Tiga Puluh Satu

1.3K 73 31
                                    

Hujan deras tak berhenti sejak jam pulang sekolah tadi. Waktu sudah menunjukkan pukul 16:20. Leo baru saja selesai bekerja. Untuk mempersingkat waktu dan jarak. Leo berniat melintasi jalan yang tembus kesebuah perumahan yang jaraknya lebih dekat dengan kostannya.

Baru saja ia keluar dari jalan tersebut, dirinya sudah dikejutkan sebuah motor yang melintas disamping mobilnya dengan sangat cepat. Saat tiba disebuah perumahan, motor tersebut tampak melambat lajunya. Dan Leo tersadar bahwa diatas motor tersebut ada Nevy dan Arani. Mereka basah kuyup karena hujan.

Tak jauh dari jarak mobil Leo. Nevy menghentikan motornya. Membuat Leo ikut menghentikan mobilnya. Dan Arani turun dari motor tersebut. Keduanya adu mulut dan suaranya beradu dengan gemercik air hujan yang deras.

Nevy menarik-narik tangan Arani dengan tak sabar. Pertikaian mereka terlihat semakin riuh. Dan seketika Nevy menampar Arani hingga ia terjatuh. Leo terkejut dan melajukan mobilnya kembali lalu berhenti didekat motor Nevy.

Melihat kedatangan Leo, Nevy langsung melepaskan tangan Arani. Leo keluar dari mobil lalu berjalan menghampiri Nevy sambil menatapnya tajam lalu ia mencengkram kerah baju seragam Nevy hingga tubuh pemuda itu terangkat.

BUAGHH

Leo menonjok wajah Nevy lalu kembali mencengkram seragam Nevy sambil mengangangkat tubuh pemuda itu.

"MAKSUD LO APA NAMPAR ARANI?! Hah!!! GUA YANG NAFKAHIN DIA AJA GAK PERNAH KASAR SEDIKIT PUN. TAPI LO BUKAN SIAPA-SIAPA BERANI KASAR!!!" Seru Leo dengan sangat amat lantang. Nevy terdiam. Ia tertohok dengan ucapan Leo yang kian membuatnya gemetar.

"A...ampun.. Maaf Pak.. Leo" kata Nevy. Leo sudah mengangkat tangannya siap untuk menojok Nevy lagi.

"Stop" seru Arani. Leo menoleh dan menghentikan dirinya. Ia pun lantas melepaskan Nevy.

Nevy langsung naik keatas motornya dan melaju meninggalkan Leo dan Arani.

"Ayo masuk ke mobil" kata Leo. Arani mengangguk.

Leo mengambil kaos bersih yang ia selalu bawa untuk cadangan pakaian di jok mobil belakang. Ia juga mengeluarkan handuk kecil untuk diberikan pada Arani.

Dengan cekatan, Leo mengeringkan rambut Arani dengan handuk tersebut. Lalu mengelap bagian tubuh lain yang basah.

"Kamu ganti baju dulu ya pake kaos saya. Takutnya masuk angin kalo nggak ganti" Kata Leo.

"Disini?"

"Eum. Di jok belakang aja. Saya nggk liat kok" Kata Leo. Arani tertunduk dan menahan senyumnya. Ia lalu pergi ke jok belakangan lalu mengganti baju seragamnya menggunakan kaoa Leo.

"Bra nya jangn dipakai kalo basah. Langsung pake kaos aja terus pake sweater saya yang di dalam paper bag itu" Kata Leo sambil menatap keluar jendela. "Ya" Sahut Arani.

Hati Leo berdegup. Seketika ia membayangkan tubuh Arani yang molek. Hingga ia merasa sedikit horny. Ia mengatur nafas agar sedikit dapat mengalihkan nafsunya. Arani kembali ke jok depan setelah selesai mengganti kaosnya.

Leo melajukan mobilnya untuk mengantar Arani pulang kerumah mereka. Sepanjang Leo melajukan mobilnya, ia tak berkata sepatah katapun. Begitupun Arani. Gadis itu tampak kedinginan. Sementara, matanya sudah terlelap. Leo menghentikan mobilnya sejenak untuk menyelimuti Arani dengan jaketnya yang lain. Lalu kembali melajukan mobilnya.

Setibanya mereka dirumah. Arani masih terlelap. Ia terlihat sangat lelah. Sementara hujan sudah reda. Leo keluar dari mobilnya dan menekan bel rumahnya. Tak lama gerbang terbuka. Leo memarkirkan mobilnya dipekarangan rumahnya.

Tampak Ningsih membuka pintu. Leo beralih membuka pintu mobil disebelah Arani bermaksud membopong tubuh Arani karna tidak ingin membangunkannya.

Leo berusaha mencari posisi untuk membawa tubuh Arani. Tiba-tiba Arani terbangun saat posisi Leo berada sangat dekat dengannya. Arani terperanjat dan membuat Leo kaget.

Jodoh Untuk LeoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang