tadi mama membelinya untukku. Ayolah, kau jangan bersedih seperti itu. Kan sudah ada aku disini"

Dahyun menoleh kearah temannya itu, kemudian berpindah melihat buku yang di bawanya

"Kajja, kita baca bersama. Kau tau? Ada banyak gambar salju di dalamnya. Aku suka sekali melihatnya"

Mereka berdua lantas membaca nya bersama. Sesekali Dahyun gemas melihat wajah berbinar temannya itu setiap kali melihat gambar Salju

"Non, minum susu dulu yaa. Papa sudah pergi ke kantor",-ucap bibi Laras sambil membawa dua gelas susu

Dahyun berniat mengambilkan susu untuk temannya itu. Tapi pegangan Dahyun kurang kuat dan membuat susu itu tumpah diatas buku

"Hei, kau membuat buku ku basah"

Dahyun gelagapan karena temannya itu sudah menangis. Dia bingung harus apa dan memilih lari masuk ke kamarnya. Dia mencari buku lain disana untuk mengganti buku milik temannya itu

Namun saat kembali lagi kedepan rumah, temannya itu sudah tidak ada

"Bibi!",teriak Dahyun

"Iya Non?"

"Dimana temanku itu?"

"Tadi dia dijemput oleh Mama nya dan langsung pergi naik mobil"

Dahyun mengangguk sambil memeluk erat buku yang dibawanya. Dia merasa bersalah karena sudah membuatnya menangis.

"Baiklah, besok aku akan kerumahnya saja"

Tok tok tok!

"Permisi!" Teriak Dahyun didepan rumah besar yang tidak jauh dari rumahnya

"Cari siapa Non?",-ucap seseorang yang keluar

" Mm dimana temanku?"

"Temanmu? Ohh maksudnya Non Sana?"

"S-sana? Eh iya" Dahyun bingung karena semenjak dia berteman dengannya Dahyun tidak pernah memanggil nya. Dan orang itu hanya menyuruh memanggilnya dengan sebutan 'temanku' saja

"Non Sana sudah pulang ke Jepang tadi malam bersama Mama nya"

"Jepang? Sampai kapan?"

"Saya juga tidak tau Non"

"Baiklah, terimakasih. Aku pergi dulu"
Dahyun sedikit membungkuk dan berlari pulang kerumah.

"Apa dia marah hanya karena aku merusak buku nya? Tapi kenapa harus pergi? Katanya dia akan selama nya menemaniku. Pembohong!"

Dahyun merasa kesal dan membanting buku yang dibawanya tadi keatas ranjang

"Sana? Aku membencimu. Kau tidak ada bedanya dengan Papa yang suka meninggalkan ku"

Flashback off

"Aku membencimu",-gumam Dahyun

"Hah? Apa? Kau membenciku?"

"Eh tidak, lupakan saja. Jangan banyak bicara ini di perpus"

Eunbi menatap bingung kearah Dahyun. Temannya itu sungguh buruk moodnya. Kadang terlalu bahagia lalu menjadi murung tiba-tiba. Eunbi belum terbiasa mengimbangi perasaan Dahyun.

Nayeon duduk tidak jauh dari meja Dahyun dan temannya. Sambil sesekali menutup wajahnya dengan buku saat Dahyun menoleh kearahnya.

"Anak itu benar-benar tidak bisa di prediksi sikapnya. Lihatlah, aku sudah siap siaga untuk sesuatu yang buruk. Eh malah dia datang ke perpustakaan. Dan membaca buku dengan tenang",-kesal Nayeon




--- ENJOY ---

SWEET TALKERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang