Empat Belas

1.1K 77 14
                                    

Sejak tadi pagi Arani mengeluh pusing, ia menolak untuk sarapan. Katanya tubuhnya pun terasa lemas. Jadi, Leo memintanya untuk tidak pergi sekolah hari ini. Sementara Leo harus bekerja.

Namun, saat jam makan siang, Leo izin pulanng setengah hari karena alasan penting. Ia memang berbohong. Tapi itu dilakukannya karena pikirannya terus terbebani saat ia harus meninggalkan Arani dirumah sendirian.

Leo tiba dirumah dan langsung menghampiri kamar Arani.

Tok..tok..tok

"Ra" Panggil Leo. Tak lama Arani membuka pintu kamarnya. Perempuan itu hanya menaikkan satu alisnya sambil menatap Leo. Meski begitu, ia tetap berhasil membuat Leo tersenyum karna kecantikannya.

"Eum... Ra. Ini udah siang. Mau makan diluar bareng nggak?" tanya Leo dengan lembut.

"Nggak usah sok baik,bisa!! Pergi aja sendiri. Lagian lo kok udah pulang sih jam segini? Udah bagus gue sendirian dirumah"

"Hm. Itu saya izin pulang setengah hari. Saya khawatir ninggalin kamu sendirian. Ra.. Emangnya kamu nggak laper?"

"Gue bisa pesen makanan dari aplikasi. Apaan sih? Risih banget gue liat lo sok banget care gitu. Lagian ya gue nggak mau keluar sama lo! Gimana kalo ketemu orang yang kenal kita? Duh gue nggak mau ya digosipin pacaran sama om-om" Kata Arani.

"Hm iya iya" Leo menghela nafas. "Kalo gitu. Kamu jangan pesen makan Ra. Biar saya yang beli makan diluar dan kita makan dirumah. Kamu mau saya belikan apa?"

"Nggak tau! Udah sana pergi!"

BRAKKK

Arani kembali masuk kekamarnya dan membanting pintu cukup keras. Leo tercekat hingga spontan menutup matanya. Ia menghela nafas untuk kesekian kalinya sambil menggelengkan kepala. Setelah menikah dengan Arani. Dirinya terasa sedang senam jantung setiap hari. Dan terapi emosi sebab sikap wanita galak yang kini berbadan dua tersebut.

Leo pun bergegas keluar rumah untuk membeli makanan kesukaan Arani. Saat ia keluar rumah ia berpapasan dengan seorang gadis cantik. Sekali lihat gadis itu, orang akan berpikir bahwa dia orang Jepang.

Ia terlihat panik saat anjing kecil peliharaannya masuk kedalam pekarangan rumah Leo saat pintu gerbang Leo terbuka.

"Eh.. Eh.. Boa Boa. Jangan masuk! Boa!!" seru gadis itu sambil mengejar Anjingnya yang bernama Boa. Leo ikut membantu mengejar anjingnya dan tak butuh waktu lama, Boa sudah tertangkap oleh Leo. Ia menyerahkan Boa pada gadis itu.

"Maaf Kak. Maaf" kata gadis itu sambil beberapa kali membungkuk.

"Nggak apa-apa. Anjingnya lucu" kata Leo. Gadis itu tak bergeming menatap Leo cukup lama sambil tersenyum.

"Namanya Boa. Terimakasih udah bantu tangkap Boa...." kata nya setelah sadar dari diamnya. "Ngomong-ngomong, kayanya aku nggak pernah liat kakak sebelumnya. Pasti baru pindah kesini ya?" lanjut gadis itu menebak.

"Iya. Udah dua hari ini saya pindah kesini. Salam kenal, saya Leo" kata Leo sambil mengulurkan tangannya. Gadis tersebut membalas jabatan tangan Leo.

"Aku Hima. Rumah ku tepat disamping rumah Kak Leo" katanya sambil menunjuk rumah yang dimaksud. Leo mengangguk.

"Yaudah kalo gitu. Aku permisi ya" kata Hima lalu pergi. Leo menaiki motor matic kepunyaannya yang jarang sekali ia pakai. Ia sengaja menggunkan motor karena alasan, membeli makanan tentu tidak akan ke jarak yang jauh. Toh mobilnya sudah terparkir rapi di carport rumahnya. Lalu ia mulai melaju mencari makan. Belum jauh ia melaju, ia melihat Hima berjalan sambil menggendong Boa. Leo menghentikan motornya tepat disamping gadis yang bernama Hima.

Jodoh Untuk LeoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang