"Hyunjiiiinnn!"
"Iya?! Astaga, Ra? Kenapa?!" panik Hyunjin karena tiba-tiba Yura berteriak heboh dari bangsalnya. Hyunjin yang baru keluar dari kamar mandi langsung berlari kecil menghampiri istrinya itu.
"Adek gemes bangettt!! Gak kuat!" pekik Yura dengan ekspresi gemasnya lalu mencubit kecil pipi putrinya yang sedang terlelap itu.
Hyunjin mendengus, ia kira ada sesuatu mengerikan sampai membuat istrinya itu berteriak. Contohnya mbak suster ngesot gitu?
"Kirain apaan sumpah," kesal Hyunjin lalu menjitak pelan dahi istrinya itu.
Yura hanya meringis pelan lalu kembali bermain dengan bayinya. Yang awalnya Yura pikir ini semua hanya mimpi ternyata bukan. Ia benar-benar seorang ibu sekarang.
Sejujurnya Yura masih benar-benar berharap semua itu hanya mimpinya belaka. Ia masih ingin menghabiskan masa remajanya dengan teman-temannya di kampus. Atau mungkin sampai bekerja. Bukannya harus mengurus bayi di usia dini.
Sekarang mau salahkan siapa?
Tetapi Yura sedikit tidak menyesal. Ia merasa sangat bangga pada dirinya sendiri. Bukan karena hamil diluar nikah. Melainkan karena bisa melahirkan dengan normal tanpa ada yang sakit. Baik dirinya dan putrinya sama-sama selamat.
Ia tau, ternyata seperti itu rasanya bertaruh nyawa melahirkan seorang anak. Tidak salah kalau mama Hyunjin sempat sarkas padanya saat tau kalau Yura penyebab dari kekacauan yang terjadi.
"Jin, apa keluarga gak ada yang tau?" tanya Yura kemudian yang membuat Hyunjin menoleh kearahnya.
"Nanti aku kasi tau kok. Kamu kalo masih capek tidur aja, Ra," ujar Hyunjin yang diberi anggukan oleh Yura.
Yura mengulum bibirnya, bagaimana reaksi keluarganya nanti? Apa bisa menerima putrinya? Apa papanya bisa menerima putrinya sebagai cucu? Apa kakaknya bisa menerima putrinya sebagai keponakan?
Dan, apakah keluarga Hyunjin juga mau menerima putrinya? Bagaimana kalau tidak? Bagaimana kalau nanti mereka jahat kepada putrinya?
Apakah konsekuensi hamil diluar nikah akan seberat ini. Otak Yura tidak tenang mengingat bagaimana respon kedua keluarga setelah mengetahui dirinya hamil pra nikah.
"Kamu takut, ya?" tanya Hyunjin seakan bisa membaca raut wajah yang ditampilkan istrinya itu.
"Ah? I-iya mungkin? Sedikit.."
Hyunjin tersenyum tipis kemudian menepuk pelan pucuj kepala istrinya itu guna menenangkannya. Kalau boleh jujur, sebenernya Hyunjin juga takut. Takut dengan respon keluarganya terhadap putrinya itu.
Tapi laki-laki itu yakin, ayah dan ibunya pasti bisa menerima kelahiran putrinya. Ayah dan ibunya tidak akan sekejam itu pada cucu mereka sendiri kan.
"Gak usah takut, mereka gak bakal makan Calista kok.."
"Ya, semoga."
Tok tok tok tok!
"Yoo! Wazzapp gais!"
Kalian pasti tau siapa dia.
"Berisik, Seong!" tegur Hyunjin sembari membukakan pintu kamar rawat istrinya.
Yap, itu Hwang Yunseong dengan antek-anteknya. Heejin, Lami, dan-- oh, Jaemin bukan antek-antek Yunseong.
"Mana nih ponakan gue?" tanya Yunseong melewati Hyunjin begitu saja berjalan ke arah bangsal Yura untuk melihat keponakannya. Anak Hyunjin dan Yura.
"Aaaa lucu banget sih adeknya!" gemas Lami.
Dan dibelakang sana, Heejin yang melihat itu hanya merotasikan matanya malas. Jaemin pun hanya diam di tempatnya, masih tak menyangka bahwa Yura benar-benar hamil dan sudah melahirkan sekarang ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mistake ✓
Fanfic[17+] Alasan mereka bersama dan berpisah hanyalah karena sebuah kesalahan. ft. hyunjin of stray kids ©cryistalclear, 2O19