Tigapuluh empat

1.2K 169 10
                                    

"Selamat bergabung."

"Terima kasih."

"Selamat bergabung."

"Terima kasih."

Setelah gue nebar senyum sambil nyalimin beberapa orang yang ngasih selamat buat gue, gue ngelirik kearah Justin yang berdiri diujung meja sana sambil senyum kearah gue.

"Selamat bergabung di Bieber Company!" Seru Justin sambil ngerentangin tangannya kearah gue.

"Makasih Justin." Gue nerima pelukan dia singkat, gapapalah itung-itung tanda terima kasih gue.

"Makan siang?" Tanya Justin sambil ngelirik kearah jam besar yang ada di ujung ruangan ini.

"Boleh."

Gue ngangguk dan Justin langsung gandeng tangan gue, tapi buru-buru gue tepis dan pura-pura jalan duluin dia. Gue gak mau di gosipin lagi sama orang-orang kantor, cukup sama Harry aja. Kapok.

"Pak ada beberapa berkas yang perlu di tanda tangani." Kata mba-mba yang jalan nyamperin Justin.

Justin senyum sambil nerima berkas itu dan mulai tanda-tangan disana.

"Terima kasih pak." Kata mba itu.

"Iya sama-sama." Jawab Justin ramah sebelum mba itu bilang permisi buat ninggalin kita.

Kalo diliat dari sikap, Justin lebih ramah sama karyawan lain ketimbang Harry yang judes, mulutnya pedes, omongannya nyakitin, tatapannya matiin orang.

Takk!

"Kok bengong."

Gue sadar dan langsung meringis sambil nyentuh jidat gue yang baru aja di ketok sama Justin. Justin cuma ketawa pelan dan lanjut jalan.

"Ayo."


×××


"Jadi sebenernya lu pengen bergerak di bidang label musik?" Tanya gue nanggepin cerita Justin yang baru aja cerita kalo cita-citanya dari kecil itu jadi penyanyi dan pengen punya label rekaman musik sendiri.

"Iyaa, sebenernya bisnis properti kaya gini bukan passion gue. Tapi mau gak mau gue harus jalanin ini gantiin bokap gue."

Gue ngangguk sambil nyesap kopi gue.

"Kenapa lu gak nyoba buka label aja? Atau gak lu naro saham gitu?"

"Sebenernya gue mau cuma gue harus fokus sama perusahaan ini aja."

Gue ngangguk terus kemudian jadi hening gak ada pembicaraan lagi. Sampe tiba-tiba ada orang nepuk pundak gue.

"Tasha?"

Gue sedikit kaget tapi buru-buru gue netralin perasaan gue.

"Niall?"

"Lu ngapain?"

"Sekarang Tasha kerja di perusahaan gue." Jawab Justim duluin gue.

Niall keliatan kaget gitu, ketauan dari mimik wajahnya. Dia nyeret bangku dan duduk disamping gue, samping Justin, jadi dia ada di tengah-tengah.

"Lu udah gak kerja lagi sama Harry?" Tanya Niall pelan. Gue ngangguk doang.

"Kok bisa?"

"Bisa lah kenapa gak bisa?" Jawab Justin lagi.

"Diem! Gue gak ngomong sama lu." Kata Niall nutup mulut si Justin.

"Btw lu mau ngapain kesini?" Tanya gue.

"Gue abis nganterin berkas, Ntin besok jangan lupa rapat." Kata Niall beralih kearah Justin.

"Yak santuy, lu temenin gue ya Sha."

"Rapat? Bareng Harry?" Tanya gue pelan.

"Iya, bareng Harry."

"Engga gue gak mau." Kata gue langsung berdiri dan pergi ninggalin mereka.

Gue nutup mata gue sebentar sebelum akhirnya gue balik lagi ke meja itu. Mereka keliatan bingung lebih bingung si Niall sih daripada Justin.

"Please Niall, jangan pernah kasih tau keberadaan gue ke Harry." Kata gue memohon sama Niall.

Lagi-lagi Niall nunjukin muka bingungnya.

"Please Niall, kita temen kan. Lu pacar sahabat gue. Jadi gue mohon bantu gue sekali aja."

Niall ngangguk ragu.

"Good, okay gue duluan ya masih banyak kerjaan." Kata gue basa-basi sebelum pergi ninggalin mereka lagi.


×××

         Gue dorong pintu kaca yang burem ini dan langsung disambut sama Mira, salah satu karyawan yang kerja di perusahaan ini. Btw gue ditempatin di bagian Tata Organisasi Sumber Daya Manusia. Diruangan ini gue gak sendiri ada 4 orang, 2 perempuan dan 2 laki-laki.

"Tasha, kamu bisa bantuin aku ngerekap ini gak?" Tanya Mira. Gue jalan ngehampirin Mira yang keliatan kusut banget.

"Kenapa emangnya?" Tanya gue berusaha sesopan mungkin, walaupun umur gue sama dia gak jauh beda tapi dia lebih dulu kerja disini.

"Ini aku salah semua, sumpah deh Pak Justin udah nanyain ini daritadi."

Gue ngangguk paham.

"Coba sini aku bantu."

Mira minggirin kursinya ngasih ruang buat gue, kebetulan meja gue ada disamping dia jadi langsung aja gue tarik bangku dan mulai bantuin si Mira.

"Kalian udah makan guys!" Tanya mas Adi, salah satu bagian disini.

"Udah." Jawab Mira mewaliki gue sebenernya.

"Okay, lanjut kerjanya."

"Si Julio kemana Mir?"

"Gak tau mas, ish nanya mulu." Kata Mira dibales kekehan kecil dari gue dan juga mas Adi.

Untung mereka bertiga welcome ke gue jadi gue gak canggung-canggung amat, mereka juga keliatan friendly.

Semoga gue betah deh disini.

***

Maap terlalu pendek😭
Gw gak tau nih bakal sering up atau tidak, because sudah mulai sibukan dengan kegiatan pendalaman materi, do'ain ya semoga taun ini gw jadi maba di PTN impian huaaa😭😭😭

Abnormal // H.STempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang