Kaki di hentakkan dengan kesal lantaran terlalu lama duduk menunggu di dekat lapangan. Mata terus menatap seseorang yang sedari tadi ditunggu, masih asik dengan bola basketnya."Yah Taeyong-ah! Apa kau tidak lelah? Kemari cepat!"
Taeyong menoleh, lalu mendekati gadis yang muka nya sudah memerah karena kesal.
"Eh? Mianhae Kim. Beri aku waktu 15 menit lagi."
"Aku sudah menunggumu sejak satu jam yang lalu. Setidaknya minumlah dulu, jangan membuatku repot saat melihat mu pingsan nantinya"
Dahyun memberikan air mineral untuk Taeyong. Namja itu pun langsung mengambil nya lalu meminumnya cepat. Takut kena marah gadis mengerikan di depannya ini.
"Sudah kan? Aku janji, hanya 15 menit lagi. Ayolah Kim. Tubuhku sudah terasa kaku karena terlalu lama tidak menyentuh bola ini"
Ucap Taeyong sambil mendribble bola basket di depan Dahyun.
"Yasudah sana. Awas saja kalau sampai lebih dari itu, aku pukul kepalamu nanti"
"Yess!"
Taeyong kembali ke tengah lapangan dengan begitu girang.
Dahyun hanya pasrah saat kebiasaan Taeyong tiba-tiba muncul kembali.Memang sejak SMP Taeyong selalu meminta Dahyun untuk menemani nya bermain basket. Bahkan pernah sampai hampir malam, mereka masih berada di sekolah.
Entahlah, Dahyun tetap saja mau menemaninya meskipun berakhir membosankan baginya. Kenapa tidak Jihoon saja? Tentu saja namja itu tidak mau melihat sesuatu yang tidak disukai nya.
Jihoon sangat benci basket, mungkin hanya karena dia tidak bisa se mahir Taeyong. Atau karena memang dia benar-benar tidak menyukai nya.
Dua puluh menit kemudian, Taeyong kembali menghampiri Dahyun yang sedang memainkan ponselnya
"Sudah?"
"Ne. Tepat waktu kan?"
"Lebih lima menit" ucap Dahyun. Dia ikut memberesi tas Taeyong saat namja itu sedang melepas sepatu basketnya. Menggantinya dengan sepatu biasa.
"Kau harusnya cari kekasih. Agar tidak merepotkanku begini" gerutu Dahyun
"Mwo? Kau tidak ikhlas menemaniku?"
"Tentu saja. Aishhh"
Taeyong terkekeh.
"Sungguh tidak ikhlas? Lalu kenapa kau membawakan ku minuman+sandwich dan benda-benda yang tak ku mengerti ini?" Ucap Taeyong menunjuk handuk kecil, plester, kipas tangan dan sebuah vitamin.
Dahyun hanya mendengus, lalu menyodorkan vitamin ke arah Taeyong. Taeyong menerima itu dengan cengiran lebar lalu memakannya.
"Kau pulang sendiri saja ya Kim"
"Mwo? Yah! Kau yang menyuruhku menunggu mu lantas kau tidak mau mengantarku pulang?"
"Aku tidak bawa mobil, Kim. Selama ini kan kau tidak pernah mau saat kuantar pulang pakai motor"
Dahyun mengulurkan tas Taeyong.
"Sekarang sudah tidak."
"Maksudnya?"
"Aku mau pakai motor"
"Mwo? Kau serius Kim? Sejak kapan--"
"Aish. Cepat pulang, badanku sudah terasa lengket."
Taeyong menatap wajah Dahyun heran. Apa ada sesuatu yang membentur kepala Dahyun sebelumnya? Namun pikiran nya langsung kembali saat merasa Dahyun menarik lengannya bahkan sampai mereka tiba di parkiran.
KAMU SEDANG MEMBACA
SWEET TALKER
Fanfiction"Tidak ada yang nyata di dunia ini, bahkan aku tidak pernah berfikir kalau kebahagiaan itu benar-benar ada",-Kim Dahyun "Ada apa dengan nya? Seolah semua orang tidak berhak bahagia kecuali dirinya",-Jung Jaehyun "Aku menyayangimu, Kim Dahyun. Kuhara...