Tiga Puluh

1.2K 81 0
                                    

Mobil Leo tiba di parkiran kost. Ketiganya turun dari mobil dan menuju kamar kost Leo yang berada dilantai dua.

"Ayo masuk, maaf agak berantakan" kata Leo sambil menyingkirkan beberapa barangnya yang terhampar sembarangan.

"Wajar pak kamar laki-laki berantakan. Apalagi laki-lakinya jomblo" ledek Vita. Leo terkekeh.

"Kalian mau minum apa?" tanya Leo.

"Es kopi ada pak?" tanya Arani. "Itu lho es kopi yang didepan" lanjutnya.

"Dih lu apa deh ra. Nolak diajak kesini tapi ditawarin minum malah bikin repot" celetuk Vita.

"Nggak apa-apa kok. Toh deket. Sekalian saya juga mau. Kamu juga sama Ta?" tanya Leo. Vita mengangguk sungkan. "Tunggu ya"

Tentu saja Leo terima direpotkan. Ia sama sekali tidak keberatan jika harus direpotkan istrinya itu. Sebab sudah lama sekali ia tak mendengar Arani meminta sesuatu padanya.

Leo pun keluar dari kamar kostnya.

"Eh beresin kamar pak Leo yuk. Dia kan udah tolongin kita tadi. Terus anter pulang. Meski diajak kesini tapi dia mau repot beliin minum" kata Vita.

"Ih apaan deh ta. Nggak ah. Nanti ada barang yang aneh-aneh lagi. Lagian ya. Dia itu guru. Wajar lah dia tolongin kita. Dan yang dianter pulang itu lo bukan gue. Rumah lo tinggaal ke gang satu lagi kan?" sahut Arani.

"Tenang aja nanti pasti dianter pak Leo kok. Kan dia bilang mau anter kita"

"Hm gak tau ah. Ta, kayanya diluar langit mendung deh. Udah mau magrib juga. Kaya nya gue balik sekarang aja deh ta" kata Arani.

"Apaan sih Ra? Lo sendiei yang minta dibeliin es kopi terus lo mau pulang? Lagian Pak Leo masih diluar"

"Kenapa sih lo, kekeuh banget mau disini?"

"Ya karena gue males dirumah ra. Lu kan tau belakangan ini rumah gue itu isinya ribut mulu" kata Vita. Arani menghela nafas.

"Lagian gua mau tau. Soal lo dan Pak Leo"

"Tau apa lagi Ta? Kan udah dijelasin sama Pak Leo"

"Ra, kita temenan udah lama banget. Jujur ya Ra. Sebenernya gue udah denger gosip ini dari Tifanny. Gue mau tanya lo, tapi kata Alvin nggak usah ikut campur. Dia juga bilang nanti juga lo akan cerita sendiri. Tapi nyatanya lo nggak cerita apapun. Dan gua ngerasa makin kesini lo tuh ada yang disembunyiin"

"Ngomong apa sih lo? Gue nggak punya rahasia kok. Gue nggak ada apa-apa sama Pak Leo. Lo sendiri bilang kan percaya gue nggak main om-om"

"Bukan gitu juga Ta. Gue percaya sama lo. Ya bagus kalo lo nggak macem-macem. Cuma gue agak ragu aja sama penjelasan Pak Leo"

"Terserah lo deh ah"

Tak lama Leo datang dengan tiga es kopi dan beberapa cemilan. Leo meletakannya ditengah-tengah mereka.

"Kalian udah makan belum? Makan bareng yuk. Saya yang traktir" kata Leo.

"Duh pak, ini aja bapak beli cemilan banyak gini belum dimakan. Udah ditawarin makan aja. Kan jadi enak pak" kata Vita bergurau. Leo pun tertawa sambil mengangguk.

"Agak gerah ya. Saya mandi dulu sebentar ya, kalian jangan kemana-mana. Diluar gerimis" kata Leo. "Siap pak"

Tidak sampai 20 menit. Leo sudah selesai mandi. Diluar hujan semakin deras. Sementara Arani dan Vita masih asik bergurau dan mengobrol.

"Pak Leo. Ih porno" kata Vita lalu tertawa saat Leo keluar dari kamar mandi dan hanya memakai celana pendek, ia masih bertelanjang dada. Menunjukkan dadanya yang bidang serta lengannya yang berotot. Lalu Arani sibuk memalingkan wajahnya yang merona.

Jodoh Untuk LeoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang