Hyunjin mengerjapkan matanya sambil memasang ekspresi bingung ala-nya ketika melihat istrinya yang sedang panik gawat darurat dari tadi itu. Dia sendiri gak tau kenapa Yura bisa sepanik itu.
Tadi Hyunjin lagi di rumah papanya, kata papanya saham perusahaan bakan dikasi ke dia. Tapi ngeliat ekspresi papanya yang masih ragu jadi Hyunjin suruh papanya buat mikirin lagi aja dulu.
Pas lagi rebahan di kamarnya—di rumah papanya, Hyunjin dapet telpon dari istrinya yang keliatan panik banget minta anterin Calista ke dokter. Hyunjinnya jadi ikutan panik dong, makanya sekarang ini mereka lagi ada di rumah sakit. Calista masih diperiksa dan Yura daritadi mondar-mandir kayak setrikaan, panik sambil gigitin kukunya di depan UGD.
Yang Hyunjin liat tadi, Calista kayaknya kelihatan sehat-sehat aja, gak ada yang sakit. Malah tadi si bayi kecil itu senyum-senyum liatin mamanya sambil nendang-nendang.
"Kenapa sih, Ra? Ita badannya gak panas kenapa kamu panik gitu? Kalem atuh.."
Yura menghentikan kegiatannya lalu berjalan mendekat ke arah Hyunjin. Ia kemudian memeluk lengan kekar suaminya sambil berusaha menenangkan pikirannya yang entah kenapa jadi kacau.
"Takut Ita kenapa-napa..." cicitnya yang dibalas helaan napas oleh Hyunjin.
Laki-laki itu melepaskan tangan Yura yang memeluk lengannya dan beralih menjadi ia yang memeluk tubuh istrinya itu.
"Udah, Ita gapapa."
Tak lama kemudian, dokter keluar dengan Calista di gendongannya yang mana membuat mereka dengan cepat berlari kecil ke arah dokter. Yura langsung ambil alih menggendong putrinya dari sang dokter.
"Calista sehat-sehat aja kok, gak ada apa-apa. Gak ada penyakit juga. Memangnya ada apa ini?" tanya dokter ketika melihat Yura mencium-cium pipi Calista cemas.
"Ah? E-enggak apa-apa sih dok, cuma cek aja siapa tau ada kenapa napa gitu anak saya," ucap Yura yang membuat dokter itu tersenyum padanya.
"Kamu ini emang panikan banget ya, Yura. Anak kamu gapapa kok gak perlu khawatir gitu. Maklum ya anak pertama, memang kadang orangtua suka panik takut anaknya kenapa-napa.."
"Tapi gak ada racun atau apa sama sekali kan, dok? Atau apa gitu yang berbahaya?" tanya Yura yang buat dokter itu bingung. Hyunjin juga ikutan bingung jadinya.
"Enggak ada, Yura. Calista sehat.."
"Ra, kamu kenapa sih? Panik banget sampe peluhan gitu?"
Yura menggeleng kecil lalu menghela napasnya, mencoba tersenyum seperti tidak terjadi apa-apa.
"Yaudah kalo gak ada apa-apa saya permisi ya dok. Makasi banyak, maaf jadi ngerepotin."
Dokter terkekeh lalu tersenyum teduh, "iya gapapa, udah jadi tugas saya. Sehat-sehat terus ya Calista," ucap sang dokter sambil mengelus pipi Calista yang sedang tertidur.
Hyunjin dan Yura pamit, sekarang ini mereka sedang diperjalanan pulang menuju ke apartemen. Yura memang sudah tak sepanik tadi tapi perempuan itu terus mengecup Calista seperti merasa akan kehilangan putrinya itu.
Kan Hyunjin jadi iri, dia juga mau dicium-cium gitu kalik. ehe.
"Coba kamu kasi tau aku sebenernya kenapa sih? Kok kamu panik banget tadi? Calista ada jatuh?" tanya Hyunjin sembari fokus nyetirin mobilnya.
"Gak—–"
"Jangan bilang gapapa. Cerita sama aku, tadi kenapa? Ada apa? Jangan buat bingung dong, sayang.."
"Emang salah ya aku khawatir anak aku kenapa-napa?!!" balas Yura sedikit meninggikan nada suaranya yang mana membuat Hyunjin tersentak.
"Y-ya gak salah sih. Cuma kamu agak aneh tau, kayak habis dijahatin orang aja. Sampe peluhan gitu lagi kamunya. Aku kenal kamu udah lama, Ra. Kamu gak mungkin bisa sepanik itu kalo gak ada sesuatu.."
KAMU SEDANG MEMBACA
Mistake ✓
Fanfiction[17+] Alasan mereka bersama dan berpisah hanyalah karena sebuah kesalahan. ft. hyunjin of stray kids ©cryistalclear, 2O19