23. hasutan dan rencana kerja

1.5K 148 28
                                    

"Pink "

"Bangsat nama gue Jaemin bukan pink! Anjing lo!"

"Susah bro beradaptasi pake nama Jaemin..!"

"Lempeng-lempeng lo ngeselin!"

Seperti yang mereka bilang tadi, mereka beneran pergi ke warnet buat main game. Yunseong yang traktir. Tapi sebelum itu, Jaemin ngajak Jeno. Karena tau si Yunseong ngeselin, jadi dia butuh Jeno. Siapa tau nanti kelepasan bisa gak utuh itu anak orang.

Yunseong juga ngajak temennya, Moon Junho. Dia takut kalo ada penyerangan dadakan dari Jaemin. Kan lebih baik jaga-jaga. Ehehe.

Aneh emang.

Jeno sama Junho belum dateng, makanya mereka berdua doang di sana. Y-ya warnetnya lagi sepi makanya cuma berdua. Tadi pegawainya juga lagi pergi. Katanya mau beli sate, jadi warnetnya dititip sama mereka berdua.

"Eh, siapa ya nama lo tadi?" tanya Jaemin.

"Yunseong ganteng," balas Yunseong tanpa mengalihkan pandangan dari komputer yang ada di depannya.

"Lo kok bisa ada di apartemennya Yura sama Hyunjin? Siapanya siapa?"

"Oh itu. Gue sepupunya Hyunjin. Lo sendiri? Siapanya siapa?" tanya balik Yunseong sambil menoleh ke Jaemin sekilas.

"Mantannya Yura..."

Tangan Yunseong yang awalnya sibuk mengutak-atik joystick seketika terhenti ketika mendengar balasan dari Jaemin itu. 

"Wihh, sadis dong kalo jadi elo..."

Jaemin tersenyum miris, dan bertepatan pada saat itu juga ia kalah bermain game. Pemuda Na itu kemudian menghela napasnya samar lalu mengutak-atik joysticknya, mengeluarkan diri dari game yang mana membuat Yunseong menatapnya aneh.

"Gue heran sih sama lo, kan lo udah tau kalo Yura itu hamil dan udah nikah sama Hyunjin, kenapa lo masih mau sama dia? Lo tuh kayak digantungin gitu tau gak. Kasian gue sama lo.."

Jaemin hanya meresponnya dengan mengangkat kedua bahunya kemudian membuka game yang lain.

"Sadar gak sih kalo itu ngerugiin lo sendiri?" pertanyaan Yunseong itu mampu membuat perhatian Jaemin tertuju padanya.

"Apaan?" tanya Jaemin bingung.

"Ck. Lo ternyata bukan cuma cinta buta, tapi cinta lumpuh sampe ke cacat-cacat juga ya. Gini loh bro, Yura sama Hyunjin, kalo lo ngeh lo bisa ngerasa kalo mereka itu makin deket. Dan lo pasti ngerti kan maksud gue, lo gak bakal dibutuhin lagi."

"Mereka itu normal. Tidur berdua, ciuman, bahkan udah bercinta, apa gak mustahil kalo nanti mereka bakal saling jatuh hati satu sama lain nantinya? Dan lo? Posisi lo di hati Yura bakal keganti sama Hyunjin."

"Oke, mungkin menurut lo dengan terus naruh perhatian ke Yura itu bakal ngebuat dia bakal selalu cinta sama lo. Tapi disini gue malah ngerasa lo tuh diperbabu sama Yura. Disuruh beli ini itu, anterin kesana kemari tapi ujung-ujungnya dia tetep sama Hyunjin."

"Siapa yang rugi? Lo kan? Lo pengen dia bahagia? Tinggalin dia, jangan egois. Lo juga butuh kebahagiaan bro.."

Jaemin hanya terdiam mendengar tuturan dari Yunseong barusan. Kalau dilogikakan memang perkataan Yunseong ada benarnya, bahkan sangat benar. Dia dirugikan. Jaemin sama sekali tidak mendapat keuntungan.

Yunseong kemudian menepuk pelan pundak Jaemin yang membuat pemuda na itu sedikit tersentak.

" Gue cuma gak mau komunitas sadboy bertambah lagi. Lo cakep, pasti gak akan kekurangan cewe. Walau masih cakepan juga gue sih "

Mistake ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang