Sembilan Belas

1.1K 69 0
                                    

Hujan dimalam minggu terus mengguyur diseluruh wilayah Jakarta. Membuat Arani yang terlanjur berada diluar rumah harus menunggu hingga hujan reda. Sejak sepeninggal senja yang berganti malam, ia masih bersama Nevy. Seperti muda-mudi pada umumnya yang kencan di malam minggu.

Ini kencan pertama mereka. Nevy begitu antusias menunggu malam ini tiba. Pemuda bernama lengkap Nevy Andreas itu sudah lama menyukai gadis yang saat ini duduk dihadapannya. Tak hentinya ia menceritakan hal-hal yang menurut Arani tidak penting. Kalau saja bukan karna malas berduaan dengan Leo didalam rumah, ia pasti akan tetap dirumah saat ini. Tapi, jika tau akan terasa membosankan seperti ini, mungkin ia akan tetap memilih diam dirumah meski tanpa tau harus melakukan apa. Saat ini, keduanya berteduh di teras ruko yang sudah tutup.

"Hujannya nggak berhenti ya dari tadi. Untung aku lagi sama kamu" Kata Nevy sambil melontarkan senyum yang tak manis menurut Arani. Tapi, gadis itu tetap mengangguk sambil ikut tersenyum. Gadis itu memalingkan lagi wajahnya sambil menatap hujan.

"Romantis banget ya. Kaya di film-film. Hujan begini terus berduaan sama pacar. Aku masih nggak nyangka lho kita bisa pacaran" Kata Nevy lagi.

"Iya Vy" Sahut Arani datar tanpa menoleh ke Nevy. Arani masih menatap hujan sambil melamun. Raganya memang berada didepan pemuda yang sudah menjadi pacarnya itu. Tapi, pikirannya terus saja terusik memikirkan Leo.

Berkali-kali ia menampik untuk memikirkan lelaki sekaligus wanita yang saat ini hanya dirumahnya sendirian. Hingga saat ini ia maaih memegang teguh komitmennya untuk membenci Leo. Namun, semakin ia menampik, ia semakin merasa lelah dan akhirnya membiarkan pikirannya terpelanting dengan sosok suami yang katanya ia benci itu.

Ia masih merasa heran, kenapa Leo masih mempertahankan pernikahan mereka. Padahal sudah jelas dengan sengaja Arani melukai hati Leo bertubi-tubi. Dan yang saat ini jadi pikirannya tidak hanya itu.

Ia kepikiran soal perempuan bernama Ira yang kata Leo adalah mantan kekasihnya. Padahal Arani sendiri tidak memiliki mantan. Ia tidak pernah pacaran sekalipun, sebab yang menjadi tujuan hidupnya adalah kebahagiaan kakek Dafa. Orang tua ringkih gang kini sudahmendapat hidup lebih baik.

Tidak ada waktu untuk gadis itu memikirkan hal sepele seperti pacaran yang hanya membuang waktu. Dan benar saja. Saat menjalani masa pacaran yang baru seumur jagung dengan Nevy pun ia sadar ini hanya buang-buang waktu. Tapi ia harus tetap bertahan hingga waktu yang ia sendiri tidak tau mau sampai kapan.

Arani adalah gadis cantik dan menggemaskan yang memiliki otak cerdas, prestasi yang bagus dan rajin. Itu sebabnya banyak lelaki yang penasaran dan menyukai nya. Arani pernah bermimpi, memiliki suami yang baik dan mampu mengerti dirinya. Lalu saat setelah menikah dengan Leo ia sadar mimpi itu sudah terwujud. Tapi, bukan pernikahan dengan cara ini yang ia inginkan. Semua prestasi yang ia dapatkan, ia bangun semata-mata karna ingin mendapat beasiswa ke perguruan tinggi yang ia cita-citakan. Bukan malah mendapat hidup dengan materi yang berlebih dan masa depan yang menjanjikan seperti saat ini. Ia masih ingin merasakan susahnya berjuang demi menggapai puncak mimpinya.

Masalah lain yang membuat pikirannya tertuju pada Leo adalah saat sore tadi ia menemukan Leo yang basah kuyup. Ia terlihat kusut dan pakaiannya pun terlihat berantakan. Yang lebih anehnya ia terlihat tergopoh-gopoh keluar dari rumah Hima.

"Kamu mikirin apa sih Ra? Kayanya aku doang yang dari tadi cerita ini itu. Kamu dong cerita apa kek gitu" Protes Nevy saat sadar Arani hanya diam saja.

"Aku ngantuk Vy. Kedinginan juga" Sahut Arani.

"Yaudah sini, senderan di pundak aku. Tidur aja nanti aku bangunin...Terus nih kamu pake" Kata Nevy saat membuka jaket kulit warna coklat yang selama ini setia menemaninya. Lalu ia pasangkan ditubuh Arani.

Jodoh Untuk LeoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang