49. the reason #2

926 129 54
                                    

Calista duduk di atas kasurnya, bersandar di headboard kasurnya sambil memeluk kakinya. Ia menatap nanar mamanya yang saat ini tidur di sebelahnya. Calista tak yakin mamanya sudah tidur, karena ia melihat air mata terus mengalir keluar dari mata Yura.

Ya, Calista tau pertengkaran kedua orang tuanya tadi. Ia terbangun dari tidurnya karena lapar dan ingin ke dapur untuk mengambil cemilan yang ada di kulkas, tapi dia mengurungkan niatnya melihat kedua orangtuanya sedang berseteru disana. Jadilah mamanya sekarang ini tidur bersamanya.

Walau tak mengerti apa yang membuat kedua orangtuanya bertengkar, tetapi Calista yakin ada yang tidak beres. Belum lagi tadi dia mendengar namanya, nama tante Heejinnya, dan om Nananya juga ikut terseret.

Yura dan Hyunjin sebelumnya memang pernah bertengkar dan beradu argumen, tapi tidak separah ini yang sampai membuat Yura bahkan tidak mau tidur sekamar dengan Hyunjin. Dan Calista bisa simpulkan sepertinya ini bukan masalah tentang nasi goreng terong yang membuat papanya marah kala itu.

Calista menghela samar, gadis kecil itu merebahkan tubuhnya lalu memiringkan posisinya menghadap ke arah mamanya. Ia menghapus air mata yang membasahi wajah sang mama lalu mencium kening Yura.

Ia memang tidak dekat dengan sang mama, tetapi ketika melihat mamanya seperti ini hati kecil Calista jadi sakit.

" Jangan sedih-sedih lagi mama "



-----



06.45 a.m

Hyunjin menatap istrinya yang sedang menyiapkan makanan sambil sibuk menelpon. Ponselnya dijepit ditelinga dan bahunya sementara kedua tangannya sibuk mengoseng makanan. Hyunjin mendengus melihat itu, sepenting apa teleponnya sampai ia harus seperti itu.

Menurut Hyunjin itu beresiko, bagaimana jika ponselnya jatuh ke penggorengan?

"Ah iya-iya, nanti ditunggu di cafe ya. Kesana kok nanti. Oke siap. Iya, dadahh, sampai ketemu disana.."

Yura mengambil ponselnya yang semula dijepitnya ditelinga lalu menaruhnya di atas meja makan, lebih tepatnya di sebelah Hyunjin. Sementara Yura sibuk dengan kegiatannya Hyunjin mengambil ponsel Yura, berniat untuk mencari tau siapa yang menelponnya tadi, tetapi,

Password ponsel Yura sudah diubah pemiliknya, tak sama seperti yang dulu, bahkan lockscreen yang awalnya adalah foto Yura dan Hyunjin malah diubah menjadi foto Calista. Woooo, kerad sekali bos.

"Ta, tanyain papa kamu dong, mau bawa bekal atau enggak?"

Calista yang daritadi adem ayem makanin sereal sama susunya langsung tersedak ketika mamanya menyuruhnya menanyai papanya yang notabenya ada disini juga. Gadis kecil itu meminum segelas air yang ada disampingnya sebelum menjawab Yura.

"Tap––"

" Ta, bilangin sama mama kamu, papa gak mau bawa "

" Ita, bilangin ke papa kamu, yaudah "

Calista menggaruk kepalanya yang tak gatal, ia bingung. Kenapa dirinya harus jadi perantara? Mama dan papanya ada dalam satu ruangan dan jarak mereka cukup dekat, kenapa gak mau bilang sendiri?

"Ta, tanyain tuh mama kamu, kenapa lockscreen sama password hapenya diganti? Pasti ada sesuatu kan," Hyunjin melirik Yura tajam yang mana dibalas decakan oleh Yura.

"Bilangin sama papa kamu, lockscreen yang lama udah gak menarik..!!"

"Bilangin sama mama kamu, sombong amat, katanya udah cinta kok dibilang gak menarik??"

"Bilangin sama papa kamu Ta, mama udah kecewa!"

Hyunjin bungkam, ia menatap Yura yang sedang memijit pelipisnya sembari menyiapkan bekal untuk Calista. Pria itu beranjak dari tempatnya dan berjalan mendekat ke arah Yura.

Mistake ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang