"Acha?"
Gue natap datar cowok didepan gue sekarang ini. Justin. Gimana pun juga dia harus tanggung jawab sama semuanya, sama Linzy. Kasian Linzy sampe gugurin kandungannya gara-gara Justin.
"Kok lu mau ke sini gak bilang-bilang." Kata Justin sambil ngasih isyarat nyuruh gue masuk.
Mata gue ngedarin pandangan ke setiap sudut rumah ini. Rumah bak istana yang didominasiin warna putih sama gold dan ini lebih gede dibanding rumah Harry. Ini rumah papa.
"Kesini sama siapa?" Tanya Justin lagi.
"Harry." Jawab gue cepet sambil mulai duduk di sofa.
Justin langsung diem.
"Cha, gue mohon ya jauhin Harry." Kata Justin lirih.
"Kenapa?" Tanya gue singkat.
"Karna dia--"
"Dia lebih baik kok dibanding kakak gue sendiri." Jawab gue cepet nyela omongan dia. Justin natap gue bingung.
"Maksudnya?"
"To the point aja Jus. Gue kesini cuma mau bilang. Kenapa lu brengsek banget." Kata gue penuh penekanan. Denger itu Justin semakin bingung sekaligus kaget gitu.
"Apasih gue gak ngerti." Kata Justin.
"Linzy." Jawab gue.
"Linzy?"
"Gak usah pura pura gitu. Lu hamilin dia dan dia gugurin kandungannya."
"Cha---"
"Lu harus tanggung jawab Justin!"
Justin diem dan beberapa saat kemudian dia ngacak rambutnya.
"Gue belom siap punya anak."
"Tapi lo lakuin itu!"
Justin nutup mukanya pake tangan dia dan beberapa kali dia ngehembusin nafasnya kasar. Mau gimana pun caranya gue harus buat Justin tanggung jawab sama Linzy.
"Lu cinta sama dia?"
Justin nengok kearah gue, tatapannya sayu abis itu dia ngangguk.
"Kenapa lu biarin dia gugurin kandungannya. Anak lo sendiri. Tega banget tau gak!" Bentak gue sambil dorong pundak gue.
"I DON'T KNOW WHAT SHOULD I DO!" Bentak Justin balik dorong gue.
Gue kaget dan langsung netralin perasaan gue.
"YA LU HARUS TANGGUNG JAWAB BASTARD!" Bentak gue sambil nunjuk dia lagi.
"Terus cewek yang duduk di pangkuan lo tadi siang siapa?" Tanya gue nurunin nada bicara gue.
Justin cuma diem.
"Jawab Justin!" Bentak gue.
"Dia--dia bukan siapa-siapa."
"What?! Bukan siapa siapa tapi kalian berduaan di satu ruangan bahkan gue liat sendiri bercak lipstik di kerah lu."
"Gue cowok normal Cha."
"Normal gimana yang lu maksud? Kalo emang lu normal lu sadar! Lu udah hamilin anak orang tanggung jawab! Bukan malah biarin dia gugurin kandungan lu!"
"Gue bingung! Gue belom siap punya anak!"
"Setidaknya lu tanggung jawab!"
Diem, kita saling pandang beberapa saat.
"Terus sekarang gue harus gimana?" Tanya Justin pelan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Abnormal // H.S
Fanfiction"Bapa sama anak sama-sama abnormal." ××× notes; - bahasa sehari-hari/tidak baku - abstrak - halu - alay Gak suka gak usah dibaca, karena aku tidak memaksa hghghg. I luh ya❤️ -10 November...