Sudah pukul 7 malam. Dan aku baru pulang kerumah setelah menghabiskan waktu ku di restoran bersama Eunbi. Sebenarnya sudah selesai dari jam 5 tadi acara makannya tapi aku dan Eunbi tidak sengaja melihat gerai buku.
Kami memilih mampir sebentar untuk melihat-melihat. Dan menjadi lupa waktu saat menemukan banyak buku yang menarik ditambah ada tempat duduk yang nyaman di dalamnya.
Aku membuka pintu yang memang tidak dikunci. Entahlah sejak di mobil tadi perasaan mendadak tidak enak.
Melihat ruang tamu yang terlihat sepi membuatku bernafas lega"Darimana?!"
Pertanyaan yang terdengar lebih ke bentakan membuat ku menghentikan langkahku. Aku paham benar siapa yang menegurku. Aku hanya diam saja dan terus berjalan melewatinya
"Kim Dahyun!!"
Aku reflek berbalik karena kaget dengan teriakan Papa. Kulihat wajahnya sudah memerah dengan majalah yang sudah tak berbentuk ditangannya.
Mungkin kesal
"Apa memang seperti ini kebiasaan mu saat Papa tidak ada dirumah ha? Kau itu seorang gadis! Tidak pantas keluyuran malam-malam"
"Kenapa? Memangnya Papa peduli? Aku mati juga Papa tidak akan merasakan apa-apa. Jadi berhenti berteriak padaku"
Papa mengangkat tangan nya, mungkin hendak menamparku. Aku memejamkan mataku, toh ini adalah bentuk kasih sayang Papa kepadaku. Menyentuh pipiku meski dengan cara yang tidak biasa dengan orang tua lainnya
Bukankah begitu?
"Suho! Apa yang kau lakukan?"
Aku membuka mataku saat mendengar suara orang lain bicara didepanku.
Kulihat wanita didepan ku ini sedang menahan tangan Papaku.Dia cantik dengan wajah yang anggun dan kulit yang putih seperti nya seumuran dengan Mama ku.
"Diamlah Irene. Aku sedang mengajari anak tidak tau diri ini tentang cara bicara yang baik dengan Papa nya"
"Kau harus jaga emosi mu, Suho"
Aku diam memperhatikan mereka. Apa dia Mama baruku? Akankah dia mau menerimaku sebagai anaknya?
"Kenapa? Dia sudah sangat keterlaluan"
"Tahanlah, aku tidak mau Nayeon melihat semua ini. Kau bisa melakukan nya lain waktu tapi jangan saat Nayeon berada dirumah"
Apa?! Apa aku tidak salah dengarr? Aku kira dia akan membelaku. Sialan! Aku benar-benar muak melihat wajahnya
Aku menghentakkan kakiku kesal lalu meninggalkan dua orang itu. Wanita itu sempat melirik kearahku dengan tatapan yang sulit ku artikan.
Di ujung tangga aku berpapasan dengan Nayeon yang mungkin akan segera menjadi anak emas di keluarga ini
"Dahyun kau baru pulang?",-tanya nya
Aku hanya menatapnya sinis. Kurasa dia sama dengan ibu nya. Cih, aku tidak tahan melihat wajah sok perhatiannya itu. Aku mengabaikan nya dan memilih masuk kedalam kamarku.
Membanting tubuhku ke atas ranjang. Rasanya kepalaku pusing sekali.
Tiba-tiba perkataan Jaehyun terngiang di kepalaku. Membuatku semakin rindu pada mendiang Mama.Aku pun beranjak menuju meja riasku. Menatap sebuah bingkai foto yang hanya satu-satunya bertengger indah disana.
"Apa Ma? Bukankah memang kebahagiaan itu tidak pernah ada? Semua bahagia ku seakan ikut terbawa saat Mama pergi meninggalkanku. Apa tidak ada cara lain? Mengapa harus perasaan Ma? Apa Mama juga senang melihatku yang sekarang?"
KAMU SEDANG MEMBACA
SWEET TALKER
Fanfic"Tidak ada yang nyata di dunia ini, bahkan aku tidak pernah berfikir kalau kebahagiaan itu benar-benar ada",-Kim Dahyun "Ada apa dengan nya? Seolah semua orang tidak berhak bahagia kecuali dirinya",-Jung Jaehyun "Aku menyayangimu, Kim Dahyun. Kuhara...