"Harry lu gak ke kantor?" Tanya gue ngelirik ke arah dia yang berdiri tepat disamping gue. Harry gak jawab dia malah nyenderin kepalanya di pundak gue.
Ini udah seminggu setelah gue resmi jadi pacar Harry. Gila emang gue bisa nerima duda anak satu, tapi gue cinta jadi emang salah?
"Hari ini saya gak ke kantor. Gak enak badan." Kata dia sambil ngusek di pundak.
"Diem gue lagi jemurin baju nih."
Gue kibasin baju yang baru aja gue ambil dari ember sebelum akhirnya gue gantung.
"Jangan deket-deket Justin, saya cemburu."
Gue nahan senyum gue biar gak keliatan seneng bat gitu.
"Siapa yang deket-deket Justin."
"Masih mau ngelak?" Harry bangun dari posisinya dan sekarang berdiri didepan gue, dia natap gue datar. Okay gue gak suka suasana kaya gini.
"Eng bu--"
Tanpa mau denger penjelasan gue Harry langsung pergi gitu aja. Gue narik nafas gue jenggah dan langsung nyusul Harry.
"Harry bukan gitu maks--"
"Harr--harry?" Tanya gue lirih. Nelen ludah gue dengan susah payah setelah ngeliat Linzy yang udah berdiri didepan Harry. Sejak kapan Linzy ada dirumah ini.
Harry nengok kearah gue dan natap gue datar.
"Ya saya temenin kamu, mau pergi kapan?" Tanya Harry masih natap gue, gue tau dia lagi ngomong sama Linzy.
"Sekarang bisa pak?"
What?!
"Okay tunggu, saya siap-siap."
Harry jalan ngelewatin gue tanpa ngelirik kearah gue lagi. Sialan.
"Mmm Nat--"
"Gapapa kok." Jawab gue berusaha senyum.
Linzy ngangguk.
"Oh ya silahkan duduk, biar aku buatin minum ya." Kata gue langsung ngibrit ke dapur.
Narik nafas dan berusaha netralin detak jantung gue yang gak karuan. Sakit.
Gak butuh waktu lama gue udah bawa dua gelas sirup dan balik lagi ke ruang tamu yang ternyata udah ada Harry yang duduk di sebelah Linzy. Gue senyum sambil naro dua gelas di meja di depan mereka.
"Makasih ya." Kata Linzy. Gue ngangguk.
Muter kaki gue buat buru-buru pergi dari hadapan mereka karna gue ngerasa pasokan udara mulai abis, selebay ini.
"Cha."
"Apa?" Tanya gue nengok lagi.
"Nanti jemput Kesya, jangan telat."
Gue cuma ngangguk walaupun ternyata Harry gak bakal ngeliat gue ngangguk karna dia fokus sama berkas di tangannya.
Daripada semakin sakit mending gue lari ke kamar lagipula gue mau siap-siap jemput Kesya. Baru jam sembilan sih tapi daripada gue ngeliat mereka berdua disini.
×××Dorong troli gue sambil ngecekin beberapa barang yang sekiranya harus gue beli.
Langkah gue berhenti waktu ngeliat dua orang yang berdiri gak jauh di depan gue, mereka sibuk milih-milih barang di etalase minuman. Harry dan Linzy.
Nutup mata gue dan berusaha nahan semua yang pengen gue keluarin, entah marah apa justru tangisan.m
Dugh!
KAMU SEDANG MEMBACA
Abnormal // H.S
Fanfiction"Bapa sama anak sama-sama abnormal." ××× notes; - bahasa sehari-hari/tidak baku - abstrak - halu - alay Gak suka gak usah dibaca, karena aku tidak memaksa hghghg. I luh ya❤️ -10 November...