13. d-day

1.6K 165 16
                                    

"Udah ih, jangan nangis. Buluk banget keliatannya.."

Bukannya berhenti, tangis Yura malah tambah keras ketika Jaemin berusaha menenangkannya. Jaemin? Iyaap, sekarang Yura lagi sama Jaemin, di alun-alun deket rumah Jaemin.

Tadi sebenernya Yura bareng Hyunjin, tapi Hyunjin sadar diri dia gak akan bisa nenangin Yura untuk saat itu. Jadi ya terpaksa aja Hyunjin nyuruh Jaemin buat nenangin Yura. Setidaknya untuk yang terakhir kalinya sebelum Yura jadi istri orang lain.

"Jangan nangis lagi dong sayang... Gak suka aku liatnya! Kamu dari kemaren nangis mulu deh. Kasian matanya udah bengkak itu.." ucap Jaemin sembari mengusap air mata yang membasahi pipi Yura dengan jempolnya.

Pemuda itu kemudian merengkuh tubuh Yura dari samping. Menyenderkan kepala gadis itu di bahunya sambil diusapnya surai Yura guna menenangkan gadis itu.

Tangis Yura berhenti, tetapi masih sesenggukan. Yura sedang berusaha menenangkan dirinya sendiri sambil menghirup aroma tubuh Jaemin yang sangat menenangkan pikirannya yang sedang kacau.

Aura Jaemin selalu baik, pemuda itu selalu bisa menenangkannya dalam kondisi apapun. Maka dari itu tak elak Yura sangat nyaman dengan kehadiran Jaemin dalam hidupnya dan tak bisa sekedar merelakan pemuda itu.

Tetapi perempuan sepertinya tidak cocok dengan laki-laki sebaik Jaemin. Sangat tidak cocok.

"Siapa sih yang buat kamu kayak gini?! Hyunjin ya? Hyunjin yang buat air mata kamu keluar cuma-cuma gini?" tanya Jaemin sembari menangkup wajah Yura dengan tangan kanannya. Sedangkan tangan kirinya merangkul bahu gadisnya itu.

"Naaa..."

"Kalo belum bisa cerita gapapa, pendem aja dulu. Aku tunggu kapanpun kamu mau cerita. Tenangin diri kamu dulu sayang.."

Sebenarnya Jaemin tak ingin menunggu lama. Secepatnya ia ingin tau alasan mengapa Yura akhir-akhir ini selalu murung dan menangis setiap habis bersama Hyunjin.

Jaemin penasaran, apalagi setelah mendengar kata-kata Hyunjin di lapangan saat berusaha melerai pertengkarannya dengan Felix itu. Apakah itu ads kaitannya dengan Yura?

Tetapi Jaemin tidak mau terlalu overthinking terlebih dahulu. Ia percaya pada kekasihnya. Ia percaya Yura tidak akan melakukan hal-hal aneh yang dapat merugikan orang lain. Jaemin akan setia menunggu gadis itu bercerita padanya.

Air mata di pipi dan sudut mata Yura mulai mengering, masih dengan posisi bersandar di bahu lebar Jaemin. Tangan pemuda itu pun masih aktif mengusap-usap pipi dan menepuk-nepuk pelan bahunya. Angin berhembus menerpa tubuh mereka membuat zona nyaman untuk Yura.

Gadis itu tertidur. Jaemin yang menyadari itu mengukir senyum di bibirnya kemudian membenahi posisi kepala Yura agar bersandar nyaman di bahunya. Ia kenudian memberi kecupan singkat di pucuk kepala gadis yang berstatus pacarnya saat ini.

Tidur Yura terlihat sangat nyengak dan tenang sekali. Karena beberapa hari belakangan ini jam tidurnya selalu berantakan, Jaemin senang akhirnya Yura saat ini dapat sedikit tidaknya beristirahat untuk menenangkan pikirannya.

"Kamu yang tenang, kamu yang ceria, kamu yang tukang protes, kamu yang suka senyum. Kemana kamu yang dulu? Kenapa sekarang malah ada kamu dengan segala sikap yang aku benci. Kamu yang pemurung, kamu yang sedih, kamu yang rapuh. Aku ini butuh Jung Yura yang dulu..."

Entah kenapa Jaemin jadi terbawa keadaan. Matanya mulai berair saat melihat wajah tenang Yura yang tidur di bahunya. Ia tau ada yang tidak beres dengan kekasihnya itu. Buktinya aja semejak ia pulang dari Malaysia, Yura bahkan tak pernah sama sekali tak nangis di depannya dia.






Mistake ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang