48. cekcok

1K 137 39
                                    

"Kamu beneran gapapa? Ayo periksa ke dokter sekarang! Dulu kamu hamil Calista kayaknya gak sampe sakit perut begini deh, Ra..!"

Yura hanya tersenyum lalu menggeleng menolak. Di hadapannya kini ada Jaemin dengan raut paniknya. Andaikan Hyunjin tau dirinya sedang mengandung, apakah ia akan sepanik Jaemin?

Tadi Yura merasa perutnya keram, maka dari itu ia menelpon Jaemin untuk minta bantuan. Tetapi setelah Jaemin datang, keram perutnya jadi hilang, makanya ia tidak mau ke dokter.

"Mungkin efek dari kecelakaan pas itu. Di rumah sakit juga aku sering ngeluh keram juga kan, Na," balas Yura lalu mendudukkan dirinya di sofa yang diikuti juga oleh Jaemin.

"Ya tapi itu udah lewat empat hari, aku kira keramnya udahan. Ke dokter yuk, aku takut kamu kenapa-napa.." cemas Jaemin tetapi Yura tetap menggeleng menolak.

"Sakit perutnya udah hilang, Na. Emm, maaf ya jadi ngerepotin kamu. Pasti tadi kamu lagi sibuk di kantor. Harusnya aku telpon Hyunjin tadi."

Jaemin menghela menatap perempuan disampingnya yang sedang menunduk itu. Jika itu Yura, ia sama sekali tidak repot. Jika itu Lami, pasti ia repot. Dasar Jaemin belom mup on.

"Kebetulan tadi aku senggang, ada Jeno juga disana. Jadi aku minta tolong dia buat gantiin aku selama aku pergi. Tapi kamu beneran gapapa kan?" tanya Jaemin yang lagi-lagi diberi gelengan yang kesekian oleh Yura.

"Udah, aku gapapa. Tapi aku bosen," ucapnya yang diakhiri helaan.

Jaemin yang paham hanya terkekeh pelan, ia mengambil cangkir berisikan kopi hitam yang Yura buatkan untuknya lalu meminumnya sedikit.

"Mau jalan-jalan ya? Yaudah yuk aku ajak jalan," ajak Jaemin.

"Enggak, kamu kan harus balik ke kantor. Aku sendiri aja lah. Hhh, coba aja ada Yunseong, pasti bisa minta suruh dia ngebabu.."

Jaemin menatap Yura datar, perempuan itu sepertinya rindu dengan Yunseong yang sudah pergi ke Mesir beberapa hari lalu. Sampai sekarang Yura tidak tahu kalau Yunseong yang membuatnya harus menginap di rumah sakit selama seminggu. Dan hampir membunuh janin yang ada di perut Yura.

Untungnya Yunseong amnesia dan langsung diangkut pergi oleh papanya, kalau tidak mungkin pria itu sudah habis ditangan Jaemin.

"Ngapain sih minta suruh Yunseong, aku kan ada!" protesnya yang membuat dahi Yura berkerut.

"Memangnya kamu mau jadi babu?"

"Kalo kamu yang suruh sih aku mau, ehe," Jaemin lalu menyengir.

ehe dong.

"Dih? Udah ah, sana pergi ke kantor. Kasian Jeno malah ngurusin kerjaan kamu!" Yura lalu mendorong Jaemin yang duduk di sebelahnya.

"Katanya bosen? Yaudah ayuk jalan-jalan. Biarin aja lah Jeno yang urus. Kamu tuh butuh refreshing, Ra.."

"Emang gapapa? Nanti aku dimarah papa kamu. Dimarah pacar kamu juga. Dimarah Hyunjin juga," Yura mempoutkan bibirnya yang mana membuat Jaemin terkekeh gemas.

"Gapapa dih. Aku udah kasi tau papa hari ini Jeno yang urus perusahaan. Aku udah putus sama Lami. Dan aku bakal izin sama Hyunjin."

Yura menaikkan satu alisnya. Jaemin mau izin sama Hyunjin? Ya udah pasti gak bakal dikasi lah ya. Kemarin Yura ngobrol sama Jaemin aja Yura sampe diintrogasi sama Hyunjin.

"Gak bakal diizinin. Udah, aku sendiri aja jalan-jalannya! Jangan ngeyel deh, Na.."

Jaemin menggeleng lalu mengambil ponselnya yang ada di saku celananya.

Mistake ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang