47. new plan?

921 114 25
                                    

"Gak bisa jalan banget?"

"Gak sih. Kemarin habis terapi, tapi belum ada perubahan."

Lami mengangguk paham. Gadis itu lalu duduk di sofa ruang tengah rumah Heejin dan menaruh sekotak roti conato yang ia beli tadi di meja.

"Kak Yunseong udah gak ada, jadi kita harus gimana?" tanya Lami duduk dengan menyilangkan kakinya.

"Gak tau ah, kemarin gue ditolak Hyunjin. Lo sendiri sama si Jaemin gimana?" tanya Heejin yang membuat Lami mengangkat kedua bahunya tanda tak tahu.

"Dia kayaknya bener-bener benci sama gue. Nomor gue diblok, semua sosmed gue juga diblok. Padahal gue gak ada salah sama sekali anjayyyy.."

Heejin mendengus lalu mengambil kotak roti yang dibawa Lami. Dia kan memberikan ini untunya, jadi Heejin mengambil satu cakeroll yang ada disana.

"Jadi intinya mau lo perjuangin atau enggak?" tanya Heejin sambil memakan cakeroll yang dibawa oleh Lami.

"Males sih, kak Jaemin udah tau semua rencana kita karena kak Jeno. Itu yang pasti buat dia gak mau nerima gue lagi kak," balas Lami.

"Tapi, gue bisa bantu lo buat dapetin kak Hyunjin lagi kalo lo mai," lanjut gadis Kim itu yang membuat Heejin menatapnya tak percaya.

"Ya lo bisa rugi. Misalnya Hyunjin sama Yura pisah, otomatis Jaemin bakal bareng Yura lagi. Dan lo gak dapet apapun, gimana sih?"

Lami tertawa kecil lalu menggeleng. Sebenarnya keinginannya untuk mendapatkan Jaemin sudah kandas semejak pria itu melepas cincin pertunangan mereka. Jaemin juga sudah memberitahu kedua pihak keluarga tentang ini, alhasil pernikahan keduanya dibatalkan.

Padahal rencananya sudah matang. Disaat itulah Jaemin menghancurkan dinding pertahanan Lami itu.

Setelah resmi batal nikah dengan Jaemin, ayah Lami langsung mencarikan seseorang untuknya. Ya kata gaulnya sih dijodohkan. Daripada ribet-ribet lagi ya Lami mau aja, toh juga cowoknya cakep. Ya mending ngambil yang pasti daripada berharap sama yang gak pasti.

Selain itu Lami juga pengen menambah karma baiknya dengan memisahkan Hyunjin dari Yura agar pria itu kembali pada Heejin. Baik sekali bukan? Ya baik untuk beberapa sisi saja.

Dan sebenarnya, dengan bersatunya Yura dan Jaemin akan memudahkannya untuk balas dendam nanti.

"Gak usah mikirin gue. Jadi? Mau atau enggak?"

"Menjamin gak?"

Lami menatap sinis Heejin, kakaknya itu terlihat seperti meremehkannya saja. Gadis Kim itu mendekatkan diri ke arah Heejin dan berbisik di telinga Jeon Heejin itu.

Setelah Lami berbisik, Heejin menatapnya tak percaya sedangkan Lami tersenyum miring dengan alisnya yang terangkat satu.

"Lo emang bener-bener punya jiwa pelakor ya, Lam," Heejin bertepuk tangan, bangga dengan adiknya itu.

"Makanya, manfaatin situasi kak. Sakit lo ini sebenarnya sedikit membawa keuntungan. Dan ditambah kak Yura yang sekarang lagi hamil anak keduanya kak Hyunjin. Bakal gampang banget itu mah."

Heejin mengangguk paham tapi setelah itu ia menatap Lami dengan penuh tanya.

"Lo? Darimana tau Yura hamil?" tanya Heejin yang membuat Lami terkekeh pelan.

"Kadang emang kecerobohan seseorang itu membawa sedikit keberuntungan untuk orang lain kak. Gue masih bawa akun instagramnya kak Jaemin, dan bodohnya kak Jaemin gak sadar gue masih pegang akun dia. Pas dia lagi dm-an sama kak Haechan, darisana lah gue tau. Pinter kan? Iya lah, Lami gitu loh!" jelas Lami sambil membanggakan dirinya.

Mistake ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang