Sesuai hasil kesepakatan Roman dan Dafa yang telah dibicarakan pada Edwin dan Lily, akhirnya rencana makan malam pun terbuat. Keluarga Roman tiba lebih dulu.
Kedatangan Dafa dan Arani, membuat Leo terkejut. Terlebih saat mendapati muridnya yang pintar itu berjalan menghampiri meja keluarganya.
"Arani?!" seru Leo. Arani tersenyum lalu meraih tangan Leo dan segera mencium punggung tangan Leo sebagai bentuk hormat seorang murid terhadap gurunya. Leo tersenyum sambil mengelus rambut Arani. Berbeda dengan Leo yang tak tau apa-apa, rencana makan malam ini, sudah diketahui Arani. Meski gadis itu tidak tau maksud bulus kedua kakek tua itu.
Roman dan Dafa tertawa sambil saling menatap saat melihat Leo dan Arani.
"Wah serasi ya? Udah cocok nih" celetuk Roman. Spontan Leo menoleh ke kakeknya.
"Ah ya.. Leo. Kamu ingat? Ini kakek Dafa. Kamu tau? Ternyata Arani itu cucunya kakek Dafa" kata Roman mengalihkan perhatian Lep. Leo terdiam sejenak.
"Oh ya?!" Sahut Leo "Wah ternyata Arani cucu kakek saya ingat. Apa kabar kek?" tanya Leo.
"Baik nak. Wah kamu ganteng ya sekarang. Semakin gagah" Puji Dafa.
"Jelas dong. Sama seperti kakeknya waktu muda kan?" kata Roman. Semua orang tertawa. Lalu Roman mempersilahkan Arani duduk.
Pesanan makanan sudah siap dan tersaji rapi diatas meja makan mereka. Roman mempersilahkan semua orang untuk segera menyantap makanannya.
"Leo ambilkan lobster mozarela untuk Arani" kata Edwin untuk menguruh Leo yang kesekian kalinya sejak tadi. Leo merasa bingung. Pasalnya, sedari tadi bukan hanya Edwin, tapi kakek dan mamanya terus memerintah dirinya agar bersikap baik dan melayani Arani. Meski begitu, Leo tetap menurutinya.
Acara santap menyantap pun selesai. Makanan sudah tak tersisa. Dan giliran para orang tua berbincang sejenak.
"Oh ya Leo. Arani. Ada yang ingin kakek Roman dan Kakek Dafa sampaikan untuk kalian" kata Edwin. Leo dan Arani spontan menatap kedua kakek tua itu dengan serius.
"Ehm. Kakek akan bicarakan pointnya aja ya" kata Roman. "Leo. Kamu tau kan. Cucu kakek hanya kamu yang belum menikah. Usia kamu pun udah cukup matang untuk menjalin mahligai rumah tangga" kata Roman. Leo menghela nafas malas lalu menundukkan kepalanya. Ia segan jika sudah membicarakan soal hal itu.
"Dan Arani. Seperti yang kamu tau. Sekarang ini kamu hanya diurus kakek. Hidup kita selama ini sulit dalam hal ekonomi. Saat usaha kakek bangkrut. Kakek berhutang pada kakek Roman dengan jumlah yang tidak main-main. Tapi, seperti yang kamu tau. Hidup kita terus susah. Dan hutang kakek pada Roman belum terbayar sepersen pun. Semakin hari. Kakek semakin tua dan ringkih. Tapi, kakek harus tetap dagang demi cita-citamu yang tinggi. Kakek takut usia kakek ngga cukup ra. Belum lagi untuk kebutuhan sekolah mu" tutur kakek Dafa. Arani tertegun.
"Kakek nggak sanggup bayar hutang. Sekeras apapun kakek usaha. Lalu. Kakek Roman menawarkan jalan lain agar kakek bisa melunasi hutang kakek. Yang udah disepakati" lanjut kakek Dafa.
"Apa?" tanya Arani sambil menatap nanar kakeknya.
"Kamu harus menikah dengan Nak Leo" jawab Kakek Dafa.
Uhuk uhuk
Leo yang sedang baru menyesap minumannya, tiba-tiba tersedak. Lily langsung mengusap punggung lebar Leo, hingga keadaannya membaik.
"Apa?! Apa maksudnya itu?" tanya Arani. "Kek. Berapa hutang kakek? Kalo gitu. Aku putus sekolah aja. Aku mau cari kerja dan cicil hutang kakek. Kakek nggak boleh ambil keputusan ini. Aku nggak masalah gagal kuliah. Tapi ini soal nikah. Aku nggak mau. Menikah itu bukan satu atau dua hari. Itu keputusan besar dan nggak main-main" lanjut Arani yang sudah panik bukan kepalang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jodoh Untuk Leo
RandomArani Adelia, gadis 17 tahun yang amat membenci seorang pria berusia 34 tahun bernama Leonardi Keenan Vicente yang tak lain adalah suami sekaligus guru Sosiologi nya sendiri. Pernikahan atas dasar perjodohan dari kedua kakek mereka, membuat mereka t...