Jaemin menatap gadis yang merupakan calon istrinya di depannya itu dengan tatapan sengit sesengit-sengitnya. Akibat kegaduhan Lami tadi, ia gagal mendapat kesepakatan kerjasama dengan perusahaan besar itu yang mana membuat ayah Jaemin marah padanya.
Sekarang ini mereka sedang ada di kedai kulo dengan minuman masing-masing di atas meja di depan mereka berdua. Lami yang merasakan aura marah dari Jaemin hanya menunduk tanpa mau buka suara sejak tadi. Padahal Jaemin menunggunya untuk bicara.
Masih dengan tatapan tajamnya, Jaemin mengambil cangkir yang berisi kopi espresso kesukaannya lalu meminumnya dengan tatapan yang tak berpindah dari Lami. Jaemin rasa gadis yang dijadikannya pacar delapan tahun yang lalu itu terlihat berubah sifatnya semejak ia melamarnya tiga bulan yang lalu.
Entahlah, menurut Jaemin Lami jadi sangat posesif dan egois.
"Mau ngomong apa? Katanya mau ngomong sama gue, kok gak ngomong-ngomong? Sampe nekat masuk ke ruang rapat lagi," tanyanya dengan nada sarkas yang membuat Lami mengulum bibirnya gugup.
Ternyata Jaemin serem juga ya kalo marah. Sudah pake mode lo-gue lagi.
"A-anu kak. Aku m-mau ngomong," balas Lami yang membuat alis Jaemin terangkat satu.
"Silahkan, daritadi emang gue tunggu lo ngomong. Penasaran banget, sepenting apa hal yang mau lo omongin sampe gak sabaran nunggu rapat gue kelar..!!"
Sebenarnya Lami hanya ingin memberitahu Jaemin pasal gaun pengantin yang ia lihat di toko baju tadi. Itu sangat bagus dan pasti sangat cocok dengan dirinya. Menurutnya itu penting, tidak tau menurut Jaemin.
"Aku mau ngasi tau soal gaun buat pernikahan kita, kak.. Maaf.."
Pernyataan dari Lami tadi membuat Jaemin mendengus. Pria itu lalu memijat pelipisnya, ternyata hanya karena gaun Lami membuat kerusuhan di kantornya sampai-sampai dia tidak dapat kontrak kerjasama?
"Lo tau Lam? Gue sedikit nyesel udah ngelamar lo. Bukannya gue begini cuma karena gak dapet kontrak kerjasama sama perusahaan itu, tapi akhir-akhir ini lo emang berubah. Lo terlalu egois tau gak!"
kesal Jaemin yang membuat Lami semakin menundukkan kepalanya merada bersalah."T-tapi apa itu salah kak? Aku cuma gak mau kakak jadi kayak kak Hyunjin!" jelasnya yang membuat dahi Jaemin berkerut.
Dan Lami kembali membuka luka lamanya yang sudah ia kubur dalam-dalam terbuka kembali.
"Ya tapi gak gitu juga. Alasan lo gak masuk akal. Kalo lo emang sayang sama gue lo harusnya percaya sama gue! Gue gak akan main di belakang lo, gue sayang sama lo. Gue kasi kebebasan sama lo, lo mau ngapain aja gue kasi. Tapi lo selalu ngekang gue, Lam!" terdengar dari nadanya, Jaemin sedang kecewa.
Lami menghela kasar. Menurut gadis itu Jaemin lah yang berubah. Ia sering mendapati Jaemin seperti mengobrol mesra dengan Hina––sekretarisnya Jaemin. Ia takut kalau nanti Jaemin akan main dibelakangnya dan berakhir seperti Hyunjin dan Yura.
Walau Jaemin selalu mengatakan hal itu tidak benar. Pria itu selalu bilang kalau ia dan Hina hanyalah rekan kerja, tidak lebih. Tapi yang namanya manusia kan mana ada yang tau. Takutnya si Hina itu terobsesi dengan Jaemin, sama sepertinya dulu. Menghalalkan segala cara untuk mendapatkan Jaemin.
"Itu caraku kak! Itu bentuk cinta aku buat kakak!! Aku bener-bener gak mau kehilangan kakak. Aku gak suka kakak selalu ngasi kebebasan sama aku. Itu kayak tanda kakak gak peduli sama aku!"
"!Gue gak suka ngekang dan gak suka dikekang. Delapan tahun lamanya harusnya lo tau itu, Lam!" tekan Jaemin sambil menatap Lami kesal.
"Pantes aja kak Yura bisa berbuat seenaknya sampe bablas," remeh Lami yang diakhiri senyum miringnya yang mana membuat Jaemin membulatkan matanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mistake ✓
Фанфик[17+] Alasan mereka bersama dan berpisah hanyalah karena sebuah kesalahan. ft. hyunjin of stray kids ©cryistalclear, 2O19