Enam Belas

1.1K 78 34
                                    

Matahari kian meninggi dan teriknya terasa sukses membakar ubun-ubun. Namun, tak mematahkan semangat para murid SMA Bina Citra Satu, sebab pihak sekolah mengumumkan bahwa ada rapat guru yang mengharuskan mereka semua pulang lebih awal. Padahal jam masih menunjukkan pukul 12:30.

Arani bersama Vita berjalan menyusuri lapangan menuju keluar dari gerbang neraka. Keduanya berpisah sebab Vita pulang bersama pacarnya. Alvin. Pemuda yang cukup populer dikalangan sekolah karna prestasinya didalam ekskul basket.

Arani berdiri didepan gerbang. Bingung harus pulang dengan cara apa, karena Leo harus menghadiri rapat guru, sementara tidak ada angkot menuju rumahnya. Terlebih Hpnya mati dan ia tidak bisa pesan ojek online. Padahal kepalanya terasa sangat pusing. Jadi terpaksa ia harus berjalan mencari ojek pangkalan.

"Arani!". Sontak ia menghentikan langkahnya dan menoleh. Nevy tergopoh-gopoh mengejar Arani.

" Lo mau kemana?" Tanya Nevy saat sudah berhasil menghampiri Arani sambil mengatur nafasnya yang terengah-engah.

"Mau pulang lah" Kata Arani.

"Gue anterin ya"

"Eh nggak usah" Kata Arani.

"Lo mau pulang naik apa?"

"Eum lagi nyari ojek sih. Solalnya hp gue mati"

"Tuh kan yaudah sih sama gue aja". Arani berpikir sejenak. Ia enggan menerima tawaran Nevy tapi kepalanya sudah terasa pusing tujuh keliling.

"Hm yaudah deh"

"Tunggu didepan gang ya. Gue mau ambil motor". Arani mengangguk dan langsung meuju depan gang sekolah.

Tak lama Nevy kembali dengan motor ninja kesayangannya. Arani langsung naik keatas motor Nevy lalu mereka bergegas pergi.

Tak sampai 30 menit, keduanya tiba di kediaman Leo dan Arani. Gadis itu pun turun dari motor Nevy.

"Thanks ya udah nganterin gue. Kalo gitu gue masuk dulu" kata Arani.

"Sama-sama. Eh.. Btw gue nggak disuruh mampir dulu gitu?" tanya Nevy. Arani menaikkan kedua alisnya.

"Eh mampir?" Arani lantas melirik jam tangannya. Ia berpikir jika sekolah harus pulang jam 12:30 artinya rapat guru akan berlangsung lama. Jadi akan tidak masalah kalau ia mempersilahkan Nevy mampir kedalam rumahnya.

"Ya kalo nggak boleh nggak apa-apa Ra"

"Eum boleh kok boleh. Yaudah masuk aja" kata Arani lalu menekan remote control gerbang rumah. "Wih canggih juga rumah lo" kata Nevy.

"Ini rumah om gue. Bukan rumah gue kok" kata Arani.

"Ya sama aja kan"

"Yaudah masuk yuk"

"Kakek lo kemana?" tanya Nevy.

"Eum kakek gue lagi nggak disini" kata Arani. Nevy hanya mengangguk.

"Duduk vy" Kata Arani. Nevy mengangguk. Arani duduk disebelah Nevy setelah mengambil dua kaleng softdrink.

"Gue ganti baju dulu ya" kata Arani. "Jangan lama-lama ya" sahut Nevy. Arani mengangguk.

Tak butuh waktu lama, Arani sudah mengganti pakaiannya dan pergi menemui Nevy lagi.

"Om lu kerja??" tanya Nevy. Arani mengangguk.

"Pulang jam berapa?"

"Nggak tau" kata Arani. Nevy mengangguk. Pemuda itu tersenyum lalu merapatkan posisi duduknya pada Arani lalu merangkulnya.

"Apaan sih Vy" kata Arani menepis tangan Nevy. Ia terkekeh. "Kenapa? Ada yang marah?". Arani terdiam sejenak. Dalam hati ia ketar-ketir khawatir jika Leo tiba-tiba pulang. Karna Arani tak berniat memberitahu siapa Om yang ia maksud.

Jodoh Untuk LeoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang